Semua sudah di perbolehkan masuk ke dalam ruangan rawat Zulfa, besok wanita tersebut sudah diperbolehkan pulang.
Farel berdiri di dekat jendela, menyilangkan kedua tangan di depan dada. Raganya sudah jelas ada di sini, namun pikirannya tengah melayang kemana-mana dan sudah menjalar kemana saja.
"Nak Kevin, kamu pulang aja gih biar Ibu dan Ayah yang menjaga Zulfa."
Mendengar itu, lamunan Farel langsung buyar. Ia melihat Rania yang menatap Kevin dengan sayu, namun senyuman hangat itu masih membingkai dipermukaan wajahnya.
Hei, ada dirinya di sini, bukan? Kenapa ia tidak di suruh pulang seperti Kevin? Oh oke, ia masih menyandang status sebagai suami dari Zulfa.
"Kalau saya pulang, siapa yang menjaga Zulfa?" balas Kevin sambil menolehkan kepala ke arah Farel. Ia tau kalau Rani tengah melakukan penyembuhan atau biasa di sebut terapi di rumah sakit yang sama, takutnya nanti malah membuka kesempatan bagi laki-laki tersebut untuk memprioritaskan Rani daripada Zulfa.