Chereads / Manusia Setengah Ikan (Mermaid Kayla) / Chapter 4 - Northern Kingdom

Chapter 4 - Northern Kingdom

Aku mencopot sepatu pemberian dari ibuku pagi tadi. Aku sudah tidak kuat lagi. Kaki ku ingin merasakan deburan ombak yang menggoda itu. Namun belum sempat aku melepas kedua sepatu, ombak sudah mengenai kaki kiri ku. Sungguh, rasanya menyegarkan. Ini segar sekali. Tanpa ku duga, lututku terasa lemas. Aku terjatuh. Yang lebih aneh, muncul sebuah ekor berwarna biru laut menggantikan kakiku. Ah, pasti aku sedang bermimpi.

Samar-samar aku melihat kedua sepatu pemberian dari ibuku tergeletak manis di atas pantai putih itu sebelum pandanganku buyar. Ombak besar mendatangiku. Melenyapkan segala penghilahatanku. Aku tak bisa melihat apa-apa. Semuanya gelap.

🐳🐳🐳

Aku melengguh merasakan sakit kepala. Aku mencoba mengingat apa yang terjadi padaku. Ah iya. Benar kan dugaanku. Kalau tadi aku bermimpi, dan sekarang sudah terbangun. Tapi sebentar. Kenapa rasanya ada banyak air? Astaga. Aku berada di dalam air. Bagaimana ini. Aku nanti bisa mati. Bahkan aku tidak bisa berenang. Hal lain semakin mengejutkanku, ketika mataku menatap ke arah kakiku, oh bukan. Ada ekor cantik disana. Bukan kaki. Aku benar-benar tidak habus pikir kalau mimpiku belum berakhir. Kenapa pula aku bermimpi menjadi seorang mermaid?

Dan disinilah aku. Aku dengan mimpiku. Berada di sebuah ruangan dengan air yang biru. Sekarang ini aku sedang berbaring di sebuah terumbu karang yang cukup besar. Terumbu karang ini seolah menjadi kasur untukku. Tidak keras. Bahkan empuk menurutku. Menyenangkan sekali rasanya bisa bernafas di dalam air.

Bayanganku teralihkan tatkala melihat Mermaid bermahkota dengan ekor merah menyala. Cantik sekali warnanya. Ekornya juga penuh cahaya. Mermaid itu membawa tongkat trisula berwarna emas. Dibelakangnya ada empat pengawal maid laki-laki dengan tongkat lain. Mermaid bermahkota itu mendekatiku.

"Princess Kayla.." mermaid bermahota itu memanggilku.

Aku mengedipkan mataku dan berdiam. Sedetik, dua detik, tiga detik.

"Wah gilaaaaaa... Bahkan mimpiku belum berakhir setelah hitungan ketiga. Aku dipanggil Princess pula?" Gumamku entah kepada siapa. Bibirku memicing takjub dengan diriku sendiri.

"Kau tidak bermimpi, Putri Kayla. Selamat. Akhirnya kau telah kembali ke dunia aslimu sebab umurmu sudah 17 tahun."

A-apa ? Aku tidak bermimpi? Ini nyata?

Tidak tidak. Siapapun, seseorang yang didepannya pasti sedang bercanda.

"Hahahahhahahahahaha. Ya Dewa. Aku pasti sudah gila. Aku selalu berkhayal bersatu dengan seorang pangeran. Dan sekarang aku benar-benar menjadi putri. Putri duyung. Ah sungguh gila mimpiku ini?"

Aku masih tertawa disisa kalimatku. Di depan makhluk-makhluk ini. Tentu saja aku masih berbaring di atas terumbu karang itu. Aku tertawa keras dengan gaya dan khas ku.

"Kau tidak seharusnya tertawa seperti itu di Kerajaan, putri. Kau harus memelankan suaramu. Kau ini seorang putri!"

Aku berhenti tertawa. Aku mulai takut dengan makhluk di depanku ini. Karena dia sudah mulai tegas dalam memperingatkanku.

Lalu datanglah seorang mermaid dengan ekor ungu menghadap sang mermaid bermahkota. Dia menunduk hormat di hadapannya.

"Maaf, Ratu. Tabib kerajaan ingin berbicara dengan Anda."

Ratu? Jadi, mermaid bermahkota ini Ratu nya? Penguasa di Kerajaan ini? Tidak tau lah. Bahkan aku belum sepenuhnya percaya kalau ini benar-benar istana.

"Baiklah. Alodie, kau urus Putri Kayla. Jelaskan kepadanya sampai dia paham. Panggil Kayona bersamamu. Aku akan menemui tabib Kerajaan."

"Baik, Ratu."

Makhluk yang dipanggil Alodie itu masih menunduk. Ratu itu berbalik diikuti pengawal-pengawalnya. Mereka mulai menjauh berenang keluar ruangan. Lalu bagaimana denganku? Aku juga masih terkejut dan diam menonton drama di depanku. Apa-apaan ini?

Aku beru tersadar ketika mermaid ber ekor ungu itu berada di depanku. Memandangku dan tersenyum manis.

"Saya menantikan kehadiran Anda, Putri. Saya membayangkan bagaimana rupa sang Putri sesungguhnya di Istana ini. Dan benar bahwa Anda sangat cantik."

