Aku menelan ludahku.
Jantungku masih berdegup kencang karena mendengar ucapan kaget Lian ketika aku menjawab bahwa aku adalah siswi dari kelas F, kelas dimana semua muridnya dianggap sebagai siswa yang memiliki level paling bawah dalam pelajaran di sekolah.
"Jadi, kau dari kelas 2F? Sungguh?" herannya padaku seakan-akan ia tak percaya bahwa akulah siswi kelas 2F.
"I..iya." jawabku dengan nada yang tertunduk dan terbata-bata. Akankah ia akan memakiku karena aku tak selevel dengan kelasnya yang high class itu?
"Wah, itu keren, aku belum pernah mengenal siswa kelas 2F sebelumnya, aku dengar dari kawanku kelas B bahwa kelas F adalah kelas yang paling solid dan tangguh. Mereka kuat menjadi bulan-bulanan para guru, kalian juga selalu bahagia dan merasa tidak tertekan dengan pelajaran." ucapnya dengan memandangku penuh decak kagum.
Kali ini aku terperangah takjub memandang sosok pria bernama Lian ini, syukurlah kali ini aku tidak dihina atau dihujat oleh pria baik macam dia. Tapi, mengapa ia menyukai kelasku padahal kelasku di cap buruk dan dianggap sebagai apel busuk oleh setiap orang yang mendengar namanya.
"Tapi, bukankah kelas A itu adalah kelas unggulan dan kelas unggulan selalu menjadi kebanggaan sekolah, tidak seperti kelasku yang selalu menjadi bahan incaran untuk melakukan pembullyan." gumamku yang memandang wajah sampingnya terlihat hidung Lian yang tajam meruncing dan bulu matanya yang lebat nan panjang. Benar-benar aku seperti berada di samping sosok malaikat yang turun ke bumi, parasnya mampu menyihir perhatian setiap kaum hawa yang melintas, kurasa inilah Jianghan tiruan kedua lihatlah wajah mereka hampir mirip, hanya berbeda sifat Jianghan sangat jutek dan Lian sangat ramah dan baik hati.
"Kau salah, menjadi seseorang di kelas unggulan itu tidak menyenangkan dan terkadang juga melelahkan, terlebih lagi di dalam kelas kau selalu bersaing dalam akademik, kau ingin menjadi yang sempurna di kelas, kau menjadi berambisi dan haus untuk menjadi bintang kelas, kau tahu hingga sekarang masih belum ada yang bisa mengalahkan kepintaran Xiao Jianghan, aku benar-benar kagum pada kelasmu, Lin yang tidak berpikiran untuk bersaing dalam akademik. Beruntunglah kau bisa menjadi bagian dari mereka." jelas Lian sontak yang membuatku diam tanpa kata, aku tak percaya bahwa Lian akan berbicara seperti ini.
Aku tak tahu jika kelas A selalu bersaing dan berambisi seperti itu, pantas saja sikap Jianghan sangat sombong, ternyata dia pria yang pintar di kelasnya.
"Aku senang bisa bertemu denganmu, Lin. Aku belum pernah memiliki seorang teman dari kelas F sebelumnya." ucapnya yang membuatku kaget, aku hanya meringis membalasnya aku tak tahu lagi apa yang harus kukatakan padanya.
"Lin?" panggilnya memanggil lembut teduh namaku.
"Iya, Lian." jawabku dengan menoleh ke arahnya dimana ia berdiri. Terlihat Lian mulai mengernyitkan dahinya.
"Bisakah kita berteman?" tanyanya dengan menyodorkan lekungan indah di bibirnya.
Aku mengangguk mengiyakan tawarannya tuk menjadi teman sosok pria yang baru saja kutemui karena insiden tabrakan yang tak sengaja tadi. Kulihat tawa kecil yang merekah di wajah Lian terlihat bibirnya sayup-sayup mengucap kata terima kasih atas pernyataanku padanya.
Hari itu, hari yang paling menyenangkan yang pernah kurasakan, aku bisa bertemu dan berteman dengan sosok Lian si siswa dari kelas A, Karena selama ini aku tak punya teman dari kelas A. Dia pria yang tampan dan juga baik hati tak seperti Jianghan yang cuek dan sangat menyebalkan itu.
Ini pertama kalinya ada seorang siswa dari kelas lain yang memuji kelasku. Amat langka rasanya bila memikirkan hal baik seperti ini, ini seperti keajaiban dari 1001 kesempatan yang ada, karena dipikiran mereka tak ada yang bagus dari siswa dan siswi di kelas F.
