Zulfa berjalan dengan perlahan ke arah ruang tamu, dibuntuti oleh Dea yang menatapnya dengan cemas. Toh kan biasanya feelinh seorang sahabat itu kuat, dan kemungkinan ada benarnya juga.
"Fa, beli test pack gih." bisik Dea dengan volume suara yang diperkecil supaya tidak terdengar siapapun kecuali orang yang diajak bicara.
Zulfa melambatkan langkah supaya berjalan sejajar dengan Dea, ia menatap gadis di sebelahnya dengan sama cemasnya. "Gak ah, dikata cuma masuk angin. Aku mau pulang aja,"
Setelah itu, sampai di ruang tamu dan berhadapan dengan dua laki-laki yang memang menunggu kedatangannya dan juga Dea. Zulfa menatap ke arah Farel, seperti sudah hilang rasa semangat untul memperjuangkan segalanya lagi.
Farel pun berharap kalau Zulfa menghampiri dirinya dan mengatakan apa yang sebenarnya terjadi, di balik sorot matanya bahkan terdapat kilatan rasa penasaran yang menceruak hebat.