Selesai sholat jumat, Radit mengendarai mogenya untuk pergi mencari beberapa keperluan. Ia pun pergi ke supermarket terlengkap langganannya.
Sesampai di sana, ia langsung memarkirkan mogenya.
Ia pergi mencari pembatas buku, stapler, pulpen dan beberapa alat tulis lainnya.
"Mbak, pulpen airnya yang itu 1 box ya.." ucap Radit pada penjaga.
"Baik mas.." penjaga itu pun mengambil pulpen yang diminta Radit.
"Mbak, pulpen warnanya dong yang itu .." ucap seorang perempuan.
Penjaga itu pun mengambilkannya dan memberikannya pada perempuan itu.
'Kayak kenal suaranya deh..' Batin Radit. Ia pun menoleh ke asal suara.
"Ini mbak pulpen warnanya.." ucap penjaga itu.
"Makasih.."
"Anin?!" kaget Radit pada saat melihat Anin di sampingnya.
"Eh.? Pak Radit... Ngapain?" tanya Anin.
"Ah ini saya beli keperluan kantor. Kamu sendiri?" tanya Radit.
"Kantor? Bapak kan dosen.." tanya Anin bingung.
"Hmm bisa kita ngobrol sebentar di cafe depan?" tanya Radit.
Anin sedikit berpikir.
'Wah kebetulan kan gue mau bantuin Vio.. Pas banget.. Boleh juga..' Batin Anin.
"Boleh pak.. Yaudah saya ke kasir dulu ya pak bayar belanjaan.." ucap Anin.
"Belanjaan kamu kasih ke saya aja biar sekalian saya bayar punya saya."
"Eh gak usah pak.. Ini banyak banget entar ngerepotin bapak."
"Gak apa-apa.. sesekali boleh dong.."
"Beneran gak apa-apa pak? Saya gak enakan?"
"Ya Allah iya gak apa-apa.. Gak usah diganti lho ya kayak yang di kantor polisi itu.."
"Heheh iya pak makasih banyak lho.. Bapak baik banget sama saya.."
"Harus kalau itu.."
"Heheh..."
"Yaudah siniin biar saya bayar.." ucap Radit mengambil keranjang belanjaan Anin.
"Hmm saya tunggu di depan ya pak.."
"Ok."
Radit pun ke kasir dan membayar semua belanjaan Anin. Penjaga tadi, merasa iri dengan Anin.
'Enak banget sih jadi dia... Ketemu cowok udah ganteng, tajir, baik lagi... Ihhh gue kapan??' Batin penjaga itu.
Setelah membayar semuanya, Radit membawa belanjaan itu ke luar.
"Nih, nin udah saya bayar..." ucap Radit menyerahkan kantong belanjaan Anin.
"Makasih banyak ya pak.."
"Iya sama-sama.. Jangan sungkan sama saya.."
Anin tersenyum.
"Hmm mau makan di mana pak?"
"Rumah kamu kan gak jauh dari sini, gimana kalau saya anter kamu pulang dulu setelah itu kita makan bareng?"
"Hmm gak bolak-balik jadinya pak?"
"Gak kok.."
"Yaudah kalau gitu pak.. Bapak ikutin motor saya ya..."
"Ok bos.."
"Heheh..."
........
Hanan pun ke luar dari mesjid setelah selesai sholat jumat.
Ia berjalan sendirian menuju sabhara.
Andre yang melihat Hanan pun segera mensejajarkan langkahnya dengan Hanan.
"Nan.." ucapnya saat posisi keduanya sejajar.
"Eh ndre..."
"Lo hebat lho nan nasehatin si Reno tadi.."
"Hebatnya?"
"Si Reno sholat jumat tadi.."
"Masa sih.? Gue gak lihat.."
"Yeee dia di sebelah gue.."
"Alhamdulillah deh kalau gitu ndre.. Itu artinya Allah masih sayang sama dia makanya dia dapet hidayah dan akhirnya sholat."
"Iya Alhamdulillah nan... Allah turunin hidayah buat dia melalui lo.. Alhamdulillah banget gue.. Semoga bisa semakin baik deh dia ke depannya."
"Aamiin... By the way kenapa dia bisa sampai kayak gitu ndre?"
"Awalnya dia itu baik banget nan... Rajin sholat malahan. Tapi, semenjak dia ditinggal nikah sama mantannya, dia berubah seratus delapan puluh derajat nan.."
"Lho kok bisa ditinggal nikah gimana ceritanya?"
"Jadi, dia sama pacarnya itu LDR selama 3 tahun kalau gak salah. Nah, mereka udah merencanakan pernikahan di tahun depan, eh tahunya pacarnya selingkuh sama seorang dosen. Akhirnya mereka putus dan pacarnya itu nikah sama dosennya. Alasan pacarnya selingkuh karena dia gak kuat LDR sama si Reno.. Katanya dia juga butuh pacar yang nyata, bukan via online. Dia butuh perhatian, bukan sekedar pertanyaan soal kabar yang disampaikan melalui sosial media. Dia bosen ngejalanin semuanya. Eh kebetulan ada seorang dosen, ganteng, yang ngedeketin, mereka saling curhat, sering ketemu dan akhirnya timbul perasaan. Reno terbuang, hubungan mereka selesai. Miris banget kan?"
