Jeslin sudah kebingungan mencari alasan supaya Kendrik cepat pergi dari ruangannya karena jika ada laki-laki itu, ia merasa hidupnya tidak pernah tenang sama sekali.
"Duduklah!" perintah Kendrik.
Mendengar perintah yang terucap dari mulut laki-laki itu seketika membuat tubuhnya terasa panas dingin sekarang. Namun, Jeslin juga tidak dapat berbuat apa-apa karena dirinya juga lelah berdiri, apa lagi setelah melakukan operasi tadi. Sehingga ia pun duduk berhadapan dengan Kendrik akan tetapi matanya tidak memandang sedikit pun ke arah Kendrik.
"Aku ingin kamu terima saja perjodohan itu!"
"Apa!" Jeslin langsung saja berdiri, kedua bola matanya melotot dengan tajam. Ia tidak habis pikir dengan apa yang dikatan Kendrik yang terdengar begitu mudah mengatakannya.
"Duduklah!" ucap Kendrik yang langsung saja menarik tangan Jeslin hingga gadis itu terduduk diam membisu.