Mataku melirik tajam. Dia tetap tersenyum manis kepadaku dengan sikap jutekku. Karena dia tetap tersenyum, aku menjadi sebal sendiri. Akhirnya aku bangun dari tidurku dan duduk dipinggir kerang empuk ini.

"Kau. Jangan bicara formal kepadaku. Aku tidak suka ya. Dan kau ini siapa? Enak saja panggil-panggil Putri? Aku tau kalau aku sekarang sedang bermimpi! Jangan aneh deh."

Telingaku menangkap suara lumba-lumba mendekat. Benar saja. Ada lumba-lumba datang ke ruangan ini. Warna abu-abu dari mamalia itu membuat tambah cantik.

"Kau memanggilku, Al? Kenapa? Eh ini Putri Kayla? Hai, Putri. Senang bertemu denganmu."

Wahhhh. Aku melongo mendengarnya. Mamalia di depanku ini bisa berbicara.

"Kau? Kau bisa bicara???"

"Tentu saja. Putri sekarang bisa bicara dengan semua makhluk yang ada di lautan. Putri akan tau bahasa kita. Termasuk bahasaku."

Ceria. Satu kata yang terlintas dalam benak ku melihat lumba-lumba ini. Sepertinya dia akan mudah dekat denganku.

"Ini Kayona, Putri. Dia akan menjadi pengawal Anda. Anda tidak usah khawatir kebingungan disini. Karena ada Kayona yang akan selalu menemani Anda."

Kayona. Jadi makhluk yang disebutkan Ratu ini bukanlah mermaid. Tapi lumba-lumba. Menakjubkan. Aku sampai kehabisan kata-kata.

"Tapi bagaimana kau tau dia memanggilmu, Kayona. Bukankah dia sedari tadi bersamaku?" Kataku menujuk mermaid ber ekor ungu itu.

"Kita hanya membutuhkan telepati, Putri. Alodie memanggilku dengan telepatinya."

"Wahhhh bahkan kalian bisa melakukan itu? Ini sungguh luar biasa. Menakjubkan." Jawabku kepadanya.

Mermaid yang dipanggil Alodie itu menimpaliku, "Anda juga akan bisa, Putri. Jika sudah membiasakan diri disini."

"Benar, Putri. Aku senang sekali bisa bertemu denganmu." Kayona menambahkan.

"Nah, Alodie. Bahkan lumba-lumba ini lebih menarik darimu. Seharusnya kau tidak perlu bicara formal padaku. Anda-saya. Terkesan asing sekali. Jangan bicara formal atau aku tidak mau bicara denganmu!"

Kayona tertawa, "Alodie memang begitu, Putri. Dia terlalu pendiam dan anggun."

"Tidak bisa, Putri. Saya menghormati Anda."

Alodie masih menunduk.

"Kalau begitu aku tak mau jadi temanmu." Aku menangkupkan kedua tanganku di dada. Serius dengan kata-kataku.

Alodie mengangkat kepalanya, melihatku.

"Kalau begitu saya, emmm aku akan mencobanya, Putri. Aku ingin berteman dengan Putri."

Aku menurunkan tanganku, tersenyum padanya. Lalu berenang ke arahnya. Memeluk Alodie. Apa? Berenang? Aku bahkan baru menyadari kalau ekor biru laut ini benar-benar milikku.

Alodie terdiam dengan pelukanku. Terkejut setengah mati.

Aku melepaskan pelukanku dan berdiri di depannya. "Jadi, apa yang sebenarnya terjadi padaku, Al? Kau bisa menceritakan apa yang terjadi? Aku sampai sekarang masih berfikir kalau aku bermimpi. Aku sedang mimpi kan?"

Alodie dan Kayona tersenyum menatapku dan berkata dengan kompak, "Tidak, Putri. Kau tidak bermimpi."

Tidak, Putri. Kau tidak bermimpi

Tidak, Putri. Kau tidak bermimpi

Kalimat itu bergema di kepalaku. Jadi, ini benar-benar nyata?

DEWAAAA? APA LAGI YANG TERJADI PADAKU? AKU KENAPA?

🐳🐳🐳

Baiklah, pemirsaaaa. Aku kembaliiiii.. sudah kelihatan kan fantasinya? Di part selanjutnya aku akan menjelaskan kisah yang terjadi sebenarnya pada Kayla. Jadi tetap tungguin postingannya ya?

Aku memberi nama kerajaan ini Northern Kingdom karena ceritanya ini adalah Kerajaan Laut Utara. Tadinya mau aku kasih nama Neptus Kingdom karena Ratunya mau aku kasih nama Ratu Neptuna. Tapi tidak ah. Nanti kerajaan lain aja yg aku kasih nama itu. Sesuai dengan nama Rajanya, Neptunus. Nanti tapi. Hehe gapapa lah bocoran dikit. Akan ada kerajaan lain juga.

Semoga kalian menikmati ceritanya♥️♥️♥️

Oh ya, tetap jaga kesehatan ya buat kalian semua. Tetap cuci tangan pakai sabun dan gunakan masker ketika perlu keluar. Semoga virus ini segera menghilang ya supaya kita bisa beraktifitas seperti biasanya. Aamiin.

Mari lakukan #dirumahsaja untuk memotong rantai penyebaran virus corona. Lekas membaiklah, bumiku♥️