Seminggu Setelah Kota Sobe di ambil alih
Kekaisaran Pearl
Ruang pertemuan.
"KITA TELAH KEHILANGA KOTA SOBE DAN KOTA HAGE YANG MENJAGA PERBATASAN!"
"BAGAIMANA INI BISA TERJADI? BUKANKAH JUMLAH PASUKAN MEREKA HANYA SEDIKIT?"
"VISCOUNT BATRA GAGAL DALAM MEMPERTAHANKAN PERBATASAN, SUNGGUH AIB BAGI KERAJAAN"
Para bangsawan berdebat tentang jatuhnya salah Wilayah Kekaisaran ke tangan musuh.
"Semuanya Diam! begitu kah sikap kalian di depan kaisar?!!"
Jendral Mayden berteriak mencoba menenangkan suasana, para bangsawan terdiam mendengar nya, karena Jendral Mayden merupakan orang yang paling di percaya oleh kaisar dan di hormati para bangsawan atas kemampuannya.
"Yang Mulia, Silahkan"
"Count Henry tolong bacakan laporannya"
"Baik yang mulia, Satu bulan yang lalu Kota Hage yang di kuasai oleh Baron Kelv, di serang oleh pasukan Olympus, tidak ada informasi mengenai berapa banyak, karena semua ksatria yang mempertahankan Kota, semuanya mati.
Kita menganggap remeh hal ini dan menugaskan Viscount Batra untuk mengambil kembali Kota Hage. Namun naas dia gagal melakukannya dan membuat Kota Sobe yang merupakan wilayahnya jatuh ke tangan musuh.
Namun yang masih menjadi misteri adalah jumlah pasukan musuh yang dikerahkan untuk menandingi ksatria kita.
300.000 Ksatria Viscount Batra mati tanpa sisa bahkan sebelum sampai ke Kota Hage, tidak ada mayat musuh yang di temukan.
Jadi kami mengasumsikan nya bahwa bukan mereka lah yang melenyapkan 300.000 pasukan, dugaan ku yang melenyapkan mereka ada seekor Naga"
Semua bangsawan panik mendengar dugaan Count Henry, setelah mengatakan bahwa lenyapnya pasukan Viscount Batra karena campur tangan Naga.
"N-Naga?!"
"Tidak mungkin?! apa alasan mereka menyerang kita?"
"Apa mungkin Viscount Batra melakukan sesuatu padanya?"
"Mungkin dia hanya kebetulan lewat dan membantai mereka..."
Berbagai asumsi tentang kenapa Naga membantai pasukan mereka muncul satu persatu dari para bangsawan.
"Semuanya Tenang!'
Jendral Mayden sekali lagi menenangkan keadaan, suasana sekali lagi hening.
"Itu hanya dugaan ku, tapi memang itulah yang paling masuk akal, yang mulia, langkah apa yang harus kita ambil?"
"Untuk saat ini semuanya tetap siaga, jangan lakukan pergerakan apapun, kirim pengintai ke Kota Hage dan Sobe"
"Baik!" *Semuanya secara serentak
"Kalian semua boleh pergi"
Pertemuan berakhir, seluruh bangsawan kekaisaran pearl kembali ke wilayahnya masing-masing dan memaksimalkan penjagaannya pada kotanya.
========================================
Kamisaki.... Kamisaki.... Kamisaki...KAMISAKI!
"Aargh!!
Huft...Huft...apa itu? mimpi? aku melihat seorang pria yang memanggil ku dengan nama itu, namun wajahnya ditutupi oleh bayang-bayang, Siapa pria itu?
Kapan terakhir kali aku bermimpi buruk...lupakan, pagi hari telah tiba, aku sarapan bersama Nina dan Nisa, setelah itu pergi ke ruangan kerja.
Perkembangan perang saat ini belum ada kemajuan, Kekaisaran Pearl belum membuat pergerakan, sepertinya mereka memiliki ahli strategi yang cermat.
Beberapa saat setelah itu terjadi sebuah keributan di depan Istana Fiora.
"Nyonya bolehkah aku tau apa urusan anda datang ke sini?" (Penjaga)
"Aku mencari putriku Fiora, kudengar dia tinggal disini"
"Bolehkah saya melihat bukti bahwa anda berhubungan dengan Nona Fiora?"
