Ekspedisi terjadi akibat adanya kemunculan reruntuhan kuno yang ada di Pegunungan Sewu.
Satria menjadi salah satu dukun yang ikut berpartisipasi dalam ekspedisi ini, alasannya karena dia membutuhkan uang untuk menghidupinya.
Selama ekspedisi berlangsung, anggota ekspedisi di kejutkan dengan kemunculan mayat hidup yang menyerang mereka.
Para anggota tim terbagi menjadi 2 kelompok, yakni kelompok yang menyusuri reruntuhan ini untuk mencari warga desa yang terperangkap di dalam reruntuhan ini, dan satu lagi membantu mengeluarkan mereka.
Kelompok pencari dibagi menjadi 2 kelompok, dan Satria ikut dalam kelompok yang dipimpin oleh Jaka.
Saat berada di lorong mereka di kejutkan dengan munculnya mayat hidup lain, tapi tidak seperti sebelumnya mayat hidup ini adalah hewan buas. Ada singa, beruang, harimau dan hewan bertaring lainnya.
Satria langsung menggunakan gerakan cepatnya untuk bisa melawan musuh yang ada di depannya.
Langkah kakinya begitu ringan hingga dia seperti sedang menari.
Sutri yang hampir saja diserang sekawanan serigala, langsung tertolong berkat gerak cepat Satria.
"Jaga dirimu dengan baik, akan sangat aneh bila gadis manis sepertimu di makan oleh mereka."
Sutri merasa jika ungkapan yang keluar dari mulut Satria adalah sebuah penghinaan besar baginya. Dia memedam amarahnya, dia semakin kesal ketika dia diremehkan oleh orang lain terutama dari Satria yang sudah melakukan tindakan tidak bermoral padanya.
Kumpulan hewan mayat hidup ini terus bergerombol dan jumlahnya semakin banyak, mungkin lebih banyak daripada serangan mayat hidup sebelumnya.
Satria dan Jaka yang berada di garis depan mulai menggurangi jumlah mayat hidup yang menyerang mereka, meskipun jumlahnya tidak bisa berkurang cukup drastis.
Jika ini dilakukan terus menerus akan membutuhkan waktu yang lebih banyak.
Manna adalah seorang ahli nujum, dia memiliki kemampuan mengeluarkan kutukan. Manna mengeluarkan buku sihirnya dan mulai merapal mantra kutukan.
[Sang malaikat maut turun dari surga,
Jatuh hingga menuju dalamnya neraka,
Tuhan tidak tahu siapa yang salah,
Tuhan tidak tahu siapa yang benar,
Hanya kematian datang bagai api hitam.]
[Kedavra de Avadra]
Kutukan yang dia ucapkan adalah melenyapkan segala musuh yang ada di depannya. Api hitam keluar dari tubuh mayat hidup tersebut, apinya semakin besar dan membakar tubuh mayat hidup hingga mereka menjadi abu.
Kekuatan sejati dari ahli nujum adalah kutukannya, dia mengutuk semua mayat hidup itu untuk hilang dari hadapannya.
Dengan rapalan mantra kutukan, jumlah mayat hidup yang menyerang mereka berkurang drastis. Tanpa Manna sadari dia melemahkan penjagaanya, dari belakang ada mayat hidup yang akan menerkamnya, pada saat itu dia memerintah Satria yang terkena kutukan majikan dan budak untuk menjadi perisai dagingnya.
--Satria datanglah dan jadilah perisai daging untukku.--
Kata-kata yang terpintas dalam pikiran Manna membuat tubuh Satria bergerak, lehernya terasa panas dan dia menjadi perisai daging bagi Manna.
Beruntung Satria menggunakan pusakanya untuk menghabisi mayat hidup tersebut.
"Dasar wanita sialan! Kau menyuruhku menjadi perisai dagingmu, tindakanmu keterlaluan!.
"~Ara, bukankah sudah jadi tugasnya anjing melindungi majikannya. Seekor anjing tidak boleh membantah perintah majikannya."
Satria tidak bisa melakukan apapun selain mengerakkan tubuhnya ketika ada perintah dari Manna.
