Matahari sudah tampak perlahan-lahan keluar dari persembunyiannya, bahkan kicauan burung pun semakin bersahutan antara satu dengan yang lainnya. Ah iya, pagi yang indah untuk hari yang indah.
Namun pertahanan hubungan bagi Zulfa tetap saja sama, tidak akan ada yang berubah. Mungkin bagi Farel ini baru sebuah perawalan kisah pernikahan mereka, namun menurut dirinya ini sudah diambang kehancuran yang dengan tak sengaja membuat pihak yang menghancurkan itu memiliki rasa ingin memperjuangkan sama sepertinya.
Memang terdengar mustahil saat mengingat sifatnya, namun bodoh sekali bagi Zulfa untuk memberikan berkali-kali kesempatan pada sang suami.
Di jemari lentiknya, Zulfa mengelus sebuah sapu tangan yang mengompres keningnya kala pingsan saat itu. Iya, ini benda kepunyaan Kevin. Ia menatap lurus sapu tangan tersebut, lalu menghembuskan napasnya.
"Kevin apa kabar ya?"