Chereads / Berharga / Chapter 4 - Aqila

Chapter 4 - Aqila

*****

Sebuah motor terparkir rapi di depan book store terlaris di daerah kota Jakarta ini. Tidak lain adalah motor milik Rina. Mereka segera membukakan helmnya dan menyimpannya baik-baik di atas motor. Dengan semangat, Rina segera berlari masuk ke dalam toko bukunya itu, ia lengak-lengok mencari keberadaan buku yang dicarinya itu, dari rak satu sampai rak ujung, ia susuri sampai menemukan yang ia inginkan. Berbeda dengan Mela, ia yang tengah sibuk memandang ruangan minimalis bergaya eropa di hadapannya. Buku yang rapih tertata di rak susunnya, miniatur klasik pun ikut dipajangkan disamping rak nya, sungguh enak untuk dipandang. Mela suka itu, suka dengan suasana toko buku ini. Tak sengaja Mela menemukan seorang anak yang kesusahan meraih buku di rak keduanya itu. Mela akhirnya mendekat dan menghampiri anak tersebut.

"Butuh bantuan?" tawar Mela sembari senyum mengarah kepada anak perempuan itu.

"Jika tidak keberatan, boleh ka" seru anak kecil berwajah manis itu.

Dilihatnya, buku yang Mela ambil berjudulkan CARA MEMBUAT RUMAH .sontak Mela dibuat kaget dengan pilihan anak ini. Ia semakin ingin tau apa maksud dari keinginan anak ini memilih buku tersebut. Kemudian Mela segera memberikan buku itu dan bersikap seolah ia tidak kaget dengan judul buku yang ia lihat. Mela pun bertanya

"Adek, namanya siapa sayang?" tanya sopan Mela pada anak kecil tersebut

"Namaku Aqila Putri Prasetyo kakak"ucap anak kecil tersebut

"Wah nama yang cantik" puji Mela

"Kesini sama siapa sayang?"tanya hati-hati Mela

"Sendiri ka" jawab Aqila

Mela kaget dengan pernyataan bahwa anak ini sendiri pergi ke toko buku yang jaraknya mungkin jauh jika harus ditempuh dengan jalan kaki.

"Memang rumah kamu dimana dek?" tanya Mela

"Rumahku dekat ko kak, rumahku di sebrang sana" seru Aqila "Lain kali kalo ingin kesini jangan sendiri ya dek, bahaya loh banyak orang jahat" perintah Mela baik-baik "Iya kak, habisnya qila bosen di rumah sendiri" gerutu Aqila "Memangnya kamu tinggal dengan siapa sayang?" tanya Mela hati-hati, takut jika pertanyaannya nanti ada yang menyinggungkan. "A.. Aku tinggal bersama ibu dan ayah juga adik" ungkap Aqila terbata "Kakak boleh tanya de?" tanya Mela "Tentu boleh ka" sahut Aqila "Kenapa kamu beli buku ini? Kenapa gak cerita dongeng Cinderella ata sang kancil gitu" tanya hati-hati Mela "Mm, karna aku sayang keluargaku juga teman-temanku. aku ingin suatu hari nanti menjadi seorang arsitektur, biar nanti aku bisa membuatkan rumah besar untuk keluargaku untuk teman-temanku yang tidak punya rumah" semangat Aqila bertubi-tubi. "Wah hebat, semoga impianmu kelak akan tercapai ya de, yaudah boleh kakak mengantarmu pulang?" tawar Mela "Beneran kakak mau nganterin pulang qila?"senang Aqila "Iya soalnya kakak khawatir lihat kamu harus nyebrang sendiri pulang jalan kaki" seru Mela "Yaudah ka ayo" ajak Aqila "Yaudah sini bukunya biar kakak yang bayar, qila tunggu dulu di sini ya, kakak mau nyamperin dulu temen kakak di sana" perintah Mela "Baik kak" seru Aqila Aqila Putri Prasetyo merupakan perempuan kecil yang masih berumur 6 tahunan. Ia tinggal di daerah Mahkota Indah. lokasinya tidak jauh dengan book store ini. Namun, kali ini Mela merasakan khawatir kepada anak yang masih kecil sudah berani kesana kemari sendiri tanpa pengawasan orang dewasa. "Ayo qila kita pulang sekarang" ajak Mela pada aqila "Mel, lo kenal dia dimana ko bisa ajak anak itu?" tanya Rina penasaran.

