Dareen menggeram kesal, berjalan cepat lalu melayangkan satu bogeman di tulang pipi Reyhan hingga membuat lelaki itu terhuyung ke belakang. Sudut bibir lelaki itu terlihat sobek dan berdarah.
Reyhan mengusap bibirnya pelan lalu melihat darah segar yang ternyata sudah mengalir dari sudut bibirnya.
Setelah puas Dareen langsung pergi dari sana, merendam sisa emosinya yang kian menggebu. Mata lelaki itu bahkan masih nyalang saat ini.
"Pecundang sepertimu akan mendapat balasan yang lebih dari ini Tuan Oliver Aldari!"
Dareen tidak peduli lagi, membuka kasar pintu kaca itu lalu pergi dari sana. Tanpa menghiraukan tatapan penasaran orang-orang terlebih lagi istrinya yang juga merasakan ada yang tidak beres sekarang.
Melodi sontak berjalan cepat memasuki ruangan Reyhan, syok menemukan atasannya itu yang berdiri menunduk dengan tangan yang masih mengusap lukanya.
"Pak, apa anda baik-baik saja?" tanya wanita itu khawatir.
"Saya gak apa-apa, kamu bisa keluar sebentar?"