Ke esokan harinya , akhirnya Jennie mulai berangkat ke tempat kerja nya yang baru .dan mendapatkan sambutan cukup baik dari orang-orang di sana.
Rumah Sakit tempat ia bekerja juga cukup mewah dan nyaman , ramah-tamah pun di lakukan dengan baik. membuat Jennie seperti nya akan betah jika bekerja lama di sini
"Permisi , anda Dokter baru pindahan dari New Zealand itu kan?"tanya salah satu Dokter magang di Rumah Sakit ini bertanya dengan sopan kepada Jennie , karena ia tidak ingin di anggap kinerja nya jelek hanya karena tidak sopan kepada pasien ataupun anggota medis yang lain. atau dia tidak akan mendapatkan nilai bagus dan tidak lulus akan lulus kuliah
"Ah iya , saya Dokter Jennie Ruby. pindahan dari New Zealand !! mohon kerjasama nya"jawab Jennie memberikan senyum terbaik yang ia miliki , karena Dokter magang di hadapan nya ini pantas di perlakukan dengan baik pula. karena tadi ia sudah bertanya dengan sopan pada dirinya
"Ah.. , kebetulan sekali saya langsung bertemu dengan anda Dokter. begini Dokter Jennie , Professor Budi memerintahkan anda untuk menemui nya di Ruang Operasi sekarang juga. untuk tempat nya akan saya antar kan ke sana"ucap Dokter magang tersebut membuat Jennie cukup terkejut , karena pasal nya ini adalah hari pertama nya bekerja. tapi dia di suruh langsung menangani pasien di ruang operasi
Sungguh di luar dugaan , fikir Jennie seperti itu.
"Baiklah , tolong antarkan aku ke sana"sahut Jennie membuat Dokter tampan itu mengangguk dan menuntun Jennie ke Ruang Operasi
Sesampainya Jennie dan Dokter magang itu di depan Ruang Operasi , terlihat hanya ada Tania di sana karena Jarwo sudah berangkat ke Jepang saat subuh tadi.
Kali ini Tania benar-benar merasa takut akan kehilangan , ia takut tidak akan bertemu lagi dengan putri nya. benar , Lisa kembali kolaps dan kini kanker yang ada di dalam tubuh nya mulai menyebar dengan cepat dan merusak organ lain. yang mana.. , kali ini tengah menyerang organ hati.
Untuk itu Professor Budi langsung memerintahkan Dokter magang bawahan nya untuk menunggu Jennie di lobi dan membawa nya untuk segera ke Ruang Operasi , karena Professor Budi tidak yakin bisa menangani operasi besar ini dengan baik ataupun tidak. karena ia cukup tidak percaya diri
Karena posisi kanker yang tengah menggerogoti hati itu posisinya tak jauh dengan jantung , dan menurut Profesor Budi. hanya Jennie saja yang bisa melakukan operasi ini karena gadis bermata itu sudah pernah menangani kasus pasien yang seperti ini
"Dokter , tolong selamatkan putri kami di dalam sana. tolong buat dia tetap hidup di sisi kami"mohon Tania dengan penuh harap dan berlinang air mata , ia sungguh berharap Dokter cantik yang katanya hebat di hadapan nya ini dapat membuat putri nya hidup dan terlepas dari Kanker tersebut.
"Saya tidak bisa janji Nyonya , tapi saya akan kerahkan semampu yang saya bisa untuk menyelamatkan putri anda. untuk sekarang ini berdoalah kepada sang maha kuasa untuk kesembuhan putri mu "kata Jennie sebelum akhirnya ia pamit masuk ke dala Ruang Operasi bersama dengan Dokter magang tadi , sementara Tania kini mulai sedikit tenang mendengar ucapan Jennie tadi dan mulai pergi ke Mushola Rumah Sakit ini untuk Sholat Sunnah sekaligus berdoa untuk kesembuhan Lisa yang berjuang di dalam sana.
