minimnya penerangan dan udara angin malam yang sangat dingin begitu terasa dikulit, angin yang sedari tadi menghembus membuat pohon-pohon pun bergoyang ditambah suara jangkrik yg menambah suasana menjadi mencekam.
terlihat seorang pria berbadan tegak yang memakai pakaian serba hitam tengah terkekeh menertawakan seseorang yang sedang berlutut memohon kepadanya, dia adalah Maxime harold harisson seorang ketua mafia yang sangat disegani oleh orang-orang.
Maxime berumur 28 tahun ia sangat lihai memainkan senjata api,sangat disiplin, tegas, apa yang ia sudah klaim sebagai miliknya tidak ada yang bisa mengusik miliknya maka ia akan tahu akibatnya. dibalik itu semua ia adalah orang yang penyayang,lemat lembut,manja tapi itu hanya akan ia tunjukan kepada seseorang yang spesial baginya.
Dorrr
bunyi tembakan terdengar sangat nyaring di tempat yang sangat sepi ini
"aku tak sabar mengirim mu ke neraka." ucap Maxime dengan wajah datar nan mengerikan menatap pria yang sedang bertekuk lutut memohon agar diampuni
"mana orang tadi yang mengancam akan membunuh ku hah?! kau tau kau terlalu lemah untuk ku " ucapnya sambil terkekeh melihat betapa tidak berdayanya pria yang sedang bertekuk lutut dibawahnya itu.
"huh! aku malas melihat wajah mu itu cepat aku beri kau waktu untuk berbicara"
"m-maaf k-kan s-saya t-tuan" ucap pria itu penuh ketakutan dan lemah
"atas semua yang telah kau lakukan dengan mudahnya kau meminta maaf huh?!!" ucap Maxime geram
"ck, kasus mu banyak sekali eoh oke mari kita hitung berapa kasus mu pertama kau telah melakukan penyelundupan barang barang ilegal tanpa izin, yang kedua kau telah korupsi uang negara, ketiga kau telah membunuh saudaramu sendiri demi harta, keempat kau memalsukan dokumen negara Damian!!" ucap Maxime sambil menatap tajam ke arah wajah Damian ya Damian adalah pria yang tengah berlutut memohon dihadapan Maxime
"t-tuan saya mohon beri saya kesempatan saya berjanji tidak akan melakukan semua itu lagi" ucap damian
"kau hanya tobat sambal Damian" ucap maxime
"aku tak punya banyak waktu dan aku sudah muak melihatmu didunia ini" lanjut Maxime
DORRRRR.....
tembakan Maxime tepat mengenai jantung Damian seketika Damian meninggal dunia di tempat setelah memastikan Damian telah meninggal dunia maxime segera pergi meninggalkan tempat itu dan menyuruh para anak buahnya untuk membereskan tempat itu.
ππππ
07:45
ditempat berbeda terlihat seorang dengan wajah anggun nan imut sedang bersandar sambil memainkan hanphone nya
"huft...aily bosen dari tadi kerjaan aily cuma ngescroll Instagram sama liat status WhatsApp orang orang" ucapnya sambil menggembungkan kedua pipinya kesal
"bosenn....bosenn....bosenn aily bosen Abang pergi kuliah Daddy pergi kerja trus mommy pergi arisan" ucapnya sambil uring-uringan tidak jelas diatas kasurnya
seseorang itu bernama aily nayara Wilson dia berumur 17 tahun. saat ini ia masih duduk di bangku SMA kls akhir wajah nya imut saking imutnya tidak ada yg menyangka bahwa gadis itu berumur 17 tahun orang orang menyangka bahwa aily adalah gadis smp bagaimana tidak dicap sebagai anak SMP kalian bisa melihat cara berpakaian nya pipinya chubby dan kemerah merahan kulitnya putih bersih, bibir ranum merah jambunya, alis tebal, bulu matanya yang lentik, tubuhnya yang mungil dan jangan lupakan sifat manjanya dengan itu semua pantas saja jika ia dibilang anak smp.
"dari pada bosen mending aily beli jajan yang banyak ke supermarket" ucapnya lalu ia bergegas pergi menuju supermarket
"bibi aily mau pergi beli jajanan ke supermarket ya sebentar"izin aily
"oke non, perginya dianter ya sama mang Ujang. " balas bibi iyam, bi iyam adalah salah satu pembantu rumah tangga di keluarga Wilson nama aslinya adalah Maryam tapi aily dan keluarganya memanggilnya bi iyam
"enggak usah bi iyam aily bisa jalan kaki ke sana lagian tempatnya juga gak jauh dari sini." ucap aily
"jangan ya non soalnya bibi takut nanti tuan, nyonya ,sama tuan muda marah." ucap bi iyam memberi pengertian
"bibi jangan panggil aily non aily panggil nama aja oke." jujur aily tidak suka jika ada yg memanggilnya nona muda atu non aily
"iya non eh aily." ucap sang bibi
"yaudah deh bi aily dianter sama mang Ujang." ucap aily
"oke sip." balas bi iyam