Selama perjalanan, Farel memantau Zulfa berkali-kali dengan perasaan cemas yang melanda hatinya. ia melihat kalau wanitanya sudah berhenti menangis, namun suatu ketika tiba-tiba saja air mata tersebut turun lagi membasahi pipinya.
Tidak tega? tentu. Laki-laki macam apa yang tak memiliki perasaan saat pasangannya menangis? ya ada sih, jawabannya adalah dirinya sendiri yang dulu. Tapi tenang, itu hanya dulu saja kok. Ia kan sudah membuktikan perjuangan meskipun oleng seperti saat ini, dengan alasan yang sama yaitu kembalinya Rani.
Tidak tau ingin berbuat apa, ingin meninggalkan Zulfa tidur pun tak bisa karena cemas melanda hatinya sampai membuat jiwanya terasa goyah untuk sekedar meninggalkan rasa peduli.
Lihat, seberapa labilnya seorang Farel?