" tadi anak ini beli buku sendirian, gue ga tega kalo anak ini pulang sendirian takut ada apa-apa di jalan" seru Mela

"Yaudah kalo gitu ayo dek,"ajak Rina senang

"Terimakasih kakak"jawab Aqila

Mereka pun segera beranjak dari book store tersebut, kemudian Mela segera menaikkan anak kecil itu bergantian menaiki motor Rina. Motor mulai melaju dengan arahan komando dari Aqila. Menyusuri gang-gang sempit yang padat dengan orang lewat. Orang-orang yang sedang menjemur pakaian pun marah ketika motor kami melewati dan tengah menerbangkan satu pakaian milik orang tersebut. Kami sontak kaget dan meminta maaf sambil keadaan motor melaju. Tawa yang tiada henti antara aku dan Rina. Kaget dengan kejadian menerbangkan pakaian orang tersebut. Sungguh gang ini penuh dengan stories. Kemudian Aqila menyetopkan motor Rina yang setengah melaju pelan. Dengan mendadak, Rina mengerem tiba-tiba. Karna telat mendapat intruksi dari Aqila, setengah terpental mereka kedepan bertubrukan punggung.

" Argghhhh " gerutu Mela dan Rina

"Maaf kak" ucap Qila

"Ya gpp" jawab Mela

"yeah akhirnya sampai juga, terimakasih kakak-kakak cantik, semoga kalian cepet dapet jodoh" ucap Aqila sambil terkekeh.

"Wah bener-bener ni bocah, udah tau jodoh-jodoh han" cerca Rina

"Iya-iya aamiin qila makasih banyak doanya" seru Mela

"Rumahmu mana dek" tanya Rina

"Itu kak" tunjuk Qila pada Rina dan Mela

Mereka menoleh ke arah tangan Qila yang menunjuk rumahnya. Dilihatnya rumah tersebut yang kumuh, kecil namun masih terlihat rapih. Rina kaget melihat rumah yang di arahkan Qila padanya. Takjub dan tidak percaya apa yang tengah dilihatnya sekarang. Ada rasa iba pada diri Mela, pun pada Rina. Namun ada rasa bangga yang mereka saat ini rasakan.

"Kak,, kak" panggil Qila

"Ehh i-iya dek maaf kakak tadi lihat ada lebah" ucap Rina padanya

"Kenapa kak rumah Qila jelek ya?" tanya Qila murung

"Enggak dek,, rumah kamu Bagus. Lebih Bagus dari kami kok" shut Mela tiba-tiba

"I-iyah betul dek Bagus" ucap Rina malu

"Mm makasih kak Mela. Dan kakak cantik. Mau masuk dulu?" tawar Qila

"Mm kayanya gak hari ini deh, kami mau pulang dulu karna hari udah sore dek. Lain kali ya" sahut Mela

"Kita janji, nanti kesini ko" ucap Rina menawarkan

"Benarkah?" tanya Qila senang

"Iya dek" sahut Rina

"Makasih kakak sudah mau mengenal Qila" sedih Qila

"Sama-sama, kita kan teman sekarang" ucap Rina

"Yaudah kalo gitu, kami pamit pulang dulu ya, salam buat ibu bapak kamu Qila" ucap Mela

"Siyap ka makasih tumpangannya" jawab Qila senang

"Sama-sama" jawab Mela dan Rina bebarengan

Rina pun segera membalikkan arah motor dari halaman kecil rumah Qila dan mulai menyalakan motornya .Mela pun segera menaiki tumpangannya. Mereka kini tengah melaju dan melambaikan tangan perpisahan pada Qila yang memandang dari belakangnya. Wajah Qila yang senang dengan kehadiran dua insan yang baik hati itu, telah mengganggap Qila sebagai teman barunya. Membuat Qila merasa masih disayangi orang-orang disekitarnya. Terimakasih yang hnya bisa diucapkan Qila dalam hatinya, dalam ucapnya.

"Semoga kalian bahagia kak. Terimakasih" suara parau dari Qila yang tengah menatap kehilangan jejak motor Rina dan Mela