Hari sudah berganti menjadi pagi kembali.
Entah kekuatan dari mana, CL sudah memiliki banyak tenaga untuk sekedar bangun dan merubah posisinya di atas kasur. Tidak seperti saat dirawat di rumah. Brylee sampai menuduh CL kalau waktu di rumah saat itu, CL hanya berpura-pura tidak bisa bangun agar bisa menyusahkan dirinya. CL tentu saja geram. Karena tuduhan Brylee tersebut, CL hampir saja menangis dan tak mau memaafkan Brylee. Tapi, untung saja ada Steve di antara mereka yang menjadi penengah.
"YA KALAU MEMANG SEPERTI INI MAU BAGAIMANA?! UNTUK APA AKU BERPURA-PURA LEMAH DI DEPANMU PADAHAL DI DEPAN TEMANKU TERLIHAT KUAT! AKU TAK SERENDAH ITU UNTUK MENDAPATKAN GELAR BERMUKA DUA!"
Brylee menghelakan napas kasar. Dia baru teringat satu hal, kalau penyakit yang dialami CL memang sedikit tidak bisa dipikirkan dengan akal. Dan penyakit yang diderita CL juga karena ulahnya tiga tahun yang lalu.
Napas CL menggebu gebu. Kedua matanya sudah siap menumpahkan cairan bening.