"Laa... ilaha illallah..." ucap Anin membantu Zivan melafalkan kalimat tersebut.
"Laa...ilaha.. illallah.." ucap Zivan. Setelah selesai mengatakan kalimat terakhir itu, Zivan langsung tak sadarkan diri. Matanya telah terpejam.
"Paman...."lirih Aurora yang baru saja tiba di sana, melihat kejadian itu dan berdiri mematung.
Wilbert menoleh pada suara Aurora yang menatap ke arah Zivan dan Anin dengan mata yang berkaca-kaca.
Anin menggeleng tak percaya.
"ZIVAN!!!!!!!" Teriak Anin disertai isak tangis.
"Zivan... hiks.. bangun Ziv.. bangun... tolong, kamu jangan bercanda, Ziv... Zivan.. hiks... saya yakin bahwa kamu kuat.. kamu kuat.. kamu gak mungkin meninggal.. enggak Zivan.. hiks.." Racau Anin disertai isak tangisnya.
Ia memeluk tubuh Zivan yang sudah tak lagi berdaya.
"Maafkan saya.. hiks.. maafkan karena saya sudah membuat kamu menjadi seperti ini.. kamu harus mati karena menolong saya.. maafin saya.. hiks.." ucap Anin terisak.