"Huft ... hampir aja," ucap lega wanita itu ketika duduk di kursi kerjanya sambil melirik jam tangannya yang masih tersisa dua menit lagi.
Kring ...!
Kring ...!
Kring ...!
Baru saja mendesah lega tiba-tiba telepon kantor itu berbunyi, menandakan si bos menelepon. Melodi sontak meraih teleponnya, mengangkat telepon yang sudah pastinya penting itu.
"Hallo, Pak. Ada apa?" tanya Melodi berusaha selembut dan sehormat mungkin.
"Ke ruangan saya sekarang." Itu adalah suara Reyhan, seseorang yang membuat Melodi harus bangkit lagi dari rasa penatnya.
"Baik, Pak," balas Melodi sopan lalu segera menutup teleponnya. Wanita itu bangkit dari duduknya lalu berjalan pelan menuju pintu kaca ruangan Reyhan.
Srak!
"Ini adalah dokumen terkait tentang perusahaan ternama di Indonesia. Saya rasa kamu cukup mengenal siapa pemegang perusahaan ini."
Melodi terlihat bingung, namun menoleh ke arah meja di mana baru saja atasannya itu melempar lembaran kertas di atas benda kaca tebal itu.