Chereads / will dream's come true? / Chapter 33 - As You Wish

Chapter 33 - As You Wish

" Berduaan aja nih? Abang gak bakal di ajak? "

Seketika aku dan Indra menoleh ke arah datang nya suara. Di sana sudah ada Bang Rion dengan sebelah lengan sudah bersandar di pintu kamar dengan tangan bersedekap di dada.

" besok kita ngedate berdua ya kak? Ndra bobo dulu. " setelah berkata demikian Indra mencium pipi ku dan berbaring, lalu menyelimuti diri dengan selimut tebal milik nya. Indra sama sekali tak mempedulikan bang Rion yang bersedekap di ambang pintu.

Melihat sikap Indra aku hanya menggelengkan kepala.

" Ndra, terus kakak gimana balik ke kamar kakak nya? atau kakak tidur samping kamu aja nih? "

sementara bibir ku bicara tangan ku mengisyarat kan bang Rion agar tak pergi kemana pun.

" Kakak gak boleh tidur deket aku, aku kan tisur nya gak bisa diem entar kaki kakak malah makin parah" " terus gimana dong? "

"kan ada mahluk noh di ambang pintu "

dia tak bergerak sama sekali tetap memunggungi aku dan bang Rion.

" emang tu mahluk boleh masuk kamar kamu gitu?"

" kalau tujuan tu mahluk buat bantuin kakak aku fine "

Setelah mendengar jawaban Indra bang Rion pun segera melesat masuk ke kamar , tapi aku tahu tujuan bang Rion bukan untuk membantuku. Dia malah menindih tubuh Indra dengan tubuh nya.

" Abang.... berat.... minggir "

namun bang Rion tak bergeming dia tetap dalam posisi nya walaupun Indra memberontak.

" Bang.... sakit... aku susah napas... "

" Bang kasian ih... katanya tadi sama de abang mau minta maaf "

akhir nya bang Rion pun duduk di samping Indra berbaring, tapi Indra justru beringsut bersembunyi di belakang ku.

" Ndra kamu apaan sih, geli ah " pasal nya Indra menempelkan kedua tangan nya di punggung ku, dan wajah nya dia benamkan di pundak kiri ku.

" Indra gak mau deket bang Rion kak, nanti Indra bisa bener - bener kehilangan nyawa " masih dengan wajah yang menempel di pundak ku.

" Ndra, abang minta maaf ya? Abang tahu abang udah kelewatan sama kamu. Untuk yang barusan abang juga maaf, abis abang kesel sih kamu pake manggil abang sama sebutan mahluk "

" abang.... niat gak sih? " tegur ku sama bang Rion, karena dia minta maaf tapi dengan nada bercanda.

" iya lah.... Ndra, maafin abang ya. Janji gak gitu lagi deh "

Indra akhir nya mandongak menatap bang Rion.

" abang janji? "

" iya janji, tapi besok ngedate nya jangan berdua dong. ajak abang juga " bang Rion berujar demikian dengan nada merajuk.

pengen gue tampol deh ni abang satu.

" oke, tapi besok Abang harus beliin apapun yang aku atau kak Dream mau. Gimana? " Indra sambil mengedipkan sebelah mata nya ke arah ku.

" itu sih palakan ! " protes bang Rion.

" oh... aku sih gak apa, ngedate aku sama kak Dream juga bakal tetep jadi kok. Dengan atau tanpa Abang. "

" ah gak asik nih... De bantuin dong... " bang Rion kini menatap ku dengan pandangan memelas.

Aku pun hanya menjawab dengan gelengan.

" gimana bang? " Indra kembali mengintrupsi. Kini Indra sudah duduk di samping ku dan berhadapan langsung dengan bang Rion.

" iya deh iya " akhir nya bang Rion pun mengalah demi adik - adik nya, Indra dan aku pun ber tos ria.

.....

Minggu pagi ini bang Rion benar - benar menepati janji nya, dia mengajak ku jalan - jalan ke taman dekat komplek perumahan kami.

Pagi ini aku memakai kaos abu gelap berlengan pendek dengan celana training berwarna hitam sedang untuk alas kaki aku cuma pake sendal jepit.

