"Jadi, sekarang apa?"
Pertanyaan itu keluar dari dalam mulut laki-laki yang beberapa langkah di depan Zulfa, ia menatap sang suami dengan sorot mata masih sendu lalu melangkahkan kaki mendekat.
"Mas, aku cape mau tidur." Hanya itu saja yang ia ucapkan, tidak ada lagi senyuman senang kala Farel sudah berhasil memutuskan hubungannya dengan Rani. Jangankan senyuman, ia merasa bahagia seperti sebelumnya saja tidak.
Bukannya tidak bahagia, tapi rasanya sudah sangat berbeda. Ia sebenarnya tidak ingin mengungkit kesalahan, tapi sikap Farel tadi sangat membuat memori permanen di dalam pikirannya.
"Kamu gak senang, Fa?"
Baru saja ingin melangkahkan kakinya untuk pergi meninggalkan Farel, Zulfa terpaksa harus menatap laki-laki tersebut. "Senang? untuk apa? hanya ini saja tidak membuat aku senang, Mas. Masih banyak hal yang Mas udah hancurkan dari harapan aku, dan memutuskan hubungan serta mengusir Rani hanya mengurangi 100% menjadi 90%." balasnya dengan senyuman simpul.