Kevin menatap lurus tubuh sang putri kecil yang paling ia sayang kini, sedang terbaring lemah di brankar rumah sakit dengan wajah yang terlihat pucat. Dia adalah Jeje, dengan sangat cerobohnya jatuh terguling dari tangga lantai dua sampai lantai dasar yang menyebabkan keningnya membentur lantai dengan sangat mulus.
Emosinya kini kian memuncak kala mengingat pengasuh putri kecilnya itu yang lebih memilih merapihkan mainan Jeje yang berserakan di kamar daripada menjaga gadis kecil ini yang memang di umur sepertinya sangat aktif bergerak dan bawaannya selalu ingin bermain lagi dan lagi.
Hampir saja ia kelepasan untuk memecat wanita pengasuh itu, jika saja ia tidak teringat wajah damai milik Zulfa yang selalu mengingatkan kalau masalah lebih baik di selesaikan dengan kepala dingin, pasti sekarang dirinya sudah kehilangan pengasuh setia dari Jeje kecil itu.