Chereads / Kau Nakhodaku dan Aku Penumpangmu / Chapter 22 - Melodi cemburu?

Chapter 22 - Melodi cemburu?

Tersadar dari lamunannya, Melodi sontak menggeleng kuat lalu segera belajar. Untuk apa ia memikirkan lelaki itu, harusnya ia fokus untuk merintih masa depannya dari sekarang, berhenti menunda kesuksesan dengan mengingat-ingat masa lalu.

Lagipula mengingat Dareen sama saja ia mengharapkan lelaki itu untuk meneleponnya dan memberinya semangat.

Tiga puluh menit berlalu Melodi segera menghentikan belajarnya, dibukanya ponselnya untuk mengecek grub chat kelas.

Patiran (IPS pintar dan dermawan)

@Renata

WhatsApp Gaess! Pada kemana nih? Sepi banget, kumpul" warga Patiran!

@Daniel

Wahai adinda, terimalah seonggok cinta suci ini dari kakanda♡

@Candra

Maaf kakanda, adinda tidak mau menerima onggokan cinta dari playboy cap kaki tiga

@Daniel

Dahlah males, lu salah" naskahnya

@Caca

Setelah membaca grub chat ini saya memutuskan keluar dan memukul siapa saja yang lewat

@Daniel

Weh Caca comeback! Tumben Ca!

@Renata

Kalian ngapa sih?! Disuruh ngumpul malah ngegay

@Daniel

Syutt diem kau beruk! Kita gak kawan Renata kan Ca!

@Caca

Dahlah gak seru, sepi pun

@Candra

Eh jangan pergi lah, Ca. Sepi nih ....

@Renata

WOI! ADA GOSIB TERBARU!

@Dandra

Hah?

@Lisa

What happen?

@Celsi

Gosib apa?

@Daniel

Giliran gosib baru ngumpul

Syutt diem, belajar kalian para orang"| bodoh, besok ujian

@Daniel

Eh, masih ujian ya. Gue kira besok kita nikah, Mel wkwkwkk

Atas nama Tuhan Yang Maha Esa, ku| kembalikan ciptaanmu yang biadab ini ke neraka

@Candra

Hahaha

Selalu ramai tetapi membosankan, membuat Melodi menutup ponselnya setelah meninggalkan grub chat itu. Gadis itu bosan, matanya bahkan tidak bisa tertidur.

Ia berjalan pergi keluar kamar, mengambil sepedanya yang sudah beberapa bulan ini tidak ia gunakan. Setelah mengambil sepeda dari garasi mobil Reno, gadis itu langsung mengendarainya keluar komplek di tengah malam. Ia ingin mencari angin segar malam ini, rumahnya terasa pengap baginya. Membuat pikiran gadis itu semakin berkecamuk.

Sembari tangan satunya memegang stang, Melodi memakaikan tudung hoodienya ke kepalanya. Sehingga rambut hitam legam gadis itu tidak keliatan. Kali ini ia keluar tidak memakai hijab, hanya training dan hoodie biru langit kesayangannya.

***

Di sinilah Melodi sekarang, di atas jembatan beton yang mulai sepi karena hari yang semakin malam dan semilir angin malam yang menyejukkan kulit. Tumbuhan di sekitar wilayah itu terlihat bergoyang mengikuti arah angin berhembus, bahkan langit beberapa kali menampakkan kilatnya. Menandakan hujan sebentar lagi akan turun. Sementara hal itu tidak menggoyahkan Melodi sama sekali untuk pergi dari tempat bertenggernya di pembatas jembatan. Melodi tetap pada posisinya, dengan tangan menyandar di pembatas besi  jembatan sambil memakan jagung bakarnya yang masih hangat. Jagung yang sempat ia beli di pinggir jalan tadi. Sementara sepedanya ia parkirkan di tepi jembatan, sehingga tidak mengganggu pengendara untuk lewat.

Melodi menatap fokus air sungai yang menggelap, sesekali menggigit bagian kecil jagungnya. Semakin dingin suhu udara semakin sering pula gadis itu bergidik kedinginan.

Pikirannya kalut sekarang, terus membayangkan masa lalu bersama Dareen dan berakhir rasa nyilu di hatinya. Entah apa penyebab nyilu itu, padahal gadis itu berani bersumpah bahwa ia sama sekali tidak mencintai Dareen. Tetapi mengapa ia merasakan gelenyar aneh di hatinya setelah melepas Dareen?

Ckit!

