Chereads / Jawara Paranormal / Chapter 12 - Melewati Batas

Chapter 12 - Melewati Batas

Pusaka yang Satria asah sampai hari ini tidak bisa memberikan perlawanan setimpal bagi kedua siluman ini.

Satria menggunakan jimat perusak untuk menambah daya serangnya.

Meski dia sendirian, dia tidak takut dengan hal yang akan terjadi padanya, karena rasa dendamnya terhadap siluman sudah tidak bisa terbendung lagi. Dia akan menghabisi semua siluman, itulah alasannya menjadi dukun.

Tubuhnya tidak berhenti bergerak, berapa kali dia menggunakan pusakanya dia akan terus melawan.

Setelah Rosa dengan keras mengomeli Jaka, akhirnya pria yang bisa dibilang sebagai dukun terkuat disini bisa bangkit dari keterpurukannya.

Dia kembali ke medan perang.

"Akhirnya pria terkuat bangkit juga, aku menunggu arahan darimu pemimpin."

Kata Satria dengan senyuman sinisnya.

"Maaf sudah menunjukan diriku memalukan, kita akan selamat dari tempat ini, aku pastikan itu dengan nama klan Majapahit."

Jaka kembali setelah mengalami keterpurukan, dia mengangkat pusakanya sebagai bentuk perlawanan. Menghadapkan kepalanya ke depan musuh di depannya, dia tidak lagi merasakan namanya ketakutan.

Di lain sisi, Sutri yang hampir saja merenggangkan nyawanya terselamatkan berkat bantuan kecil dari Satria.

Sutri membuka matanya.

"Sutri! Syukurlah, aku pikir aku kehilangan dirimu."

Manna menitikan air matanya.

"Aku lemah tidak bisa melindungi dirimu, aku benar-benar seorang pecundang."

"Tidak, kau bukan seorang pecundang, hanya saja musuh kali lebih kuat daripada musuh kita sebelumnya."

"Sihirnya hilang, itu ulah orang itu lagi bukan."

Sutri melihat sekelilingnya bahwa sihir Lampir sudah tidak ada lagi, meski buram dia melihat Satria yang sedang melawan kedua siluman itu.

"Aku malu mengakuinya, tapi itu memang benar, dia yang melenyapkan sihir itu. Orang yang tidak akan pernah aku maafkan.... tapi dia yang menyelamatkan kita, dirimu dan semuanya. Dia tidak takut dengan apa yang dia hadapinya, meski sendirian dia akan melawan."

"Kalau begitu aku tidak boleh diam seperti ini."

Sutri bangun dari pangkuan Manna.

"Aku akan tunjukan kekuatanku padanya, akan aku lepas limitku."

Manna kaget mendengar yang Sutri katakan.

"Jangan! Jangan lakukan itu Sutri!."

"Kali ini aku tidak lepas kendali, aku jamin itu."

Rasa percaya diri menyelimuti diri Sutri, dia menjamin akan bisa mengendalikan kekuatannya yang sempat lepas kendali.

Sutri adalah pengguna teknik 'Khimaira' yang menggunakan kekuatan siluman hewan untuk memurnikan siluman, bersama dengan pusaka miliknya yang berbentuk cakar dia adalah dukun penyerang yang kuat.

Sebelumnya Sutri pernah lepas kendali saat dia melepas limitnya, pengguna teknik 'khimaira' memiliki limit yang membatasi kekuatan mereka. Dengan melepas limit seluruh tubuh mereka akan dikuasai kekuatan siluman, namun berkat itu mereka akan lebih kuat secara signifikan.

Saat itu dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya, dia menyerang semua orang termasuk Manna.

Sutri yang sadar dengan apa yang dilakukan tidak bisa memalingkan wajahnya dari orang yang ingin dia lindungi, dia malah melukai orang yang penting baginya.

Oleh karena itulah dia terus melatih dirinya agar tidak melakukan itu, kali ini agar bisa menyelamatkan orang yang penting baginya, sekali lagi dia harus menggunakan kekuatan tersebut.

Manna khawatir dengan Sutri jika dia mengalami hal itu lagi, rasa sayang mereka berdua antar satu sama lainnya yang menguatkan mereka hingga tidak bisa terpisahkan.

Sutri melepaskan limitnya, dia bergumam.

Tubuh Sutri dipenuhi kekuatan siluman serigala es.

Salah satu mayat hidup menyerang Manna dan dukun yang tidak bisa bertarung, dengan sekejap mayat hidup itu langsung hilang tanpa bekas.

"Aku tidak akan kalah lagi."

Manna melihat bahwa Sutri hanya ingin melindunginya, begitu juga dengannya yang ingin melindungi Sutri.

