"Pekan besok saya akan menikah bersama dengan Rani, tanpa pesta dan hanya di hadapan pengluhu dan beberapa saksi. Saya mau kamu menyaksikan, urusan keluarga, biar aku yang urus."
//
Bahu Zulfa merosot, namun masih berusaha untuk tetap tegar. Bagaimana bisa menjdi sosok yang lemah terus-menerus dan nyaman dalam posisi tertindas oleh sang suami sendiri seperti ini?
Hei, Farel menyebalkan dan pantas untuk di dororng ke jurang, iya kan? Mungkin kalau ada Dea dan gadis satu itu mengetahui apa yang dikatakan oleh Farel barusan, mungkin tidak akan hanya mengumpat untuk mendorong Farel ke jurang, namun mungkin sumpah serapah yang lebih buruk lagi daripada biasanya.
"Kenapa lagi, Fa? Sampai keluar dari kamar Jeje loh, pasti pembicaraan yang buruk, iya kan?"