Chereads / Seven Krystal Of Life / Chapter 9 - Bagian Delapan

Chapter 9 - Bagian Delapan

__o0o__

Lanjut kepada Yovanka si perempuan cantik kita yang sekarang tengah sibuk berbicara dengan pasien nya yang mengalami depresi karena suatu hal yang menganggu . dan juga Kenzie Vicenzo yang terus melihat perempuan itu dari balik kaca transparannya .

Kenzie Vicenzo baru saja selesai dengan pasien terakhirnya beberapa menit yang lalu dan sekarang dia tidak tahu harus bagaimana . daripada bingung lebih baik dia melihat Yovanka sambil mempelajari bagaimana dia mengatasi pasien itu , dia mungkin bisa mempelajarinya .

"Bisa kau ceritakan masalahmu…? tidak apa tenang saja aku akan mendengarkan mu" ucap Yovanka lembut dengan senyuman lebar diwajahnya , tanpa dia sadari Kenzie melihatnya yang seperti itu membuatnya juga ikut tersenyum .

Laki-laki tampan itu terus melihat Yovanka hingga tidak dia sadari Yovanka sudah selesai dengan perbincangannya dengan pasien . Yovanka yang mengantar pasien itu hingga pintu ruangannya lalu kembali masuk keruangan miliknya dan dia mendapati Kenzie yang tengah tersenyum kearahnya .

Yovanka mengerutkan keningnya saat dia melihat dokter magang itu tersenyum selebar itu , dia tidak pernah melihat Kenzie tersenyum seperti itu . perempuan itu menghampiri Kenzie Vicenzo membuat laki-laki itu sadar dan segera mengalihkan pandangannya .

"Kau sibuk?" tanya Yovanka saat berhenti didepan Kenzie , dan laki-laki itu berpura-pura untuk memeriksa komputernya , tapi anehnya komputer itu mati membuat nya terlihat semakin bodoh dimata Yovanka , tapi juga….lucu?

"T-tidak aku tidak ada pasien , ada apa memangnya?" tanya Kenzie gugup , dia tidak melihat kearah Yovanka sama sekali dan masih fokus dengan berkas didepannya dan juga tangan yang mengetik di keyboard yang komputernya masih mati?

"Kau itu bodoh atau bagaimana? lihatlah di depanmu , kkk komputer mu itu mati dan kenapa kau mengetik di keyboard yang sudah diketahui kalau komputernya mati…? itu membuatmu terlihat seperti orang bodoh saja" ucapan Yovanka berhasil membuat Kenzie menoleh ke komputer itu dan benar kata perempuan itu , Kenzie menepuk dahinya sambil merutuki dirinya yang sudah terlihat seperti orang gila .

"Kau mau apa kemari? hanya untuk mengejekku begitu?!" tanya Kenzie dengan nada sedikit dinaikkan , Yovanka yang awalnya tertawa mengganti wajahnya menjadi datar dan menatap Kenzie dengan tatapan yang sulit diartikan .

"Ya! tidak usah menaikkan nadamu! , awalnya aku hanya ingin mengajakmu minum kopi tapi kau malah seperti ini? membuatku semakin membencimu saja kau tahu!" ucap Yovanka kesal , laki-laki itu sedikit merasa bersalah saat mendengarnya .

Yovanka hendak pergi tapi dengan cepat Kenzie menarik lengan perempuan itu kuat sampai dia terhuyung hingga dia menabrak badan laki-laki itu , bahkan Kenzie saja langsung memeluk perempuan itu . Yovanka hanya mematung saat laki-laki tampan itu memeluknya secara sengaja atau tidak sengaja dia tidak tahu .

"Maaf…, aku tidak bermaksud membentak mu , kau tahu aku senang melihatmu tersenyum dan entah kenapa itu membuatku juga tersenyum , aku tidak tahu maksudmu datang jadi maafkan aku" ucap Kenzie pelan , bukan ucapan melainkan seperti bisikan…. mungkin?

Sebenarnya Kenzie tahu isi pikiran Yovanka tapi tidak sekarang , anehnya entah kenapa dia tidak bisa membaca pikiran Yovanka saat dia sedang memeluknya seperti ini . pelukan hangat dari perempuan yang dia benci karena sikapnya yang sedikit cuek dan dingin .

"Baiklah aku memaafkan mu , tapi—bisa kau melepaskan ini? aku sedikit sesak" Kenzie segera melepaskan pelukan itu dan menatap Yovanka biasa , Yovanka hanya bisa menghela nafas sebanyak mungkin , jika boleh jujur dia nyaman dipelukan laki-laki itu tapi dia terlalu erat .

"Jadi bagaimana? apa tawaranmu mengajakku minum kopi itu masih berlaku?" tanya Kenzie dan Yovanka menoleh kearahnya , detik berikutnya dia mengangguk yang sukses membuat Kenzie tersenyum

__o0o__

Giliran pasangan tertua kita Zaidan dan Agatha , keduanya tidak berada dirumah sakit tapi mereka sekarang tengah merayakan ulang tahun direktur rumah sakit di sebuah restoran . lebih tepatnya di restoran milik teman Agatha berada , Benar! di restoran milik uri Lucy~ kita .

Agatha tengah termenung di meja yang dia duduki , entah kenapa dia bosan berada disini , Lucy juga tidak ada disini karena ada pelayan yang mengatakan dia pulang lebih awal . dia memutuskan untuk keluar dan duduk di kursi depan restoran .

"Huh…aku bosan sekali" ucap Agatha sembari menghela nafasnya

Beberapa menit kemudian Zaidan yang keluar dari restoran karena sudah tidak kuat dengan beberapa dokter dan pegawai rumah sakit perempuan yang mengajaknya bicara . dia melihat sosok laki-laki cantik yang tengah duduk , entah apa yang merasukinya Zaidan tersenyum saat melihatnya .