Sebenarnya sihir Manna sudah mencapai batas, dia terlalu banyak menggunakan energi spiritual. Kutukan api hitam yang Manna keluarkan sebelumnya telah menghabisi setengah energi spiritualnya.

Rosa merasakan bahwa Manna sudah banyak kehilangan energi spiritual, maka dari itu dia memanggil Ami yang seorang tabib.

"Ami tolong kamu kembalikan energi spiritual Manna, kita membutuhkan bantuannya untuk bisa mengalahkan siluman ini."

Tanpa banyak bicara lagi, Ami menggunakan kemampuannya untuk mengembalikan.

"Akan aku kembalikan energi spiritualmu secepat mungkin, tolong bersabarlah."

Perempuan berambut pendek dari klan Majapahit melakukan apa yang dia bisa, dia bukanlah dukun tipe petarung dan tidak bisa menggunakan sihir serangan. Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk membantu para dukun lain, dengan kemampuannya sebagai tabib.

Dia membuat lingkaran gaib untuk mempercepat pengisian kembali energi spiritual, selain itu Rosa menggunakan bantuan roh untuk mempercepat proses tersebut.

Para dukun yang tidak bertempur dengan legenda urban melindungi satu sama lain dari mayat hidup yang menyerang mereka.

Sutri melindungi dukun lain, meski begitu semuanya percuma bila makhluk yang kamu bunuh kembali hidup lagi.

--Sihirnya yang mempercepat regenerasi mereka--

Rosa menyadari jika yang mereka lakukan itu percuma bila makhluk yang menghidupkan mereka tidak mati.

--Kita hanya bisa berharap bahwa mereka bisa mengalahkan siluman itu--

Satria dan Jaka mengerahkan segala kemampuan mereka untuk melawan siluman tersebut. Tapi tidak ada yang bisa mereka lakukan, segala hal yang mereka lakukan tidak ada yang berhasil.

Jaka memberikan kode kedipan mata untuk Rosa.

Pusaka yang Rosa bawa, Lonceng Puja Pusaka. Dia menggoyangkan kembali lonceng itu, seperti sebelumnya setiap goyangan lonceng itu membuat Jaka menjadi lebih kuat daripada sebelumnya, bisa dibilang kekuatan pusaka itu memberikan energi ke dalam tubuh Jaka.

"Baiklah kita mulai kembali."

Jaka bergerak begitu lincah, dengan pusaka keris yang dia bawa, Jaka memainkan kerisnya seperti sebuah tarian.

Cepat, dia sangat cepat, tebasannya banyak memberikan luka kepada Garuda.

--Pergerakaannya sangat lincah, sangat berbeda dengan sebelumnya--

Satria bisa melihat kualitas dari salah satu petinggi klan Majapahit, dia memperlihatkan kemampuannya yang hebat dalam menggunakan kedua pusaka miliknya.

Satria tidak hanya diam saja, dia juga ikut melakukan perlawanan.

Banyak mayat hidup mengganggu pertarungan antara Jaka dan Garuda, tapi itu semua bukanlah masalah yang besar, selama Jaka memakai pusaka sucinya.

Jaka menghabisi semua mayat hidup yang ada di hadapannya, hanya dalam beberapa detik saja. Dengan diperkuat kekuatan pusaka suci yang memberikan energi spiritual.

Di lain sisi Satria menggunakan kemampuannya bersama Arya untuk membunuh Garuda yang menghalanginya untuk memurnikan Lampir, tanpa menghabisi Lampir semua ini tidak akan berakhir.

"Pertunjukan yang menarik, berusahalah agar bisa tetap hidup."

Lampir memperhatikan pertarungan yang terjadi dengan duduk di singgasanannya.

Dia menunggu putus asa para dukun yang berani menentangnya dan mencoba mengalahkannya.

Ami saat sedang mengembalikan energi spiritual Manna, dalam beberapa menit lagi Manna bisa menggunakan kutukan api hitam untuk memusnahkan semua mayat hidup ini.

"Maaf sudah merepotkanmu dukun klan Majapahit."

Kata Manna yang merasa bahwa dia sudah merepotkan.

"Panggil saja aku Ami, kita rekan disini dan kita harus bisa mengalahkan siluman itu."

"Kalah begitu aku mohon bantuannya Ami."

"Tentu saja, sebentar lagi energi spiritualmu akan kembali."

Para dukun lain juga melakukan hal yang bisa mereka lakukan untuk bertahan hidup.

"Satria, bagaimana keadaan disana?."

"Cukup buruk mas Arya, aku dan Jaka tidak bisa menembus siluman Garuda itu. Kita harus memikirkan sebuah cara untuk memisahkan mereka berdua."

"Begitukah... sebenarnya aku kepikiran sesuatu, tapi aku ragu cara ini akan berhasil."

