Setelah melewatkan pergolakkan batin yang cukup rumit, akhirnya kaki Kinan telah melangkah masuk ke dalam ruangan rumah sakit itu.
Di luar ia sempat bertemu dengan Cinta dan Bagas. Sejenak mata Kinan mengarah pada sekretaris Putra tersebut, lalu ia alihkan segera. Kemudian menyapa Bagas, dan masuk ke dalam ruangan.
Di dalam Aisyah sudah menanti sambil duduk di kursi, sementara Putra duduk sambil menyandar. Matanya fokus ke arah Aisyah yang tertunduk, dan beralih pandang pada Kinan yang perlahan masuk.
Melihat wajah cantik itu tampak sendu, Putra pun jadi ikut merasa kasihan. Ia ingat semua perbuatannya yang sudah membuat Kinan terluka.
"Tra…."
Kinan berdiri tepat di sebelah Putra. Pemuda itu menatapnya seperti sedia kala, penuh rasa. Hanya saja, tatapan kali ini juga tertuju pada gadis lain, yang kini beringsut keluar, diiringi sorot aksa Putra hingga menghilang di balik pintu, dan tatapan itu kembali bermuara di wajah cantik Kinan.
"Kamu beneran udah inget?"