Chereads / Skizofrenia Lee (Jaehyun - NCT) / Chapter 10 - The Fact 2

Chapter 10 - The Fact 2

Orang yang membekam Sam itu menarik tubuhnya agar tertunduk di bawah jendela, dan orang itu ialah Doyoung. Saat ini Sam masih terengah-engah ketakutan, alih-alih betistirahat—Doyoung malah menarik lagi Sam ke suatu pintu kecil yang biasanya digunakan pelayan untuk menuju ke setiap ruangan di kastil ini.

Mereka menelusuri lorong itu melewati beberapa pintu sekat untuk bersembunyi. Sam lihat tak ada tanda-tanda Jeffio yang mengikutinya dari belakang.

"Doy, kamu dari mana sih?" tanya Sam.

"Sttt, nanti aku jelasin. Kita sembunyi dulu," ujar Doyoung.

Saat sampai di ujung lorong, terdapat sebuah pintu yang dipasangi segel polisi. Sontak mereka ragu untuk masuk kedalam ruangan itu, Sam yang tidak lagi kuat untuk berlari kini ambruk terduduk di lantai.

"Please Doy, aku cape," ujar Sam.

Brug.

Terdengar suara dobrakan pintu di belakang sana, mungkin itu Jeffio. Saat suara derap langkah makin mendekat, Doyoung memutuskan untuk masuk ke dalam pintu mencurigakan itu-disusul Sam yang terseret tarikan lengan Doyoung.

Saat masuk kedalam, mereka sempat ternganga melihat begitu banyaknya barang-barang aneh yang terpajang, tetapi mereka memilih mendorong lemari terlebih dahulu untuk menghalangi seseorang masuk dari pintu itu.

"Doy, tempat apa ini?" pekik Sam.

Doyoung menggeleng kaku diikuti dengan sorotan matanya yang mulai mengitari area ruangan itu. Terdapat begitu banyak barang antik dan juga benda-benda berbentuk aneh yang terpampang di depan mereka. Luas ruangan ini mungkin tak sebanding dengan luas rumah Sam, ini seperti sebuah ruang artefak keluarga.

Dan saat mereka mengitari ruangan itu, Sam mendapati sebuah cermin yang memantulkan cahaya didepannya. Sontak Sam mendekat, alih-alih melihat refleksinya sendiri— dia melihat dirinya yang lain sedang menoleh ke belakang sambil mengatakan sesuatu. Lantas Sam berekspresi kaget, seolah dirinya yang ada di cermin itu ialah orang lain.

Sam menoleh ke belakang, "Doy, coba lihat!"

"Eh, tunggu dulu." Sam menyadari bahwa yang ia lakukan itu sama persis yang dilakukan bayangannya di cermin tadi.

Sontak ia melihat lagi ke arah cermin, dan melihat Doyoung datang menghampirinya di cermin itu. Sesaat kemudian, Doyoung pun datang mendekati Sam. Sam sadar bahwa cermin itu menunjukkan refleksinya di beberapa saat yang akan datang, seperti gambaran masa depan.

Begitu banyak benda aneh di sini, mungkin mainan Finding Christ juga salah satu benda aneh yang mereka temukan saat terjebak di gudang bawah tanah kastil.

"Apa ini?" tanya Doyoung.

"Aneh, coba aja kamu lihat sendiri. Itu bayangan kita beberapa saat kedepan." Ujar Sam sambil menunjukkan jarinya ke arah cermin.

Sementara Doyoung melihat refleksinya di cermin, Sam mendekat ke arah lemari kaca yang ada di sudut lain ruangan. Dia merasa ada suara desisan aneh yang datang dari arah lemari itu. Di saat yang sama, Doyoung memekik kaget ketika melihat bayangan Sam di cermin yang berlumuran darah berlari ke arah dirinya dengan ketakutan.

Dan saat Sam makin dekat dengan lemari itu, terlihat bayangan hitam di lantai. Seperti seseorang yang sedang bersembunyi disana.

"SAM, MENJAUH DARI SANA!!!" teriak Doyoung.

Sam terperanjat saat melihat seseorang yang memegang pisau di tangannya, itu Jesslyn.

"Shit!" pekik Sam.

Lantas Sam berlari ketika sadar Jess mulai menyeringai. Doyoung yang ada di depan menyisiri area ruangan itu dengan matanya, hingga menemukan tirai hitam yang menutupi barang-barang yang menumpuk di ruangan itu. Ia pun menarik Sam untuk bersembunyi disana, alih-alih berlari menghindari Jesslyn.

Doyoung menutup mulut Sam dengan tangannya, berjaga-jaga agar Sam tidak berteriak ketika akan bersembunyi. Padahal Sam sudah tidak tahan lagi berteriak dalam hatinya sejak tadi.