"Kita coba saja semua cara agar bisa berhasil dari sini."

Setelah mengatakan itu, Arya pergi ke tempat Rosa berada.

"Rosa, kamu seorang dukun pemanggil roh, apakah kamu bisa memanggil roh agung?."

"Roh agung?!."

Roh agung adalah roh yang memiliki keistimewaan daripada roh lainnya, sebuah roh hanya kumpulan energi tanpa adanya raga. Dengan kata lain roh hanya berbentuk jiwa saja tanpa adanya raga.

Namun, roh agung adalah roh yang telah memiliki raga, maka dari itu mereka merupakan entitas yang lebih tinggi dari roh.

Hanya beberapa orang saja yang memiliki kemampuan memanggil roh agung, dikarenakan saat dukun memanggil roh agung diperlukan persembahan yang berhubungan dengan roh agung tersebut.

"Aku belum pernah memanggil roh agung karena itu adalah hal yang sulit, tapi kita butuh persembahan untuk memanggilnya?."

Arya mengeluarkan permata dari saku bajunya, dan memberikannya kepada Rosa.

"Gunakan permata ini sebagai persembahan, aku tidak tau roh agung apa yang berhubungan dengan permata ini. Tapi setidaknya dengan ini kita bisa memiliki kesempatan untuk melawan para siluman ini. Cepatlah ini demi hidup kita semua, tolong Rosa."

Rosa tidak bisa banyak berbuat dalam pertarungan ini, kekuatan roh yang dia panggil sudah tidak berguna, dia juga hampir kehabisan energi spiritual, jika ini terus terlanjur dia hanya menjadi beban bagi yang lain, hal yang Arya katakan mungkin saja bisa menyelamatkan dirinya dan dukun lain.

"Aku mengerti, akan aku lakukan."

Arya dan Rosa membuat lingkaran gaib, kemudian mereka menaruh permata itu di dalamnya.

"Aku tidak yakin hal ini akan berhasil, tapi akan aku kerahkan seluruh kemampuanku."

Rosa belum pernah sekalipun bisa memanggil roh agung, karena makhluk ini tidak sesederhana roh yang biasa di panggil, butuh kemampuan dan keahlian dalam memanfaatkan energi spiritual.

Lingkaran gaib sudah tergambar.

Kemudian Rosa membaca mantra pemanggilan roh.

[Munculah, munculah, wahai roh agung.

Wujudkanlah sebuah kehidupan.

Wujudkanlah jalur hidupmu.

Dalam lingkaran kebenaran ini]

[Jeevaa Bulaava Dena]

Makhluk berintensitas tinggi keluar dari lingkaran gaib yang dia buat.

Sosok yang keberadaannya berada di tingkat yang berbeda, makhluk itu memiliki kekuatan yang setara dengan legenda urban.

Dia memanggil roh agung untuk ikut dalam pertarungan ini.

Roh agung yang memiliki pengetahuan dan memiliki kesombongan, dialah Paimon. Muncul sebagai pria besar yang mengobarkan api neraka, dengan bara api panasnya dia sanggup membakar apapun yang ada di depannya.

Rosa dan Arya terkejut dengan roh agung yang mereka panggil.

"Paimon!."

Lampir yang duduk disinggasanannya terkejut dengan apa yang para dukun lakukan, mereka dapat memanggil jin.

"Benarkah ini terjadi, hahahaha tak kusangka ada dukun dari kalian yang bisa memanggil roh agung."

Satria yang juga melihat kemunculan roh agung untuk pertama kalinya terdiam seribu bahasa.

Rosa berada di level yang berbeda hingga bisa memanggil roh agung.

Untuk bisa memanggil roh agung dibutuhkan persembahan yang berhubungan dengan asal muasal roh tersebut.

Permata yang Arya gunakan sebagai persembahan, nampaknya memiliki keterkaitan dengan Paimon.

Paimon berbicara kepada orang yang memanggilnya.

"Gadis muda, katakan apa perintahmu."

"Tolong Roh Paimon yang agung, kalahkan musuh yang ada di depanku."

"Perintahmu akan aku laksanakan."

Paimon mengamati musuh yang dikatakan oleh orang yang memanggilnya. Dengan kekuatan api neraka seluruh mayat hidup itu langsung hangus tak berbekas.

Lampir tersenyum sinis saat melihat anak-anaknya hangus terbakar tak tersisa sedikitpun.

Sebelum seluruh mayat hidup yang dia panggil hancur semua, dia memerintahkan Garuda untuk melawan Paimon.

Tak disangka ternyata Garuda dapat memberikan perlawanan yang cukup bagi Paimon.

