Di ruang tamu tampak sangat hening. Tidak ada yang berbicara sama sekali saat ini, begitu juga dengan Kendrik dan Bram namun kedua orang itu saling bertatap mata. Entah apa penyebab kedua orang itu seperti itu.
Sedangkan Aley hanya bisa menahan senyumannya melihat Kendrik yang begitu posesif. Ia tahu sahabatnya itu, memiliki sebuah perasaan yang begitu mendalam, bahkan sejak Jeslin pergi kuliah keluar negeri. Kendrik sangat bersedih mendengarnya, sahabatnya itu memanglah sejak dulu menyimpan perasaan kepada adiknya namun Kendrik tetap saja tidak ingin mengatakan yang sejujurnya. Kendrik tetap memilih untuk memendamkan perasaan itu sendiri, tanpa mengungkapkannya.
"Bram, kamu kenapa?" tanya Jeslin yang kebingungan melihat Bram terus menatap ke arah Kendrik.
"Hah?"
"Kamu kenapa?" tanya Jeslin.
"Ah, tidak apa-apa, kok," jawab Kendrik.
"Oh, ini minumlah jus nya," ucap Jeslin mempersilahkan Kendrik untuk minum dan laki-laki itu mengambilnya langsung.