"Hoo? kalian benar-benar bajingan rendahan, beraninya kalian mempertanyakan privasi seseorang, matilah [ Ice Hurriance ]"
Sebuah badai es diciptakan oleh wanita itu yang tidak lain adalah Hiole, serangannya mengarah ke para ksatria penjaga, beberapa ksatria penjaga datang dan mencoba menghentikan badai es itu sampai ke istana.
"[ Ice Wall ]"
Seseorang menciptakan sebuah dinding untuk menghalang badai es tersebut, tidak lain adalah Fiora.
"Siapa yang berani menghentikan seranganku?"
"Ibu apa yang kamu lakukan disini??"
"Yahh, aku hanya datang untuk melihat putriku, apa kau tidak suka?"
"Bukan begitu, hanya saja....ah sudahlah bagaimana kalau kita masuk?"
"Baiklah"
Ksatria penjaga akhirnya tau bahwa wanita itu merupakan Ibu dari Fiora dan meminta maaf atas tindakan mereka.
"Baiklah ku maafkan, sekarang pergilah"
"Baik, Ma'am!"
Masuk ke dalam Istana Nina dan Nisa melompat ke arah Fiora.
"Apa yang kalian lakukan?"
"Tidak ada, kami hanya bermain!"
"Hmm, siapa dia Bu? dia mirip dengan Ibu"
Hiole membeku sejenak saat melihat 2 gadis kecil di belakang Fiora. Dan terus memutar isi pikirannya.
"Siapa mereka?"
"Ah mereka adalah putri ang-"
Tepat sebelum menyelesaikan perkataan nya, Hiole langsung memegang pundak Fiora dengan kuat.
"Jangan-jangan kau sudah menikah?!! dan kalian sudah memiliki 2 Anak?! bagaimana bisa kamu tidak mengundang ku ke acara pernikahan mu?!!"
"Ahh.. tenang lah, Bu. Tidak ada pernikahan "
"Eh?"
Aku menceritakan tentang bagaimana aku mengadopsi Nina dan Nisa menjadi anak angkat ku, tentunya aku memiliki alasan yang kuat. Ibu mereka sangat mirip dengan ku, seperti kembaran, tidak. Mungkin seperti orang yang sama.
Awalnya Ibu sulit menerimanya, namun saat Nina dan Nisa memanggilnya nenek dia melupakan keraguannya beberapa saat yang lalu.
Ibu sangat senang ketika bermain bersama mereka, dan anehnya. Kenapa Ibu berani ke sini? maksudku bukankah manusia tidak bisa berada di dekatnya?
"Ngomong-ngomong, Bagaimana bisa ibu...keluar.."
"Hmm, ini adalah teknik yang ku ciptakan dengan tujuan melakukan penekanan pada kekuatanku, sehingga 98% kekuatan ku berhasil ku tekan"
"Walaupun begitu, aku masih bisa merasakan energi sihir milik Ibu yang tidak terkontrol "
"Ya begitulah, aku masih belum terbiasa melakukan itu"
Kami pergi berjalan-jalan bersama di kota, menghabiskan waktu bersama, walaupun aku tidak seharusnya bersantai-santai saat ini.
Aku selalu terpikirkan bagaimana keadaan di dunia sana, selalu berharap bahwa mereka baik-baik saja, Demi-god, mahkluk brengsek yang membuatku datang ke dunia ini, mendengar namanya saja darahku mendidih emosi.
"Ngomong-ngomong, Apakah Nina dan Nisa mau tinggal dirumah Nenek?"
"Ibu apa kau yakin?"
"Ya, mereka pasti akan menyukainya!"
Namun Nina dan Nisa dengan cepat menolak, membuat Hiole patah semangat.
"Kenapa?"
"Kami ingin tetap tinggal bersama Ibu"
"Iya, kami mau bersama ibu saja"
Hiole berpikir untuk beberapa saat, dan kemudian menemukan sebuah jawaban.
"Kalau begitu....Mulai sekarang aku akan tinggal bersama kalian! Hahahaha!"
"Eh?"