Rosa menggunakan kekuatan para roh untuk menghilangkan keabadian dari mayat hidup tersebut.
Sedikit demi sedikit jumlah mereka semakin berkurang.
Sutri menggunakan teknik 'Khimaira', yang merubah bagian tubuhnya menjadi tubuh hewan agar bisa memberikan perlawanan yang sepadan seperti yang Jaka dan Satria lakukan.
Sutri adalah dukun dengan kemampuan merubah bagian tubuhnya, dengan kemampuan itu dia mendapat kekuatan hewan yang bisa membantunya mengalahkan siluman atau musuh yang ada dihadapannya.
Teknik 'Khimaira' adalah teknik yang digunakan oleh dukun dengan memasukkan gen siluman hewan ke dalam tubuh manusia.
Tangan Sutri berubah menjadi cakar berlapis es, kekuatan siluman hewan yang ada dalam dirinya adalah serigala es.
Giginya mengeluarkan taring sama seperti seekor serigala, dan dia juga memiliki ekor putih di bagian belakang tubuhnya.
Pergerakannya menjadi sangat berbeda ketika dia mengaktifkan kemampuannya, dia menjadi lebih cepat dan lebih brutal daripada sebelumnya. Teknik yang Sutri gunakan merupakan salah satu teknik kuno yang menggabungkan tubuh manusia dan tubuh hewan yang dinamakan 'khimaira'.
Ini pertama kalinya Satria melihat seorang dukun dengan kemampuan hewan.
Satria yang tadi menyombongkan dirinya sekarang malah terlihat lebih payah daripada sebelumnya.
"Oya, lambat sekali gerak kakimu itu, mungkinkah kamu lelah, jika begitu lebih baik beristirahat saja."
"Tidak perlu karena aku masih kuat."
Pertarungan dengan kumpulan mayat hidup ini telah selesai.
"Khimaira, ya tidak kusangka gadis kecil sepertimu dapat menggunakan teknik kuno itu."
Meskipun yang Satria maksud adalah Sutri, tapi orang yang menyombongkan kehebatannya bukanlah Sutri sendiri melainkan Manna.
"Tentu saja Sutri memang hebat tidak sama seperti sampah sepertimu."
"Sebenarnya aku orang yang tidak terlalu suka mencari ribut, tapi itu berbeda ketika berhadapanmu denganmu. Sekarang juga lepaskan mantra kutukan ini, kau tadi ingin menjadikanku perisai daging, bukan."
"~Mana mungkin aku melakukan tindakan sekeji itu kepada temanku sendiri. Kamua tidak boleh asal menuduh seperti itu, aku orangnya cukup sensitif ketika di fitnah seperti itu."
Dengan polosnya Manna membantah tudingan Satria yang menjadikan dirinya sebagai perisai daging untuknya.
"Sudahlah jangan ribut terus Manna, anjingmu ini tidak berhenti menggonggong terus, bisakah kamu buat dia untuk diam."
"Gadis kecil keparat..."
Ucapan yang Sutri katakan bukan malah membuat Satria diam melainkan dia malah memperkeruh suasananya.
"Kalian berdua hentikan itu, kita satu tim alangka baiknya jangan membuat perpecahan diantara tim ini."
Rosa menjadi penengah dari ketegangan diantara mereka berdua, tepatnya antara Manna dan Sutri dengan Satria sendiri.
Jaka memeriksa ruang yang Rosa rasakan adanya unsur kehidupan di dalamnya, tetapi tidak ada apapun di dalam sana.
"Rosa benarkah disini kamu merasakan kehidupan, tapi disini tidak ada apapun."
Kata Jaka sambil memastikan ruangan di dalam sana.
"Aneh sekali, sebelumnya aku merasakan energi kehidupan disini tapi ternyata tidak ada. Maaf setelah aku periksa lagi energi hilang itu hilang begitu saja."
"Mungkin saja ini ulah pemilik reruntuhan ini untuk mengacaukan kita, kupikir bergerak secara terpisah akan membuat kita menjadi sasaran empuk. Sebaiknya kita kembali bersama."
