Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

PENGUASA CAHAYA KEHIDUPAN

🇮🇩Zee_Jofany
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.9k
Views
Synopsis
Seorang manusia pilihan dikirim ke bumi melalui sebuah telur emas yang ditemukan oleh pria bernama Franky, di dalam sebuah gua tua yang letaknya berada di bawah gunung Perawan. Lokasi misterius yang akan mematikan semua fungsi semesta, di mana anomali suhu akan terjadi di sana. Pria itu datang berkat mimpi-mimpi aneh yang mengganggu sejak tiga tahun sebelumnya. Naga Emas, Kalajengking Putih, Ular Hitam, dan Serigala Perak merupakan penjaga gua tersebut. Ketika sang terpilih berhasil dikeluarkan dari asalnya, empat penjaga pun akan memasuki raga-raga pilihan masing-masing. Sang Ratu akan dilahirkan bersama para pengawal setia, berbaur bersama manusia demi menjaga dunia. Penguasa cahaya kehidupan akan menjadi penghambat datangnya fitnah akhir zaman, ia terpilih sebagai sosok paling cerdas dalam mengatasi setiap permasalahan dunia. Namun, ketika Tuhan mengirim satu belati terbaiknya, saat itulah Iblis mencetak tandingan paling mematikan. Keduanya akan dipertemukan sebagai lawan seimbang. Bertahankah dunia dari guncangan dua kekuatan maha dahsyat yang akan menghancurkan sebagian besar darinya? Siapa yang akan sanggup mempertahankan dunia ketika manusia sudah berada di ambang sekarat? Sang Penguasa Cahaya Kehidupan atau Pengendali Kegelapan?
VIEW MORE

Chapter 1 - Dongeng Cahaya Abadi (Prolog)

Niat saya menulis dokumen ini bukan untuk diterbitkan melainkan sebagai koleksi pribadi sekaligus penyampaian akan ketertarikan saya terhadap suatu hal yang bersifat tidak biasa jika diukur dengan kehidupan normal. Namun, saat tulisan mulai tersusun, saya mulai mempertimbangkan kemungkinan bahwa akan ada seseorang yang menemukannya. Oleh karena itu, meskipun dokumen ini bersifat sangat rahasia, tetapi tak dapat dihindari bahwa catatan ini juga sebagai pengakuan tentang diri saya yang memang sejak lama sangat mengagumi alam selain alam manusia.

Tunduk kepada khayalan dan mengikatkan diri semata-mata pada kecenderungan akal serta tanpa adanya pengetahuan terhadap sesuatu yang tak diketahui adalah jalan menuju kesesatan. Untuk itulah saya menulis semua ini berdasarkan sebuah mimpi yang menurut saya adalah sebuah gambaran dari dunia gaib, tentunya petunjuk dari Tuhan.

Jika ternyata karya saya ini menghibur serta menarik bagi siapa pun yang membaca, saya berharap mereka akan memahami serta mengerti jalan pemikiran saya dan menjadikan catatan ini sebagai warisan dari generasi ke generasi.

Demian Kurniawan

Jumat, 11 Januari 1991

***

CAHAYA ABADI

Sejak kecil saya memang sangat tertarik dengan alam gaib, terlebih dengan hal-hal yang berbau magic. Mungkin karena hal itulah membuat saya merasakan keadaan di sekeliling selalu terasa ganjil, kehadiran makhluk-makhluk yang berbeda alam dengan saya. Hingga ketertarikan terhadap alam gaib jauh lebih besar dibanding dengan keingintahuan saya tentang perkembangan teknologi atau masalah yang lainnya.

Dongeng ini mengenai saya pribadi, perjalanan hidup sebenarnya tanpa rekayasa atau pun hasil karangan sebuah pemikiran. Semua yang tertulis murni pernah terjadi, pernah saya alami dan benar-benar menimpa kehidupan saya. Pengalaman yang membuat saya berani berdongeng, bercerita tentang hal yang mungkin tidak akan pernah bisa dicerna oleh akal normal.

