"Pimpinan Kim... keadaan Seli semakin memburuk." Kata Kak Novi dengan tatapan prihatin.
Ada yang aneh dengan Seli. Dia terus mengeluarkan cairan berwarna putih di mulut nya. Berbusa, dan sering kali kejang kejang. Tuan Heike sudah memberikan tawaran obat itu tapi tetap saja sia sia. Semua nya percuma.
Seli terus mengeluh, dia bilang kepala nya sangat sakit hingga mau pecah, sebagian tubuh nya tidak bisa di gerakan. Seperti lumpuh setengah badan.
"Ayo kita mendayung lebih kencang. Sebentar lagi kami akan sampai..."
Tepat di saat Pimpinan Kim mengatakan hal itu. Ada ombak besar yang menghujam perahu kami. Membuat kami terombak ambik. Buk! Buk! Buk! Terhantam batu batuan keras dan kasar.
Seli yang tertidur lemas membuka mata nya.
"Bangun bangun!" Teriak Pimpinan Kim. Kami tiba di daratan yang lebih kecil dan sempit.
Ombak buas menghantam kami, menyuruh kami untuk menepi di sana. Badai lagi lagi datang. Tidak terlalu buas, tapi berhasil menerbangkan barang barang kami.