"Ya Allah.. , hamba sebenarnya malu meminta dan bersujud di kaki mu lagi. entah sudah berapa banyak dosa yang telah ku perbuat selama ini , tapi hamba memohon dengan sangat kepada mu ya Rabb. tolong selamatkan lah putri hamba , tolong berikan dia kesempatan lagi untuk hidup bahagia bersama dengan kami ya Allah. hamba janji akan menjadi ibu yang baik untuk dia dan juga anak hamba yang lain yaitu Vero ya Allah , hamba juga meminta kepada mu untuk kesembuhan putri hamba Lisa ya Allah. angkat lah penyakit nya , jauhkan lah dia dari marabahaya ya Allah. jika perlu tukar saja nyawa ku dengan nya , hamba siap jika harus mati sekarang. asalkan putri hamba selamat ya Allah. hamba mohon ya Allah , tolong kabulkan permohonan hamba ini. amiin"ucap Tania dengan khusu' setelah ia selesai melaksanakan Sholat Sunnah , setelah itu ia kembali lagi ke Ruang Operasi berharap operasi di dalam sana berjalan dengan lancar.
**********
Di dalam ruang Operasi , Jennie baru saja bersiap setelah ia selesai mengganti baju dengan jubah operasi. ia menatap wajah Lisa sejenak lalu menoleh ke arah Suster di samping nya
"Apa organ hati yang baru sudah benar-benar cocok dengan pasien?"tanya Jennie kepada Suster yang kebetulan berada di samping kiri nya , ia harus benar-benar memastikan organ baru itu cocok atau belum. sebelum benar-benar memotong hati Lisa
"Sudah Dokter , kami sudah melakukan pemeriksaan lebih lanjut. dan semua nya sudah cocok , bahkan untuk persediaan darah juga sudah kami siapkan"jawab Suster tersebut dengan tegas membuat Jennie mengngguk mengerti , dan mulai membedah tubuh Lisa.
"Pisau bedah"pinta Jennie yang langsung di lakukan dengan cepat oleh Suster dan memberikan nya kepada Jennie
"Gunting"ucap Jennie lagi setelah dada Lisa sudah terbuka lebar , ia meminta gunting untuk memotong organ hati dengan hati-hati , lalu memindahkan nya ke wadah yang sudah Suster siapkan . sementara Professor Budi tengah membantu nya untuk menjepit bagian dalam organ agar tidak ikut rusak saat pengambilan organ hati tadi
Tak lama setelah itu Jennie mengambil organ hati yang baru , dan mulai menyambungkan hati tersebut ke organ tubuh Lisa yang lain dengan hati-hati. takut terjadi kesalahan fatal , tapi untungnya di melakukan nya dengan baik hingga operasi ini berjalan dengan cepat.
"Selesai , Professor. bisa tolong anda jahit bekas operasi ini. biar saya saja yang akan menyampaikan kabar gembira ini kepada keluarga pasien "kata Jennie membuat Dokter Budi mengangguk menyanggupi permintaan Jennie tadi , setelah itu Jennie pergi keluar dan melepaskan masker yang ia kenakan di wajah nya.
"Dengan keluarga pasien"Tania langsung mendekat setelah ia sadar akan keberadaan Jennie di dekat nya
"Saya ibu nya Dok , jadi bagaimana keadaan anak saya di sana. dia baik-baik saja bukan?"tanya Tania dengan cemas membuat Jennie tersenyum tipis lalu mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan yang di lontarkan Tania tadi padanya
"Operasi nya berjalan dengan lancar Nyonya , namun. kita tidak harus tetap waspada , Karena Kanker itu bisa saja menggerogoti organ tubuh yang lain"seketika dunia Tania hancur seketika
"Ya Allah.. , putri ku'
Dan hari itu , akan menjadi hari paling bersejarah karena Tania menangis dan meraung-raung bagai orang gila. takut kehilangan Lisa untuk selama-lamanya