"Kita break dulu meeting hari ini, silahkan istirahat siang dulu. Saya permisi, selamat istirahat."
Mengatakan seperti itu, Farel mulai keluar dari ruangan meeting karena memang jam sudah menunjukkan waktu tengah hari. Ia langsung melangkahkan kaki untuk masuk ke dalam lift pribadi, menekan tombol untuk menuju ke lantai yang merupakan ruangannya.
Hari ini memang tidak terlalu rumit, bukan 'tidak' sih lebih tepatnya ke arah 'belum'. Hanya percakapan dengan Dea saja pagi tadi yang hampir membuatnya berpikir keras, bahkan sampai melontarkan kata-kata yang berkebalikan dengan fakta karena dirinya gengsi.
Gengsi kok di perbesar? Berarti sudah siap kehilangan walaupun terpaksa. Terpaksa? Sepertinya memang Farel tidak cukup memiliki satu pasangan saja, sampai-sampai kehilangan ada dilakukan karena unsur keterpaksaan.
Ting
Pintu lift terbuka, dan pada saat itu juga Farel berjalan menuju ruangannya.