Bang Rion sudah lengkap dengan pakaian yang biasa ia kenakan untuk jogging.

oh ya aku saat ini pake kursi roda ya untuk jalan nya, dari rumah bang Rion sama Indra yang bergantian mendorong kursi ku.

" bang kalau mau jogging udah sana aja, De bisa tunggu di sini kok " bang Rion membawa ku ke bawah pohon mangga yang lumayan rindang di sisi jogging track.

" gak ah, nunggu Indra dulu aja. kasihan kamu nya "

" entar keburu panas bang kalau nunggu Indra dulu, udah sana aja! "

" gak ma--- "

" Dream biar sama saya aja bang " Seseorang berbicara di belakang ku.

Tapi tunggu, suara itu....

" Gerhana "

" kenapa bisa di sini? " tanya ku pada Gerhana sambil melihat nya dari atas sampai bawah. Dia memakai kaos tanpa lengan warna biru tua , celana jogging warna hitam, dan sepatu lagi warna dark grey.

" cowok habis olahraga itu seksi ya De? liatin nya gitu amat " bang Rion berbisik di telinga ku.

" aw... aw.... aw... Dream Allive Abraham... " bang Rion menggeram karena perur nya aku cubit

" nyebelin "

melihat ku yang menekuk wajah seketika tawa bang Rion pecah, sedang Gerhana hanya menatap heran ke arah kami.

" ya udah kalau gitu, abang titip anak manja ini ya " ucap nya sambil mulai berlari

" ABANG!!!! " Tanpa pikir panjang aku pun melempar salah satu sendal jepit yang aku pakai, namun meleset.

" mau diambil gak tu sendal? " Gerhana kini sudah berdiri di belakang ku dan sudah memegang kursi roda yang aku pakai.

" gak usah udah mau buntung juga "

" Lo tuh aneh ya, sendal mau buntung masih di pake. gimana kalo tiba - tiba buntung waktu lo lagi jalan "

" heh, gue pake tu sendal karena gue gak bakal pake kaki gue dulu. Cuma aksesoris aja lah istilah nya "

kini dia berpindah ke depan lalu berjongkok di hadapan ku.

" maaf semua ini salah gue " tangan nya terulur untuk mengelus kaki ku yang masih dibalut perban di bagian tumit.

aku pun segera meraih kedua tangan nya

" hey... sejak kapan kau jadi sok perhatian dengan seorang gadis ? Dengar, yang terpenting untuk saat ini bukan masalah siapa yang salah. Tapi bagaimana cara memperbaiki semua yang masih bisa kita perbaiki. "

" Tapi tetap saja lo sakit karena gue udah nolak Lea dan lebih memilih buat ngejar lo "

" oke. sekarang gue tanya sama lo. Kalau seandai nya lo tahu Lea bakal lakuin semua ini sama gue, apa waktu itu lo mau terima perasaan nya dia? "

" ya enggak lah, mana bisa "

" oke, berarti lo harus berhenti buat nyalahin diri lo. Kita ambil hikmah nya aja sekarang bahwa... "

" berkat Lea gue jadi tahu perasaan lo sama gue, dan gue bisa lebih deket sama lo, dan lo gak bisa ngehindar lagi dari gue"

" kok lo seenak nya aja motong omongan gue! bukan gitu lah... "

" tapi itulah yang terjadi sayang..."

mendengar dia mengucapkan kata sayang di depan ku, dengan tangan ku yang di genggam nya ditambah pandangan nya tak berpindah dari mata ku, membuat sensasi panas tersendiri yang menjalar hingga ke wajah ku.

" hey... kenapa ini jadi merah gini sih? " dia menegur ku sambil menyentuh sebelah pipi ku dengan tangan besar nya.

" karena hari udah mulai siang dan cuaca panas banget. Dah ah, gue mau ice cream "

aku mencari alasan sambil memalingkan wajah ku.

Ku akui aku menyukai cara nya memperlakukan ku, tapi aku juga malu diwaktu yang bersamaan. Karena selama ini lelaki yang berada di sekitar ku hanya Ayah, Bang Rion, dan juga Indra.

Aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk dekat dengan siapa pun kecuali mereka.

" as you wish my Lady " ucap nya sambil membungkukan badan ala pelayan istana kerajaan, lalu mendorong kursi roda ku menuju stand penjual ice cream.