"Tuh kan istri kamu lama banget di kamar, emang ngapain sih lama banget deh."
Rani berdecak kecil, ia menolehkan kepala ke samping, tepat menatap Farel dengan sorot mata yang sangat sendu, ia tidak rela sih kalau Zulfa kembali menikmati tempat yang sudah termasuk privasi bagi dirinya dan juga Farel.
Mendengar keluhan itu, Farel meninggalkan pandangannya dari ponsel untuk menatap ke arah Rani. Ia mengulas senyuman yang sangat hangat, lalu menjukurkan tangan untuk mengelus puncak kepala gadisnya itu.
"Kan barangnya gak cuma satu doang, Rani. Jadinya wajar kalau memang lama, lagipula kenapa? Kan kamu aja juga belum mau ke kamar," balasnya yang berusaha dengan bijak menanggapi.
Rani mendengus kecil, lalu meniup poninya dengan perlahan. "Ya gak suka aja, namanya gak suka mah tetap aja mau dipaksain kayak apapun juga gak akan bisa suka." ucapnya yang masih mempertahankan nada bicara yang terdengar agak ketus namun sedih.
"Ya sudah kita tunggu, paling sebentar lagi."