Rani risih, sangat risih dengan kehadiran Dea yang ternyata stay dalam jangka waktu lama di kamarnya. Ia memutar kedua bola mata, lalu mendengus kasar. Bagaimana bisa gadis yang bernotabene bukan siapa-siapa di hidupnya bahkan dekat pun tidak, bisa nyaman berada di dekatnya? bukan lebih ke nyaman sih, tapi kenapa dia tahan saja padahal mereka kan suka sekali adu mulut?
"Jangan liatin aku terus, aku tau kalau aku cantik jelita kayak di film Cinderella."
Mendengar suara Dea yang lagi-lagi melontarkan kalimat sok percaya diri itu pun langsung saja menolehkan kepala dan menatap gadis tersebut lebih intens lagi, lalu memutar kedua bola matanya. "Apa kata mu? pendengaran ku, ku rasa sedang terganggu. Jadi tak terlalu mendengar apa yang kamu katakan, Dea aneh." jawabnya.