Hanan pun teringat akan Anin setelah mendengar cerita Andre.
'Reno yang pacaran 3 tahun aja bisa gagal nikah karena LDR.. Apa kabar sama gue yang gak ada status apa pun sama Anin? Dan sekarang kita harus lost contact.. Apa bisa gue dan Anin bersatu sementara komunikasi di antara gue sama dia udah gak terhubung? Gue bener-bener takut.. Semoga nasib hubungan asmara gue gak seperti Reno.. Semoga lebih baik ya Allah...' Batin Hanan cemas.
Melihat Hanan yang melamun, Andre pun melambaikan tangannya di depan wajah Hanan.
"Woi nan! Kenapa lo? Kok melamun?" tegur Andre. Hanan pun tersadar dari lamunannya.
"Eh? Gak apa-apa ndre... Miris ya sama hubungannya si Reno.. Kasihan gue.." ucap Hanan.
"Iya gitulah... LDR itu susah nan.. Cuma bisa dilakuin sama orang yang setia dan tulus. Gak gampang lah.."
"Iya gue tahu ndre... Lo sendiri gimana?"
"Ya gak gimana-gimana. Gue ngejomblo aja.. Jodoh pasti bertemu kok nan... Yang penting gue doa, usaha. Udah cukup.."
"Lo ada gak naksir sama salah satu polwan kita?"
Andre pun tersenyum malu.
"Ada nan wkwkwk..." bisik Andre.
"Wah bagus itu... Kejar terus sampai dapat.."
"Hahah siap lo doain aja gue... "
"Siap... Gue doain tahun depan lo nikah." ucap Hanan semangat.
"Aamiin ya Allah.." ucap Andre menengadahkan doa.
"Hahah... Semangat banget lo.."
"Yaiya gue udah hampir 30 tahun ini..."
"Biasa.. Polisi nikah tua gak masalah.. Istrinya bakal lebih mudah kok wkwk.."
"Kalau dapet, kalau gak?"
"Ya dapet lah.. Makanya berdoa.."
"Selalu nan... Tapi seumuran juga gak apa-apa sih kalau gue yang penting seiman, baik, setia.."
"Setuju!"
.......
Anin dan Radit tengah berada di sebuah cafe saat ini.
"Jadi, bapak selain jadi dosen, bapak juga CEO perusahaan?" tanya Anin setelah mendengar penjelasan Radit.
Radit mengangguk.
"Yups... Saya sudah lama menjadi CEO. Saya memutuskan menjadi dosen juga karena saya ingin berbagi ilmu. Jadi ilmu yang saya punya tidak stuck di saya saja nin.."
"Masya Allah bagus banget itu pak.." ucap Anin terharu.
"Iya nin.. Karena bagi saya, sebaik-baik manusia adalah yang paling banyak memberi manfaat ke pada manusia lain."
"Bener itu pak setuju saya... Untuk apa kita pintar,kaya tapi kita gak bermanfaat? Kayak semuanya itu sia-sia aja pak ... Gak bisa mendatangkan kebaikan dan manfaat..."
"Iya nin.. Itulah kenapa saya mau menjadi dosen... selain itu, saya juga ingin menjemput jodoh saya.."
Anin yang sedang meminum jusnya pun tersedak.
"Uhuk uhuk...." batuk Anin.
"Pelan-pelan minumnya nih.." peringat Radit.
"Iya pak kaget saya.." ucap Anin.
"Kenapa kaget?" tanya Radit sambil tertawa kecil.
"Ya lucu... Emang bapak yakin bakal ketemu jodoh pas jadi dosen?"
"Yakinlah orang jodoh saya udah ada di depan mata saya..."
"Uhuh uhuk uhuk..." batuk Anin lagi.
"Ya Allah nin pelan-pelan.. Keselek lagi kamu kan... Mbak, air mineral satu ya.." ucap Radit pada pelayan. Tak lama, pelayan itu membawa air mineral.
"Nih, minum.. Lain kali hati-hati.." Radit menyerahkan sebotol air mineral itu pada Anin. Anin pun menerimanya dan meneguknya.
"Huuh... Makasih pak.."
"Iya.. Jangan semangat banget nin.."
"Bapak lagian ngagetin saya mulu pakai bilang segala jodohnya udah di depan mata. Mana pak? Orang saya gak lihat ada orang di belakang saya.."
"Ya kamu orangnya.."
"Ngaco.."
"Beneran.."
"Ohiya pak... Saya mau bahas soal Vio dong.."
"Dia minta tolong kamu untuk bantu dia supaya gak ngulang mata kuliah saya?"
Anin mengangguk.
"Gak bisa. Dia sudah sangat kelewatan." ucap Radit.
"Tolong dong pak.. Kasihan dia.. Jangan gitu dong pak.." bujuk Anin.
"Dia aja gak peduli sama kamu Anin.. ngapain kamu peduliin dia??.." ucap Radit.
"Maksud bapak apa?" tanya Anin bingung.
"Suatu saat kamu akan mengenal siapa teman kamu itu.." ucap Radit lalu berlalu pergi.
......
Hola!!
Mohon maaf karena membuat kalian menunggu... Akhirnya author update lagi!!
Wish you like it...
Jangan lupa comment, review, dan powerstone!!
Thank You for reading❤❤❤