Melodi berjalan pulang sembari memegang payung yang baru saja ia beli. Tadi memang ia sangat menikmati hujan, tetapi itu hanya gerimis. Berbeda lagi sekarang, yaitu hujan deras. Sehingga memaksakan Melodi untuk membeli payung di pertengahan jalan.
Langkah kaki itu membawa tubuh ringkih sang gadis melewati jalan yang sepi, jalan menuju rumahnya yang mulai menggelap.
Apakah Dareen menjaganya juga kali ini? Apakah ia melihat Melodi dari jauh agar sang gadis sampai di rumah dengan selamat? Tetapi kenapa rasanya sepi sekali. Seperti hanya Melodi sendiri yang ada di jalan itu.
Bodoh sekali, semuanya tidak mungkin. Mana mungkin setelah semua yang gadis itu lakukan padanya, dengan mudahnya lelaki itu masih mau menjaga Melodi dari jauh. Gadis bodoh, untuk apa pula ia memikirkan hal yang tidak masuk akal itu.
Tapak demi tapak sepatu cantik itu memijak air hujan yang menggenang di jalan, hingga tepat di saat pekarangan rumah itu terpijak, matanya membulat lebar.