Melodi berhenti melangkah menuju mobil, menghembus nafas kasar sambil tertunduk. Wajahnya kembali tegak, melirik ke samping.
Tampak seseorang tengah berlari ke-arahnya, seorang siswa lelaki yang keliatannya lebih muda darinya. Atau bisa jadi adik kelasnya, mungkin.
Setibanya lelaki muda itu ke-hadapannya, Melodi hanya diam. Menatap datar lelaki itu.
"Ini, ada surat dari temanku." Anak itu menyodorkan secarik kertas yang membuat Melodi memutar malas bola matanya malas.
"Buang saja, bilang aku sudah menerimanya."
Lelaki muda itu sontak melongo, hampir terkejut dengan bahasa Melodi yang terkesan tidak kasar. Berbeda dari brandal pada umumnya. Dan yang membuatnya kagum adalah dari sekian banyaknya siswa sekolah yang memanggil dirinya sendiri sebagai 'Gue', Kakak tingkatannya itu justru memilih menggunakan bahasa 'Aku' untuk dirinya sendiri. Benar-benar jauh dari kata brandal. Baru saja pakaian yang membuatnya heran dan sekarang beralih lagi ke bahasa. Apakah ini yang namanya brandal yang hijrah?
"Tapi ini penting katanya, ketua kelasku yang memberi."
Melodi mendengus kesal, lalu mengambil surat itu. "Siapa yang memberi surat?"
"Temanku."
"Namanya bego!" ingat, berubah tidak semudah yang kalian bayangkan. Kebiasaan gadis itu mengumpat tidak sepenuhnya hilang, sekali-kali tetap ia keluarkan ketika emosi. Tetapi tidak untuk becanda.
"Oh, Rangga."
"Rangga kelas sepuluh atau sebelas?"
"Sepuluh, Kak."
"Anak baru, pantas nekat. Tau aku siapa?" tanya Melodi mengetes lelaki di depannya.
"Kak Melodi Auristela, kelas dua belas, gadis tercantik di sekolah kata Rangga," jawabnya tanpa ditambah-tambah.
"Terus?"
"B-brandal sekolah juga," jawab lelaki itu tertunduk takut, memang benar Melodi berubah. Tetapi aura mengintimidasi yang menakutkan itu masih sama, membuat siapa saja takut berada di dekatnya. Kecuali keluarganya dan orang-orang terdekatnya.
"Sudah-sudah, kamu masih ada kepentingan dengan dia?" Tiba-tiba Dareen datang memotong percakapan mereka.
"Enggak, Kak. Itu aja kok ...."
"Ya sudah, sana pulang," ujar lelaki itu membuat anak muda itu mengangguk lalu pergi dari sana.
"Surat dari siapa?"
"Entah," jawab Melodi masuk ke dalam mobil. Dareen yang ditinggal hanya menatap heran lalu menggeleng.
Di dalam mobil Melodi membaca surat tersebut, tidak ada yang menarik di sana. Tidak sepenting yang dikatakan adik kelasnya tadi. Dengan malasnya gadis itu membuka kaca mobil lalu membuang surat tersebut disaat mobil yang dikendarai sudah berjalan.
"Kenapa dibuang?" tanya Dareen penasaran. Kira-kira apa sebenarnya isi surat itu, dan apa yang membuat mood gadisnya ini menjadi buruk?
"Gak penting," jawab Melodi mengambil handset lalu memakainya. Dibukanya ponselnya dan mulai mencari lagu boyband korea Bangtan Sonyeondan yang berjudul Butterfly. Lagu yang kini menjadi lagu favoritnya.
Dareen pasrah, mood gadisnya sekarang benar-benar buruk. Hingga dengan teganya ia meninggalkan pembicaraan mereka dengan menyumpal telinganya menggunakan handset.
***
Sepulang mengantar Melodi, Dareen buru-buru pergi ke tempat di mana Melodi membuang surat tadi. Ia sungguh penasaran dengan isi surat itu. Sesampai di sana, tepatnya di jalan raya itu Dareen berjalan ke sana-ke mari mencari surat yang dibuang Melodi tadi. Jalan raya itu cukup ramai, membuat Dareen agak frustasi mencari secarik kertas di tempat yang lumayan bahaya itu.
"Dimana sih?!" gerutunya mengusap kepala gusar. Lelaki itu beranjak mengecek beberapa pohon yang ditanam di pinggir jalan kota itu, dan ... ketemu!