Manna mengutarakan pendapatnya, memang masih menjadi misteri adanya reruntuhan ini.
"Kamu benar sebaiknya kita kembali, aku merasakan firasat yang kurang enak."
Rosa menghubungi tim kedua melalui panggilan roh.
Bersamaan dengan firasat itu, Rosa mendapat panggilan dari tim kedua.
"....Tolong.... Kami...."
Sebuah permintaan tolong, seperti yang Jaka firasatkan bahwa terjadi sesuatu dan nampaknya semua itu sudah terlambat.
***
Sebelum mendapat panggilan, kelompok Arya menghadapi masalah.
Arya dukun dari klan Kartanegara, senior dari Satria berada di tim yang berbeda dengan Satria.
Sebagai dukun senior kemampuan dan pengalaman yang dia miliki lebih daripada Satria. Dia menjadi ketua kelompok 2, dengan kemampuannya tersebut dia menjalankan tugasnya.
Arya adalah tipe orang yang cukup baik mengendalikan pergerakan dukun lain, dia orang yang tenang dan penuh perhitungan, perintahnya yang responsif dan fleksibel beberapa kali menyelamatkan dukun lain yang ada di kelompoknya.
Setelah melalui pencarian yang lumayan lama,kelompok 2 tidak berhasil menemukan korban tersisa. Dengan rasa penyesalan mereka kembali ke tempat pertemuan dimana Rosa menandakan tempat itu dengan sihirnya.
Pada saat sudah berada di tempat, Arya dikejutkan dengan tumbangnya dukun yang ada di kelompok 3.
"Apa yang sudah terjadi disini? Kalian semua cek semua kondisi rekan kita."
Tubuh para dukun itu terasa dingin sekali, seperti nyawa dalam tubuh mereka sudah keluar. Napas mereka terasa berat, seluruh tubuh mereka membiru.
"Bagaimana keadaan yang lain."
Ami salah seorang dukun dari klan Kartanegara memeriksa kondisi dukun disekitarnya dan berkata.
"Semuanya memiliki kondisi yang sama, sepertinya ada yang menyerap energi mereka."
"Dimana korban yang bersama mereka? Seharusnya dia ada di sekitar sini."
Korban yang dimaksud adalah orang yang berhasil mereka selamatkan beberapa saat yang lalu, orang itu belum terlihat kembali sejak kedatangan Arya bersama anggota kelompoknya.
Bersamaan dengan itu anggota dukun di kelompok 2 memunculkan gejala kelelahan, mereka semua merasa pusing dan berkunang-kunang. Arya menyadari jika ada bau aneh yang terbang disekitar mereka, bau itulah yang membuat orang-orang meraskah kelelahan.
Arya langsung menutup hidungnya dan menyuruh yang lain untuk melakukan hal yang sama.
"Semuanya, tutup hidung kalian! Ada bau aneh yang tercium."
Sayang sekali, disaat Arya menyadari itu dan ingin mengatakannya pada mereka, seluruh anggota dukun di kelompoknya sudah tergeletak tak berdaya. Dia terlambat mengatakan itu pada mereka, sayang sekali hanya beberapa detik dia lebih cepat mungkin saja mereka semua masih bisa terselamatkan.
Korban yang menghilang, muncul di depan Arya.
"Sepertinya semuanya sudah tidak berdaya dengan obat ini ya."
Korban itu memegang sebuah lentera yang menghembuskan bebauan yang membuat para dukun tidak berdaya dan tergeletak lemah.
Dia mematikan lentera tersebut.
Arya yang masih sadar langsung muncul dari kumpulan dukun yang tergeletak lemah, dia memalsukan dirinya terkena benda itu.
"Sayang sekali masih ada satu orang yang masih sadar."
Arya langsung menyergap korban yang sudah membuat keadaan menjadi segenting ini.
"Kau, masih sadar!?."
"Tentu saja aku tidak tertipu dengan trik murah itu, kau membakar obat pelumpuh dalam lentera itu. Jika aku tidak sadar dengan bau ini dan menghirupnya terus menerus tentu saja tubuhku akan lumpuh."
