Melodi kembali menangis di dalam kamar, mengingat tentang pertunangan Dareen membuatnya semakin bersedih. Hingga pada detik ini pun ia masih tidak dapat memahami dirinya sendiri.
Sebenarnya sejak kemarin pun ia sudah curiga tentang perjodohan itu, mengingat semakin banyaknya orang-orang yang berbelanja online di masa pandemi karena kesulitan keluar, membuatnya merasa ada kejanggalan.
"Kenapa gue goblok, sih!" desisnya kembali menyalahkan diri sendiri yang dengan mudahnya percaya, kalau Dareen telah menyuntikkan dana pada perusahaan ayahnya.
Andai saja ia tidak sebodoh ini, mungkin saja ia tidak akan pernah bertemu dengan Dareen, mungkin saja ia tidak se-menyedihkan sekarang, dan mungkin saja Dareen hanya akan menjadi penguntitnya.
"Kenapa lagi coba gue nangis?! Hiks ... hiks kalau tunangan ya tunangan aja! Hiks ... hiks ... ngapain coba pake disebar-sebarin segala?! Biar apa? Hiks ... mau buat gue cemburu? Hiks ... hiks ...," kesal gadis itu dengan menangis di dalam kamar.
***