Dengan tidak sabaran lelaki itu menggapai kertas yang terselip di akar pohon. Segera dibukanya surat itu untuk membaca kata demi kata di dalamnya.
♡♡♡
Archimedes dan Newton 'tak akan mengerti medan magnet yang berinduksi di antara kita
Einstein dan Edison 'tak sanggup merumuskan E=mc2
Ah tak sebanding dengan momen cintaku
Pertama kali bayangmu jatuh tepat di fokus hatiku nyata, tegak, diperbesar dengan kekuatan lensa maksimum
Bagai tetes minyak milikan jatuh di ruang hampa
Cintaku lebih besar dari bilangan avogadro … walau jarak kita bagai matahari dan Pluto saat aphelium
Amplitudo gelombang hatimu berinterfensi dengan hatiku
Seindah gerak harmonik sempurna tanpa gaya pemulih
Bagai kopel gaya dengan kecepatan angular yang 'tak terbatas
Energi mekanik cintaku 'tak terbendung oleh friksi
Energi potensial cintaku tak terpengaruh oleh tetapan gaya
Energi kinetik cintaku = -mv~
Bahkan hukum kekekalan energi 'tak dapat menandingi hukum kekekalan di antara kita
Lihat hukum cinta kita Momen cintaku tegak lurus dengan momen cintamu Menjadikan cinta kita sebagai titik ekuilibrium yang sempurna
Dengan inersia 'tak terhingga
'Takkan tergoyahkan impuls atau momentum gaya
Inilah resultan momentum cinta kita…
Rangga, X-IPA 1
♡♡♡
Dareen meringis geli membawa isi surat cinta itu, "Menggelikan, mentang-mentang anak IPA semuanya isi materi sekolah dibawa-bawa."
Meski begitu, tetap saja ada sedikit rasa cemburu, tetapi juga bangga karena Melodi yang acuh pada lelaki lain yang mengungkapkan perasaan padanya. Itu tandanya gadis itu menjaga perasaannya untuk Dareen? Tapi bukankah tadi Melodi juga mengacuhkannya? Atau memang karena mood gadis itu sedang buruk makanya ia mengacuhkan pernyataan cinta ini dan juga dirinya? Dan jangan-jangan jika moodnya sedang baik Melodi akan baper dan langsung menyimpan dengan baik kertas itu?
Dareen cepat-cepat menggeleng kepalanya tidak setuju dengan pemikiran seperti itu. "Aaah! Mana mungkin dia begitu," ucapnya menepis pikiran konyolnya.
***
Malam yang membosankan, Melodi duduk di kursi belajarnya sambil membaca pesan di grub chat kelasnya. Ramai sekali, membuatnya bingung membaca satu persatu.
Patiran (IPS pintar dan dermawan)
@Nina
Tiga hal yang paling tidak terasa cepat habis?
@Dandi
Duit
@Daniel
Waktu
@Lisa
Peniti kerudung! Padahal beli tiga lusin, tapi tadi pagi tinggal 6 biji. Perasaan gak gue cemilin!
@Renata
Lisa gue banget!
@Rena
Lagi apa gaess?
Lagi memasuki fase dimana main hp| bosen, main sosmed bosen, ngapain aja
bosen.
Mau males aja sampe males|
@Daniel
Ngelawak lu?
Enggak, berak|
@Rena
:V
@Daniel
Candra mana? Kok dua doang lakinya?
@Celsi
Menyimak dengan estetik:)
@Dandi
Candra dari tadi ngetiknya kagak selesai"
@Candra
Gue kalo ngetiknya lama itu karena lagi cari emoticon tapi gak nemu" anjir
@Lisa
Pftt ngakak:v
@Renata
Kalo angka belasan misalnya "1 1" dinomor telepon itu dibaca sebelas atau satu-satu?
Dibaca per-angka, jadi satu-satu|
@Daniel
Aku sayang ibu
@Dandi
Dua dua, juga sayang ayah
@Candra
Tiga tiga sayang dianggep kakak
Satu dua tiga, kita temenan aja|
Setelah membalas percakapan tersebut, Melodi segera menutup tab grub chat lalu meletak ponselnya di atas ranjang. Gadis itu mulai berdiri dari duduknya untuk berjalan ke kamar mandi untuk menggosok gigi.
Setelah selesai melaksanakan kegiatannya, ia langsung berbaring di kasurnya menyambut mimpi.
TBC.