Hari semakin malam. Semilir angin malam di tengah kota metropolitan itu membuat Melodi merasa nyaman. Menatapi langit yang gelap tanpa bintang seperti akan hujan, dengan tubuh yang masih bertengger nyaman di sepeda yang berjalan membuatnya merasa nyaman dan tenang. Gadis itu merentangkan tangannya yang masih memegang dua bingkisan belanjaan. Belanjaan yang tidak terlalu berat karena keduanya hanya menggunakan sepeda, tidak akan tahan bila mengangkut belanjaan bulanan. Hanya belanjaan untuk keperluan memasak makan malam.
Melodi memejamkan matanya tanpa rasa takut, menikmati angin malam yang mengibar-ngibarkan pakaiannya. Sementara lelaki yang ia cintai itu tengah sibuk mengayuh sepeda dengan tatapan lurus ke depan.
"Pegangan, Mel. Nanti jatuh," ujar Dareen pada istrinya itu.
"Aku mau nikmatin angin ini dulu, Mas. Jarang-jarang kita kayak gini, aku seneng banget!" seru Melodi dari belakang.