"Yuan Lin!" teriak seseorang memanggil keras namaku sontak membuat langkah kakiku terhenti dan kepalaku mulai menoleh dan mencari asal suara keras yang mengganggu telingaku.
"Kemana saja kau? Kami mencarimu kesana kemari." ujar Shu In yang memarahiku dengan menaruh kedua tangannya tepat di pinggangnya. Aku hanya menggaruk kepalaku dan bersikap tak tahu apa-apa.
"Maafkan aku, aku tadi pergi ke halaman sekolah membaca buku romance ini hingga aku lupa jika kalian menungguku di kantin." jawabku yang meringis unjuk gigi sembari tanganku mengangkat tinggi sebuah buku yang kubaca, Romeo dan Juliet.
Shu In dan Fen mulai menghela napas panjangnya seakan ia memaklumi sifat anehku belakangan ini. Mereka mencoba menggandeng pergelangan tanganku dan mengajakku untuk pergi ke Kantin tuk membeli makanan kecil sembari duduk-duduk di kursi coklat khas milik kantin sekolah.
"Tadi aku sempat bertemu dengan Jianghan, dia di kelilingi tiga orang gadis sekaligus karena mereka bertanya soal matematika. Aku sangat takjub dengannya." ucap Fen dengan menyedot segelas soda yang ada di hadapannya. Shu In hanya mengangguk mengiyakan.
"Apa kau tidak cemburu dengan gadis-gadis itu, Lin?" tanya Shu In yang mulai menyidikku karena aku melamun.
"Ah, tidak. Kalian tahu, tadi aku tak sengaja bertemu dengan sosok pria tampan ." ucapku dengan menatap serius mereka
"Pasti pria itu adalah Jianghan, seperti biasanya kau ceritakan pada kami, aku sudah tidak heran kau selalu memuji pria sombong seperti dia."
"Bukan, ini berbeda dia adalah Zhai Lian. Teman sekelasnya Jianghan. Dia sangat tampan dan ramah sekali."
Terlihat Fen mulai tersedak dan mata Shu In mulai terbelalak kaget mendengarku mengucap kata Zhai Lian.
"K..Kau bertemu dengan Lian, si anak konglomerat itu?" tanya Fen kali ini dengan sangat serius sepertinya ia terkejut bercampur dengan decak kagum.
"Anak konglomerat? Apa maksudnya?" Tanyaku yang tak percaya mendengar ucapan Fen yang menyebut bahwa Lian adalah anak dari seorang konglomerat. Fen mulai menghela napas panjangnya.
"Apa kau tidak tahu, Lian itu adalah anak dari konglomerat terkaya di Beijing, ayah ibunya pemilik saham besar sebuah perusahaan game."
"Apa?!" ucapku yang terkejut mendengar pernyataan Fen tentang sosok pria yang baru saja ku tabrak di jalan.
"Bukan hanya itu saja, dia adalah pria incaran Min Lilly, kau harus berhati-hati padanya, salah langkah kau bisa habis diterkam serigala macam mereka." nasihat Fen padaku
"Min Lilly anggota Girls Out itu?" ucapku dengan mata yang terbelalak dan sesekali ku menelan ludahku.
Fen mulai mengangguk mengiyakan sembari memetikkan jarinya seakan ucapan yang kuutarakan itu sangat tepat. Zhai Lian sosok pria yang kutemui tanpa sengaja adalah incaran Min Lilly bagaimana bisa pria baik seperti dia disukai wanita jahat seperti Lilly.
Girls Out adalah genk paling populer dan berpengaruh di sekolah dengan beranggotakan tiga gadis kaya dan fashionable, mereka adalah Yui Xin Lie, Min Lilly dan Yuna Hao. Mereka berasal dari kelas B, bukan hanya cantik tapi mereka juga sangat pintar hanya saja mereka jahat dan sering melakukan hal yang semena-mena pada orang yang tak selevel dengannya.
Mungkin karena mereka anak sultan hingga membuat mereka benar-benar berkuasa di lingkungan sekolah.
Aku tak tahu jika Zhai Lian adalah incaran hati dari Min Lilly. Apa yang harus aku lakukan, jika sampai Lilly tahu aku sudah berkawan dengan Lian bisa habis aku dimaki dan dipermalukan olehnya.
Bagaimana jika para Girls Out tahu bahwa aku dengan Lian sudah berkawan denganku?