Dee bersenda gurau dengan teman-temannya. Mereka baru saja selesai tugas jaga di IGD. Sudah saatnya mereka pulang untuk beristirahat. Ternyata koas sangat melelahkan dan menguras emosi. Mereka juga mendapatkan peloncoan dari dokter residen atau dokter spesialis. Mereka kira perloncoan hanya ada di kampus, ternyata tidak.
Dee menanggapi datar senior koas yang mempelonco mereka. Ketika mereka tahu Dee istri Demir Alfarizi, lidah para terkunci dan tak berani mengolok-olok bahkan mengerjai Dee.
Dee pasang badan agar Luna dan Nayla tidak ikut menjadi korban.
Langkah Dee terhenti kala melihat Bryan di depan mobilnya.
"Bisa kita bicara Dee?" Pinta Bryan memelas.
Bryan seperti pria linglung dan tak terurus. Cambangnya lebat tak sempat bercukur.
Dee meminta izin pada kedua sahabatnya untuk bicara dengan Bryan.
"Ada apa?" Tanya Dee ketika mereka duduk di sebuah kafe dekat rumah sakit. Dee meminum kopi pahit untuk menghilangkan kantuk dan sakit kepala.
"Aku ingin bicara padamu."