"Loe yakin, bakalan nyamar jadi PSK buat jebak si Okta?"
Bagas sudah mengantar Aisyah ke sebuah lokalisasi. Polwan manis ini rela menyamar menjadi pekerja seks komersial, dengan pakaian yang membuat jantung Bagas cenat cenut.
Sekali ini, ia melihat Aisyah dengan pakaian ala-ala pelacur. Dengan dress ketat sepaha, berwarna merah, plus dandanan menor, dengan warna lipstik merah darah. Aisyah benar-benar kehilangan muka, maksudnya, dengan dandanan seperti ini, ia benar-benar terlihat sangat berbeda.
"Ya, yakin. Penjahat, harus masuk penjara. Kalo perlu, semua sel tahanan penuh."
Aisyah membuka jaketnya, menampilkan bahu elegan, yang biasa digunakan sebagai tempat pangkat kebanggan itu terpasang.
Bagas hanya menghela nafas. Ia membukakan pintu, dan mencari tempat untuk memarkir kendaraan.
Sebagai pria yang masih sangat setia dengan cinta dalam hatinya. Bagas tak mungkin tinggal diam, membiarkan Aisyah seorang diri masuk ke dalam pusat prostitusi, yang katanya berizin itu.