Saat dia melihat Arya, dia langsung mengecengkan celanannya dan berlari menjauh dari Arya.
Tapi tidak semudah itu untuk lari dari Arya.
Dia menangkap dan menjatuhkan korban itu, Arya menguci tubuhnya agar tidak bisa lepas semudah itu.
"Tidak perlu melawan, kau harus mengatakan tujuanmu melakukan itu."
"Tidak, tidak, tidak lepaskan aku, aku harus melakukan itu jika tidak aku akan mati."
"Apa maksudmu itu, katakan padaku!."
Arya tidak bisa menahan korban itu lebih lama lagi, dia akhirnya lepas dan lolos dari jeratan Arya.
Korban itu langsung mengigil, dia mendengar sebuah perintah dari atas kepalanya.
"Maaf, maafkan aku tidak bermaksud begitu, tolong ampuni nyawaku."
Tingkah konyol korban itu membuat Arya tidak memahami apa yang terjadi.
Lalu raut wajah korban itu mendadak berubah, dia melangkah ke hadapan Arya, kemudian.
Ada lubang kecil di tubuh Arya, seonggok tangan menembus tubuhnya.
"Ini salahmu, ini salahmu, ini salahmu."
Kata korban itu kepada Arya.
Darah mengalir deras, Arya memundurkan langkahnya.
Saat korban itu berbalik, lubang beras muncul di dadanya. Luban itu berasal dari serangan Arya yang baru saja menggunakan ilusi pada mata korban itu.
Arya adalah dukun spesialis ilusi, dia bisa menciptakan ilusi dan mematahkan ilusi.
Darah yang keluar dari tubuh Arya bukanlah darah sebenarnya, dia masih dalam keadaan sehat.
"Ternyata kaulah penyebab banyak orang yang menghilang ketika masuk ke dalam tempat ini, bukankah seperti itu budak siluman."
Korban yang mereka selamatkan adalah salah satu budak siluman.
"Aku tidak tau siapa tuanmu, tapi kau bertugas mencari daging manusia untuk siluman itu."
Budak siluman adalah manusia yang memasrahkan hidupnya kepada siluman.
"Benar aku adalah budak siluman, tuanku akan membunuhmu wahai dukun yang terhormat. Tuanku adalah pemilik tempat ini, kalian semua sudah mati jika menginjakan kaki di tempat ini, hahaha."
Meski tubuhnya sudah berlubang, orang itu masih bergerak.
"Orang yang hilang itu, kaulah yang membuat mereka semua bukan, semua mayat hidup itu adalah warga desa ini bukan."
"Benar sekali aku menipu warga desa agar mereka datang kesini, mereka semua mati, hahaha."
"Lalu 12 orang penambang itu hanyalah omong kosong yang kau buat, lalu kepala desa itu juga adalah budak siluman."
"Benar, kau cerdik juga berbeda dengan mereka semua, yang langsung mudah tertipu."
Sebenarnya Arya sudah menyadari kejanggalan dari ekspedisi ini, tapi dia tidak memiliki bukti untuk mengatakan itu.
"Semua yang masuk kesini akan mati, itulah yang tuanku perintahkan padaku, untuk mencarikan tumbal manusia."
Arya mengeluarkan pusaka miliknya, saat dia akan menebas orang itu.
Tiba-tiba saja dia melihat fenomena yang baru saja terjadi, sebuah cincin turun dan masuk ke dalam tubuh manusia. Orang itu langsung menerima pemberian kunci yang berasal dari tuannya.
"Oh tuanku terimakasih atas hadiah yang kau berikan padaku."
Cincin yang masuk ke dalam tubuh merubah orang itu menjadi sosok siluman.
Sang Garuda itulah sosoknya yang sekarang.
Arya tak bisa bergerak setelah mengetahui siluman Garuda berada di hadapannya, dia membeku sekejap.
Kepakan sayap Garuda membuat Arya terhempas cukup jauh.
Saat dia merasa hidupnya hampir saja mati, dia terselamatkan dengan jimat pelindung.
