Bi Ijah berdiri di depan pintu kamar milik sang Tuan rumah, ia benar-benar yakin jika ingin memberikan ceramah singkat ataupun panjang seperlunya supaya Farel kembali pada jalan yang benar.
Tok
Tok
Tok
Tangan kanannya sudah mengetuk pintu kayu berwarna coklat itu dengan tatapan yang serius, tak goyah dengan tujuannya kesini ataupun takut dengan mata elang yang mungkin saja Farel lontarkan untuk dirinya.
"Tuan.."
Panggilannya karena sang pemilik kamar yang bernotabene Tuan rumahnya ini tak membuka ataupun meresponnya sama sekali. Ia menghembuskan napas, ingin mencoba mengetuk pintunya kembali tapi..
Ceklek
Pintu kamar sudah terbuka lebar, menampilkan sosok laki-laki dengan wajah yang kaku serta terdapat urat-urat bermunculan di sana. Sepertinya amarah itu belum mereda, sangat jelas terlihat terlihat di wajah yang tampan itu.