Remang
Itulah yang terpikirkan oleh seseorang yang baru saja membuka matanya di sebuah ruangan yang hampir sepenuhnya gelap, menyadari kini tengah malam ia itu pun mencoba beranjak dari tempat tidur yang ditempatinya.
Baru saja kaki rampingnya menapak lantai yang dingin ia menyadari sesuatu yang aneh
itu adalah perutnya yang mati rasa dan membesar serta tubuhnya yang menjadi lebih kecil, bukan hanya itu rambut cepaknya pun berubah menjadi sangat panjang dan lurus.
Sesudah benar-benar sadar, ia pun segera bangkit dari duduknya, dan mencoba mencari cermin keseluruh ruang namun nihil.
Setelah hampir sepuluh menit ia pun membuka tirai yang tidak jauh dari sisinya, kontan hal tersebut menyadarkannya tentang letak ruangannya yang berada dipinggir sebuah danau yang memiliki banyak Lili air.
Sadar akan adanya air yang terkena sinar pantul Rembulan, Ia pun berinisiatif melihat wajahnya.
Betapa terkejutnya saat ia menyadari bahwa wajahnya, wajahnya yang dulu tampan kini berubah menjadi wajah bulat kecil dengan sepasang Mata bulat bersinar, bibir sewarna sakura, ditambah pipi berisi, dan tidak ketinggalan tahi lalat kecil dibawah bibir kecilnya
Tertegun sejenak ia terkagum dengan paras yang dimilikinya kini, hingga tidak sadar dalam hatinya ia memuji pahatan wajah sempurna itu
tetapi kekagumannya tidak bertahan lama perempuan(?) itu pun sadar dan langsung berteriak kaget, suaranya sedikit memekakkan telinga sehingga membangunkan beberapa orang yang sedang terlelap
Beberapa saat setelah perempuan(?) itu bisa mengendalikan dirinya dan berhenti berteriak, ia mendengar langkah kaki yang cepat dan tak lama gedoran pintu pun terdengar dibarengi dengan suara kekhawatiran, memanggil-manggil nama seseorang yang jelas terdengar asing di telinganya.
"Nona Li? apa terjadi sesuatu? nona?" seorang pelayan nampak takut
"A-jiao!!! Bukanlah pintunya..."
"Kakak ?!!! Buka pintu ini"
"kakak... Cepat buka pintu ini, cepat atau akan kudobrak"
"Kakak.. Kakak.."
Terdengar satu suara awalnya, tetapi lama-kelamaan suara lain berdatangan, sayup-sayup yang paling mendominasi adalah suara yang memanggil-manggil nama seseorang dengan nada berteriak yang cemas plus khawatir, bahkan terdengar suara-suara berusaha membuka paksa pintu kamarnya
Mendengar kata 'mendobrak' ia pun langsung berdiri dengan wajah yang sangat terkejut, sedikit bingung saat merasakan perutnya mengganjal karena gerakan yang tiba-tiba.
Tidak memahami keadaan di sekitarnya membuat perempuan(?) itu kembali linglung di tempatnya. hingga terdengar suara dobrakan sekali membuatnya benar-benar sadar kemudian berjalan menuju pintu yang terdengar ramai itu, dengan sedikit keberaniannya Ia pun mencoba bersuara
"siapa disana ?"
Mata bulat itu semakin membulat saat mengetahui suara miliknya digantikan dengan sebuah suara halus dan sedikit melengking, Bahkan ia hampir berteriak kembali kalau bukan karena tangannya membekap dirinya sendiri.
"Kakak... ini aku, Li Hongli" sebuah suara menjawab dengan cepat diikuti yang lain
"Iya, kakak ini kami, aku juga disini"
"A-jiao.. Buka pintunya, Ini ibu nak"
Mendengar suara seorang wanita yang mengatakan bahwa ia adalah ibunya membuat perempuan(?) itu terkejut pasalnya suara itu terdengar familiar di telinganya
'Itu... itu t-tidak mungkin, tidak mungkin dia... tapi suara nya...' suara khas pemuda yang sedikit berat terdengar membatin hingga membuat air mata sang perempuan(?) menuruni pipinya
Dengan gerakan patah-patah Ia pun berusaha menggapai gagang pintu dan membuka kuncinya
"ibu"
Tanpa basa-basi perempuan(?) itu pun memeluk wanita yang ada di hadapannya dengan terus merapalkan kata 'ibu' setelah pintu benar-benar terbuka lebar, perempuan berperut sedikit besar tersebut menangis dibarengi dengan isakan yang memilukan
Pelukan yang erat tersebut terjadi selama beberapa menit sebelum perempuan(?) buncit tersebut jatuh pingsan, menyebabkan beberapa orang yang melihatnya langsung bergegas membawanya masuk kembali ke kamar
Cirp.. Cirp.. Cirp..