Sam dan Doyoung masih diam membatu setelah bersembunyi di balik tirai, sangat gelap. Sementara Jess dengan langkah anehnya mengitari ruangan dengan tatapan matanya yang penuh dendam.

"Kakak?"

Kini Doyoung mendengar suara Jess memanggilnya, suara parau itu membuat Doyoung terhening dan hendak pergi keluar melihatnya.

"T-tolong Kak, aku takut," ujar Jess.

Doyoung mengira kini Jess sudah kembali, tapi Sam menahan gerakan Doyoung yang hendak keluar dari persembunyian mereka.

"Dia bukan adikmu-jangan kesana," bisik Sam.

Tangan Sam yang satunya bertumpu pada dinding di belakangnya, dia meraba-raba dinding itu dan menemukan lubang besar di bagian bawah. Sontak ia terkejut dan mencoba memeriksa lubang di belakangnya itu.

Sam menunjukkan lubang itu kepada Doyoung yang masih penasaran terhadap adiknya. Saat mereka lihat, lubang itu seperti lubang bekas yang dibuat seseorang untuk dilewati. Mereka pun mencoba masuk ke dalam dan tanpa sengaja luka Doyoung yang baru tertutup perban mengenai serpihan kayu lubang itu.

"Argh," pekik Doyoung.

Jess yang berada di luar sontak menoleh ke arah datangnya suara, sementara Sam dan Doyoung dengan cepatnya menelusuri lubang sempit itu dengan berjalan jongkok.

"Gotcha, come on—hide and seek is so childish," ujar Jess yang mendekati tirai.

Saat tirai itu dibuka olehnya, tidak ada Doyoung dan Sam-yang ada hanya tumpukan barang dan lubang, jalan Sam dan Doyoung kabur dari sana.

Jess kembali menampakkan wajahnya yang menyeringai, matanya hitam pekat dan urat-urat kelabu terlihat di sekitar lehernya.

.

.

.

Lubang yang dilalui Sam dan Doyoung itu menuju suatu tempat. Tak henti-hentinya Sam berdoa agar sesuatu yang buruk tak menunggu mereka di depan sana. Doyoung merintih kesakitan ketika ia sadar lukanya itu mengeluarkan lagi darah yang menetes di setiap langkahnya.

Mereka kini menemui ujung lorong itu dan keluar dari sebuah lubang ventilasi perpustakaan kastil yang luas. Dan yang membuat mereka terkejut, disana terdapat Mark, Emily, dan Taeyong yang terduduk di meja perpustakaan.

"Sam, Doy!!!" sahut Emily yang menyadari keberadaan mereka.

"Astaga apa yang terjadi? Are you okay?" tanya Mark melihat keadaan Sam yang berbeda dari terakhir kali mereka bertemu.

"Well-Jeffio mengejarku di ruang Paman Hyeon dan Jess tiba-tiba muncul di ruang artefak kastil ini," jelas Sam.

Sementara yang lain saling menatap kaget mendengar hal tersebut, Emily langsung membuka suatu buku dan menunjukkan sesuatu kepada Sam dan Doyoung.

"Okey, ini aneh tapi kurasa ini berhubungan. Lihat, kami menemukan buku ini ketika menyusuri perpustakaan," sahut Emily.

"Ehem," Mark menyenggol Emily yang hendak menjelaskan.

Emily memutarkan bola matanya. "Okey-okey, Mark yang menemukan buku ini. Puas sekarang?"

"Okey. I just tell the truth," gumam Mark.

Emily merespon Mark dengan tatapan matanya yang membulat. Sam mengernyitkan alisnya dan menatap heran ke arah Taeyong. Tetapi Taeyong terkekeh dan mengangkat kedua bahunya untuk merespon Sam. Dia merasakan aura pertengkaran telah terjadi antara Mark dan Emily saat dia dan Doyoung tidak ada.

"Sam, ingat yang aku bilang ada aura aneh di sekitar Jeffio?" tanya Emily.

Sam pun mengangguk dan makin serius mendengarkan penjelasan Emily.

"Yes, that's what I mean. Dan ini terjadi sekarang, sepertinya dipengaruhi roh jahat. Kalian mau tahu lagi apa anehnya?"

"Apa?" sahut Doyoung.

"Julia Jung, Jung Jeffio. Mereka Jung bersaudara. Lihat fotonya!" ucap Emily.

Sam dan Doyoung pun memekik kaget, rasanya mereka sedang berusaha menemukan ujung benang kasut yang ada dalam kastil ini. Sam menyadari saat dia melihat tatapan tajam pada foto Julia yang ia rasakan juga pada Jeffio yang mengejarnya tadi.