Wanita itu berlari kencang keluar dari kantornya, melewati jalan raya yang cukup ramai tanpa aba-aba. Melupakan bahwa dirinya hanya mempunyai satu nyawa. Satu orang yang di tujunya sekarang, seorang wanita yang 'tak lain adalah rekan kerjanya yang tengah makan siang di Ampera seberang jalan sana. Anis.
Tin!
Tin!
Tin!
"Woi! Neng! Sayang nyawa dong! Gak lihat orang mau lewat apa!" bentak seseorang yang tiba-tiba me-rem mendadak ketika Melodi berlalu.
Melodi tidak peduli, bahkan langkahnya sedikit lagi sampai di Ampera itu.
"Nis! Gue pinjem motor lu!" seru wanita itu ketika sampai di hadapan Anis yang terlihat terperangah.
Nafas Melodi bahkan tersengal-sengal, bersamaan dengan wajahnya yang sudah acak-acakan karena kalut akan kenyataan yang didapat. Beberapa kali Melodi menghapus air matanya yang sialnya tidak hentinya mengalir keluar.