Tiba-tiba saja terlihat mobil berhenti di dekat sana, tetapi hal itu sama sekali tidak menggoyahkan hati Melodi untuk pergi bahkan menoleh untuk melihat siapa gerangan. Meskipun itu seorang penjahat, Melodi tetap tidak memedulikannya.

Melodi terus saja menatap sungai yang lumayan lebar itu, hingga tiba-tiba suara seseorang muntah ke arah sungai menyadarkan Melodi dari diamnya.

Melodi menoleh, melihat perempuan dengan pakaian sexy yang lebih tepatnya dress itu memuntahkan semua isi perutnya ke arah sungai. Jarang mereka hanya empat meter, membuat Melodi tidak berselera melihat cairan putih yang keluar dari mulut perempuan itu.

Gadis itu berdecak kesal, lalu membuang jagungnya yang masih tersisa separuh. Baiklah, mungkin inilah jalan satu-satunya yang membuat gadis cantik itu untuk kem ali ke rumahnya. Melodi ingin berjalan menuju sepedanya, namun ....

"Hati-hati, ayo bersihin wajah kamu dulu," ucap seseorang yang baru saja keluar dari mobil sambil membawa tisu untuk perempuan tadi.

Melodi berhenti melangkah, ia bersumpah tidak salah mendengar tadi! Suara itu benar-benar mirip sekali dengan suara lelaki yang barusan ada di pikirannya tadi.

Perlahan gadis itu menoleh lagi ke samping, seketika ia tercengang. Badannya bahkan sudah membeku di tempat.

Mata gadis itu membulat, masih tidak berkedip walau angin malam sudah semakin kencang. Hatinya terasa diremas, melihat lelaki yang 'tak lain adalah Dareen tengah merangkul seorang perempuan yang tampak tengah mabuk. Perempuan itu bahkan hanya menurut pada Dareen, mengelap mulutnya dengan tisu pemberian Dareen.

Mata bulat itu mulai berkaca-kaca, sudah penuh dengan cairan asin yang siap sebentar lagi akan menetes. Melodi menunduk, lalu mengelap kuat-kuat cairan asin yang sudah meluncur itu. Merutuki dirinya yang dengan bodohnya rela mengeluarkan butiran kristalnya demi manusia brengsek didepannya itu.

Melodi berjalan menuju sepedanya, mengayuhnya agar segera pergi dari sana.

Sementara Dareen yang keliatan membantu perempuan di rangkulannya untuk berdiri itu sudah berbalik ingin menuju mobilnya.

Melodi mengayuh sepedanya melewati presensi Dareen dan perempuan 'tak dikenal itu. Tanpa melirik sedikitpun pada mereka berdua.

Akibat angin yang terlalu kencang, tudung hoodie di kepala Melodi tanpa di sangka-sangka turun. Menampakkan wajah cantik gadis itu yang rambutnya terlihat digerai, bahkan angin tersebut membawa rambut itu keluar dari balutan hoodienya. Memperlihatkan semakin jelas wajah sempurna si gadis.

Menyadari ada sepeda yang lewat, Dareen reflek menoleh melihat siapa yang lewat di jalanan sepi ini.

"Melodi?" gumamnya termangu di tempat.

"Ayo anterin aku pulang, Reen," pinta perempuan yang masih berdiri di rangkul Dareen.

Sontak Dareen langsung mengangguk dan buru-buru membawa perempuan yang sudah oleng itu ke dalam mobil.

***

Di lain tempat, Melodi masih diam sambil mengayuh sepedanya, memikirkan hal tadi saja sudah membuatnya kesal.

"Dareen kunyuk sarap! Temen apanya sampe ngajak mabuk bareng segala! Haram jadah! Dasar manusia sok suci! Temen kok sampe rangkul-rangkulan segala. Coba aja sama gue, sok banget pake minta maaf segala kalau kesentuh sedikit," kesal gadis itu, mungkin jika di sana ada Dareen sudah habis kena sentil mulut gadis tersebut.

Melodi sungguh kesal mengingat hal tadi, apalagi mengingat ternyata perempuan yang dirangkul lelaki itu adalah Ena. Gadis yang diakui temen kuliah lelaki itu.

Entahlah apa yang terjadi pada Melodi sehingga membuatnya marah-marah begini. Bahkan tanpa ia sadari mulutnya sedari tadi melontarkan kata-kata kasar. Omelannya 'tak henti-henti, bahkan hingga ban sepeda itu menyentuh pekarangan rumahnya. Melodi terus mengomel seperti rapper ternama yang tengah menyanyikan liriknya.

Apakah mungkin Melodi cemburu?

TBC.