Di jalanan yang penuh dengan salju itu aku dapat membedakan antara budaya kami dan budaya mereka. Ini sangat berbeda dan karena itu adaptasi mulai muncul.
Labirin itu sudah ada di depan kami sekarang, gerbang masuk nya di penuhi sepuluh anak remaja seusia kami. Kak Jhon membayar tiket masuk nya.
"Oke. Tugas kita cari pintu keluar nya. Yang bisa keluar lebih dulu dia yang menang!" Kata Tuan Wers. Aku dan Seli satu tim.
Kak Jhon dan Ali, mereka satu tim. Sedang kan tian Wers dan Ratu Vana bersama sama. Aku dan Seli mulai bergerak. Menyusuri setiap inci labirin itu.
"Ra. Kamu punya telepati yang kuat. Bisakah kau menggunakan nya?" Tanya Seli. Jarak ku dengan yang lain sudah cukup jauh. Aku mengangguk sambil tertawa.
"Jika begitu. Ayo!!" Teriak ku. Dengan mudah aku menemukan pintu labirin ini. Entah dengan yang lainnya. Seli membeli es krim, aku juga.