Orang yang sudah menolongnya adalah Ami.
"Arya, cepat lari."
"Ami, bagaimana bisa, bukankah kamu pingsan karena terkena racun?."
"Untung saja, Rosa memanggil roh untuk melindungi kita, saat aku sadar tubuhku lumpuh aku meminta para roh untuk menghilangkan racun itu, semua dukun yang tadi pingsan sekarang sudah kembali."
Benar seperti yang Ami katakan, semua dukun yang sebelumnya lumpuh kembali sehat berkat roh energi yang Rosa panggil untuk mereka.
"Aku tak percaya ada siluman Garuda yang lahir dari tubuh manusia."
Kata Ami yang tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang.
"Kamu benar, aku penasaran siluman apa yang bisa melakukan itu. Kita harus mengalahkan siluman Garuda itu."
Seluruh dukun menggunakan kemampuan mereka untuk bisa menyucikan siluman Garuda.
Tapi itu hal yang sia-sia.
Hal pertama yang mereka lihat adalah keputusasaan, pembantaian, dan kehancuran.
Seluruh dukun lain kehilangan nyawa mereka dalam sekian detik saja.
"A-aku tidak menyangka ini bisa terjadi... semuanya, mereka sudah mati."
Ami meringkuk ketakutan saat dia melihat rekan mati satu persatu.
"Tidak, itu hanya ilusi yang aku buat, mereka masih hidup."
Arya menggunakan kekuatannya untuk membuat ilusi sehingga bisa mengecoh siluman Garuda yang sedang mengamuk tanpa alasan.
"Kita harus bergabung dengan para petinggi, mungkin saja kita bisa selamat."
Kata-kata yang Ami katakan ada benarnya juga, bila mereka memaksa melawan siluman tingkat tinggi yang baru saja muncul ini akan membuat persentase kekalahan mereka bertambah. Selain seorang petinggi dari klan Majapahit bukanlah dukun biasa, mereka adalah dukun elit yang dibina oleh tetua.
"Sekarang, coba hubungi petinggi, dengan aliran energi roh. Semuanya Jika kalian ingin selamat kita mundur sekarang!."
Para dukun mendengar intruksi dari Arya, mereka mengikutinya layaknya pemimpin di tempat ini, menggantikan dua petinggi klan Majapahit.
Ami menghubungi Rosa dengan perantara roh energi.
"....Tolong.... Kami...." Ami kembali mengatakan itu, sepertinya terdapat gangguan sehingga hanya kata-kata itu yang bisa Rosa dengar.
Mereka semua mulai terpojok, pada saat itu.
Jaka menggunakan kekuatannya untuk menghalangi siluman Garuda.
Roh pelindung Rosa membuat tudung yang menyelamatkan semua dukun, tudung itu memiliki kekuatan gaib tingkat tinggi sehingga tidak mudah untuk dirasuki oleh siluman apapun.
Kelompok 1 sudah datang.
"Semuanya jangan menjauh dariku!." Teriak Rosa.
Satria dan Sutri membantu Jaka untuk menghentikan amukan siluman Garuda tersebut.
Kelihaian Satria menggunakan pusakanya sangat membantu Jaka.
Sutri tidak hanya diam saja, dengan teknik 'khimaira' dia mengeraskan cakarnya.
Arya menggunakan teknik ilusinya agar bisa membantu serangan mereka bertiga, bisa dibilang jika mereka bertiga adalah yang terkuat dalam pertarungan jarak dekat.
Berpikir bila semua akan baik-baik saja saat kedatangan mereka adalah hal yag naif.
Suatu energi mulai muncul, dari sana kedatangan siluman pemilik reruntuhan ini menampakkan wujudnya.
Tidak mempercayai apa yang mereka lihat, semuanya hanya diam membeku.
Pemilik reruntuhan ini adalah seorang manusia yang berubah menjadi siluman untuk memperoleh keabadiaan.
Dia meninggalkan sisi kemanusiaannya agar bisa hidup lebih lama.
Sosok itu sangat ditakuti dikalangan dukun, karena termasuk legenda urban.