Laki-laki tampan itu menghampiri Agatha dan duduk disebelahnya membuat Agatha sedikit kaget , tapi detik berikutnya Agatha tidak peduli . Zaidan hanya bisa diam saja sambil memandang langit , dia merindukan kerajaan diatas sana tapi dia juga tidak boleh kembali .

"Kenapa kau ada diluar sini?" tanya Zaidan dan Agatha menoleh kearahnya dengan senyuman tipis diwajahnya , perempuan itu sedang senang saat ada orang yang bertanya .

"Aku hanya ingin pulang kerumah , didalam sangat membosankan lebih baik aku pulang dan tidur saja" jawab Agatha tanpa menoleh kearah Zaidan , laki-laki tampan itu terkekeh dia baru tahu kalau Agatha bisa semalas ini .

"Kenapa kau tidak tidur saja , kemarilah aku menyumbangkan pundak ku untuk kau tiduri" ucapan Zaidan sukses membuat Agatha menoleh cepat kearahnya dengan mata yang membola , dia terkejut tiba-tiba Zaidan seperti ini .

"Tenang saja aku bukan orang jahat" tangan Zaidan menyandarkan kepada Agatha di bahunya dan anehnya perempuan ini tidak menoleh dia malah mematung saat sudah di posisi seperti itu .

Ditambah lagi Zaidan yang menarik pinggang ramping Agatha agar mendekat lagi kepadanya , Agatha tidak bisa apa-apa dia hanya diam mematung seakan tubuhnya disihir oleh sesuatu . hingga tangan Zaidan merangkulnya dan menepuknya perlahan .

Seperti sebuah sihir yang membuat Agatha tenang dan sedikit memejamkan matanya . Zaidan lagi-lagi hanya bisa tersenyum disaat perempuan disebelahnya ini sudah tertidur pulas hanya dalam hitungan tidak sampai 5 menit .

__o0o__

"KAKAK! AKU PULANG!!"

Perempuan cantik kita sekarang baru saja memasuki rumahnya dengan suasana hati yang baik , entah kenapa sejak laki-laki bernama Kenzie Vicenzo itu memeluknya dia menjadi lebih senang dan juga tenang

Yovanka pulang lebih larut malam ini , sekarang pukul 11 malam bisa dibilang hampir tengah malam . tapi disaat dia masuk dia melihat kelima kakaknya yang tengah termenung di ruang tamu dengan wajah yang lesu dan juga sepertinya mereka memikirkan sesuatu hingga melamun .

"Kak ada apa?" tanya Yovanka yang khawatir dengan kelima kakaknya yang seperti ini , perempuan itu segera menghampiri Bella dan duduk tepat disebelah perempuan tersebut

"Kak Shabilla …., dia pingsan sama seperti kami dulu , dia sekarang berada di kamarnya . kami bingung harus bagaimana" ucap Bella yang sukses membuat Yovanka kaget , Shabilla? sekarang dia yang menjadi seperti ini .

Perempuan itu beranjak dari duduknya dan pergi ke kamar kakaknya tersebut , baru saja masuk dia langsung memeriksa leher kakaknya itu dan benar sekali dugaannya ada kalung itu lagi tapi warnanya berbeda , itu berwarna hijau .

Dan sebuah ukiran gelombang sudah muncul di pundak kanan Shabilla dengan lambang sebuah rubah . Yovanka mulai merasa aneh dengan semua ini . setelah memeriksanya perempuan itu segera pergi ke kamarnya untuk mencatat hal itu .

Semenjak kejadian itu Yovanka mencatat semua hal aneh yang terjadi kepada enam kakak laki-lakinya itu . mulai dari kalung yang berwarna , hingga ukiran gelombang dan juga tato yang bergambar bermacam-macam jenis hewan .

"Ini aneh sekali…, apa aku harus mencari di internet?" dengan segera perempuan itu membuka laptopnya dan menulusuri tentang kalung kristal dan ukiran yang tiba-tiba muncul di tubuh para kakaknya

Keberuntungan sedang berpihak pada Yovanka sepertinya , perempuan itu menemukan artikel yang didalamnya terdapat foto kalung yang sama persis seperti milik kakak-kakaknya . dia mulai membaca semua isi artikel itu hingga dia mengingat sesuatu .

'Diamond Kingdom…..'

__o0o__

Sudah 2 hari sejak Shabilla pingsan dan sekarang laki-laki itu sudah sadar beberapa jam yang lalu , dan juga ini hari kedua setelah Yovanka pergi keluar kota untuk menemui klien . semua kakak-kakaknya juga harus bekerja hari ini termasuk Shabilla , laki-laki itu memaksa untuk bekerja karena dua sudah tidak masuk selama dua hari .

"Kalau ada apa-apa segera hubungi kami Shabilla , kami tidak ingin ada yang terjadi padamu" ucap Agatha sembari menyendok sarapannya dan diangguki oleh Shabilla , dia cukup khawatir karena Shabilla yang paling lama sadar .

"Kak dimana Yovanka?" tanya Shabilla , mereka semua lupa untuk memberitahu Shabilla kalau adik perempuan mereka itu tengah berada di luar kota untuk bekerja

"Dia harus menemui kliennya di kota Busan dan juga dia langsung pergi tengah malam saat dia baru saja pulang dari rumah sakit" jawab Lucy setengah khawatir , Shabilla mengangguk mengerti mendengarnya

Dan setelah sarapan dengan perbincangan singkat itu mereka pergi bekerja , mereka tidak bisa meninggalkan pekerjaan mereka karena mereka hidup hanya dengan uang itu meskipun Bella uangnya segunung mereka tidak mau merepotkan Bella .

__o0o__