Aisyah termangu saat telepon dimatikan oleh Farah. Yang tadi minta uang itu pasti Harsan Jaya, suami Farah. Ingin menelpon kembali, nanti salah langkah.
Aisyah tak menyangka ternyata Omnya itu kelakuannya buruk. Padahal ia juga bekerja, tapi masih juga minta uang pada Farah. Sebenarnya apa yang membuat Farah mau dinikahi oleh orang seperti Harsan itu.
Dilihat dari tampang, biasa saja. Pekerjaan hanya pegawai kartor lurah. Dan tabiatnya juga buruk sekali. Suka main judi, dan pemabuk. Farah pun terkesan memanjakannya sebagai suami. Setiap kali laki-laki itu minta uang, pasti akan diberi oleh Farah. Bagaimana tidak, posisi Farah di Malik Estate saja, sudah masuk jajaran pejabat. Tentu saja gajinya jauh lebih besar dari pada penghasilan Harsan Jaya suaminya itu.
Cukup lama Aisyah mematut handphonenya dan berdiri mematung di sisi bangunan,, tempat kendaraan berjejer. Farah pun akhirnya menghubungi kembali.
"Hallo Ai."
"Iya, Tante."
"Maaf yang tadi."
"Oh, nggak apa-apa kok."