"Sayang sekali karena kau belum berkontrak dengan roh agung itu, kekuatannya bukanlah kekuatan sebenarnya."

Seperti yang Lampir katakan bahwa memanggil roh agung diperlukan kontrak yang sudah terjalin, dan bila memanggil tanpa kontrak maka kekuatan yang roh agung tersebut bukanlah kekuatan optimalnya.

Karena raja di dunia roh masih belum mengizinkan.

Kesempatan untuk menyerang Lampir sudah terbuka, Jaka dan Satria langsung menyerang Lampir yang sudah tidak terjaga oleh Garuda.

"Begitu ya, kalian menggunakan roh itu supaya Garuda disibukkan."

Serangan mereka berdua langsung tertahan hanya dengan jari jemarinya saja, padahal mereka sudah melihat adanya peluang, tapi jarak kekuatan mereka sangatlah jauh.

Jaka dan Satria langsung terjatuh ke tanah.

"Kalian pikir semudah itu untuk menyerangku, menggelikan sekali. Baiklah akan aku perlihatkan kekuatanku sebenarnya pada kalian semua."

Lampir mengangkat tangannya dan memuncul petir hitam.

Petir itu langsung melukai banyak dukun, semuanya berada dalam kondisi yang cukup kritis.

Lampir langsung mendekati Rosa yang pada saat itu sedang di jaga oleh Arya.

Dalam sekejap saja Arya terhempaskan jauh.

"Orang ini sangat menganggu. Sekarang hanya ada kita berdua saja, gadis kecil."

Di depan Rosa saat ini dia berhadapan dengan salah satu legenda urban, dia sudah dipastikan akan dibunuh.

"Kau sangat mengganggu biarkan kau yang jadi pertama orang yang aku bunuh."

"Ti-tidak tolong jangan."

Rosa berkeringat dingin dan meneteskan air mata ketakutan.

"Bila pemanggil roh mati, maka roh itu akan kembali ke dunia roh. Jadi lebih baik kau mati sekarang juga, karena dirimu sangat mengganggu.

Jaka tidak dapat bergerak karena dia baru saja menerima serangan yang cukup parah, seluruh bagian tubuhnya terluka parah. Sendi, otot, dan tulangnya seperti retak, robek dan patah, Jaka tidak dapat melindungi Rosa.

"Tunggu, jangan sentuh dia! Aku mohon padamu!."

Teriak Jaka yang memohon agar Rosa tidak dibunuh oleh Lampir.

"Maaf saja gadis ini harus mati disini."

"Tidak!!!."

Satria dengan cepat bangkit dan berlari ke arah Rosa, dia menggunakan kaki bagian kirinya dan menendang siluman tersebut agar menjauh dari Rosa. Kemudian Satria mulai menyerang dengan membabi buta, serangan itu tidak bisa diprediksi.

"Ternyata seperti itu ya, pria yang menarik."

Tubuh Satria dipenuhi dengan rajah, Satria menggunakan teknik 'Atma'.

"Tak kusangka masih ada dukun yang menggunakan teknik tersebut."

"Hah, apa yang kau katakan nenek tua? Ini adalah teknik yang akan memurnikan dirimu."

"Akhirnya terjawab juga alasan mengapa kamu bisa lepas dari lilitan ularku."

"Maksudmu ulat bulu?, itu mudah bagiku untuk lepas dari mereka."

"Besar juga bicaramu, akan kubuat kematianmu menjadi targis."

Jaka bernapas lega ketika orang yang dia sayangi berhasil selamat dari maut, dia memandang Satria yang penuh dengan rajah di seluruh tubuhnya.

Semua dukun melihat apa yang Satria lakukan, dia kembali melukai siluman Lampir tersebut.

Dukun lain terkejut ketika mengetahui bila masih ada dukun yang menggunakan teknik tersebut.

--Sudah aku duga ada yang aneh darinya, dia benar-benar sesuatu--

Manna tidak terlalu terkejut ketika mengetahui bila Satria dapat menggunakan teknik yang sedikit orang bisa melakukannya, teknik dimana dukun membakar jiwa mereka.

Manna juga menyadari bila kutukan yang tertanam dalam tubuh Satria sudah menghilang sejak dia berhasil menebas lengan Lampir.

Kekuatan teknik itu bisa menghilangkan berbagai kutukan ataupun sihir.

"Butuh waktu bagimu untuk mengumpulkan kembali energi spiritual yang sebelumnya sudah kamu gunakan untuk lepas dari kutukanku ya."

"Aku benci mengakuinya tapi memang benar aku butuh waktu untuk bisa menggunakan teknik ini kembali. Bisa tidak kita hentikan obrolan ini karena aku tidak bisa terlalu lama menggunakan wujud ini."

"Pria yang jujur aku menyukainya."