Suara kicauan merdu yang mengawali pagi membuat seseorang yang sedang terlelap mulai terbangun dari ranjangnya yang empuk
Beberapa kali berkedip orang itu masih mengumpulkan nyawanya, hingga semua hal yang terjadi padanya sebelum ia terlelap melintas di benaknya.
Semuanya terlalu mengejutkan dan tiba-tiba, ia terus berfikir tentang apa yang sebenarnya terjadi namun nihil malah lama-kelamaan kepalanya terasa sakit sehingga ia pun mengaduh kesakitan.
Sekelebat ingatan membuatnya terus berpikir, hingga akhirnya ia mendapatkan beberapa ingatan sebelum ia terbangun di tempat yang asing itu.
ada satu fakta yang tidak bisa dilupakannya, itu adalah dirinya dengan jelas mengingat gendernya yang adalah seorang laki-laki a.k.a pemuda tulen dan bukannya seorang gadis. Ia terus berpikir dan berpikir, sebenarnya apa yang terjadi.
Ia terlalu fokus pada lamunannya dan terus mengingat, akhirnya ia benar-benar ingat saat-saat terakhir ia masih menjadi seorang pemuda.
itu adalah sebuah insiden di sebuah minimarket, di mana sedang terjadi aksi penyekapan dan yang menjadi bahan gertakan adalah dirinya.
Saat itu banyak sekali orang yang disekap dan dijadikan tawanan, lalu... Hal itu pun terjadi.
dirinya dijadikan sebagai umpan penyanderaan, para penjahat mengancam polisi akan membunuh jika tidak dituruti keinginannya, sayangnya ancaman tersebut dianggap gertakan semata.
pada saat itulah ia ditembak hingga semuanya gelap yang ia rasakan setelah itu hanyalah rasa sakit dan juga dingin hingga semuanya benar-benar gelap dan ia tidak bisa merasakan tubuhnya lagi
Mengingat semua kejadian tersebut ia menjadi gemetar, dan saat itulah tangannya tidak sengaja menyentuh perutnya yang membuncit, sedikitnya hal itu membuatnya bingung.
'Sebenarnya apa yang terjadi?' pertanyaan itu Terus saja terngiang di kepalanya
Ia menduga-duga, bahwa mungkin dirinya sudah menyeberangi dimensi atau hal semacamnya seperti yang pernah ia lihat di drama atau acara televisi. Dan kini jiwanya terperangkap pada tubuh seorang perempuan yang sedang mengandung
tetapi perutnya terasa sangat aneh, rasanya seperti mengganjal dan saat dielus perut itu terasa seperti buntalan mengganjal.
Dengan sedikit inisiatif yang didorong rasa penasaran, perempuan (berjiwa Pemuda) tersebut membuka lembaran pakaiannya hingga... pakaian terakhir, yang membuat buntalan kain meluncur jatuh dari arah perutnya
Terkejut? tentu saja, ia bahkan memekik kaget saat buntalan kain itu baru terjatuh
" apa ini? Kenapa kain? "
Satu hal yang merebut atensinya sekarang, ia memandangi tubuhnya yang terasa lebih kecil, tetapi jika diteliti tidak ada perubahan yang signifikan
Dadanya tetap rata, perutnya tetap ramping, dan ternyata tubuh itu tetaplah milik seorang pemuda, bahkan ternyata saat gumpalan kain tadi terjatuh, itu dibarengi dengan dua gumpalan kecil lainnya yang sebelumnya tersemat pada dadanya
Setelah cukup lama Ia pun akhirnya nya memakai kembali selembar kain untuk menutupi tubuhnya dan mencoba memungut beberapa buntalan kain di depannya.
Setelah pertanyaan pertamanya terjawab sekarang yang jadi pertanyaan adalah tubuh yang ia tempati ini sebenarnya kenapa?
Tepat saat ia memegang dan mengumpulkan semua gumpalan kain seseorang masuk kedalam ruangan yang ia tempati, Hal itu pun membuatnya tercekat tidak bisa bernafas.
"A jiao, mari sarapan..."