Semua bermula ketika saya dirasuki Iblis, roh jahat yang bertindak di luar kehendak. Dia membuat hidup sangat menderita, berhasil membuat tipuan yang sangat lihai sehingga diri selalu tersiksa. Tubuh hanya boneka di bawah pengaruh sang Iblis, betapa menderitanya saya yang terkadang dibuat menggigil hingga terasa sampai ke tulang. Sepertinya dia hendak membekukan saya.

Masa kecil terasa cepat berlalu dengan kondisi fisik yang kian melemah, hal inilah yang membuat sang Iblis semakin mudah merasuki. Terkadang berpikir untuk membuatnya kelaparan dengan tidak makan seharian dan memukuli diri sendiri menggunakan tongkat kayu, hal ini dilakukan untuk mengusirnya dari tubuh. Sudah mencoba segala cara, bahkan meminta bantuan kepada saudara serta orang tua. Akan tetapi, mereka justru menganggap saya tidak waras. Saya sudah merasa kehilangan seluruh harga diri sebagai manusia, kewalahan menghadapi sang Iblis yang membuat saya merasa hanya sekedar singgah di dunia.

Saat saya berkeluarga serangan Iblis mulai berkurang, tetapi ingatan akan siksaannya tak pernah terlupakan. Hingga suatu malam sang Iblis kembali datang untuk menyiksa saya, dia menetap di perut bawah sehingga di daerah tersebut terasa sangat menyakitkan kemudian merayap naik melewati perut dan kerongkongan menuju tenggorokan. Hal ini tentu membuat lidah saya terjulur kaku, bibir saya bergetar dan mulut saya mengeluarkan busa.

Sang Iblis meledak dalam tawa dan kuku-kuku ditancapkan ke seluruh tubuh. Belatung, cacing, ular dan binatang-binatang melata menjijikkan lainnya muncul di depan saya. Satu demi satu binatang-binatang tersebut mengelilingi, merambati hidung, telinga dan bibir. Baunya begitu sangat luar biasa menyengat, inilah serangan paling mengerikan sepanjang penderitaan yang dilancarkan.

Saat dipermainkan seperti boneka tanpa mampu melakukan perlawanan, tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat keras dari arah pintu membuat pintu kamar terlempar hampir mengenai tubuh yang sudah terkapar tak berdaya. Dari arah pintu terpancar cahaya yang sangat terang, cahaya yang menyilaukan itulah yang menerjang pintu kamar, menyingkirkan reptil-reptil basah yang hendak masuk dan cahaya itu pula yang menghantam Iblis ke luar dari tubuh.

Saya merasakan kekalahan sang Iblis meski tak tampak oleh mata tentu telah musnah oleh cahaya tersebut, tak diketahui dari mana cahaya itu berasal. Saya sudah benar-benar terkulai lemas tanpa tenaga, rasa-rasanya mau mati saja. Perlahan cahaya itu meredup dan dalam kedipan mata telah menghilang, tetapi pintu kamar tetap terlepas dari tempatnya. Setelah itu saya sudah tak bisa mengingat apa-apa lagi.

Saya kira semua telah berakhir, tetapi justru saya ditarik ke alam mimpi, saya dituntun ke sebuah goa, tempat yang sangat asing bagi saya karena belum pernah mengunjunginya. Goa yang sangat mencekam, apakah cahaya itu adalah jelmaan Iblis lain yang akan mempermainkan saya? dengan langkah tertatih-tatih saya menuju mulut goa. Mungkinkah saya telah ditarik ke alam sang Iblis yang jauh lebih mengerikan?

Saya harus membelalakkan mata karena tubuh goa terlilit oleh sesuatu dan sesuatu tersebut ternyata seekor Naga berwarna putih tengah mengawasi penuh kesiagaan. Matanya menyala, menatap tajam ke arah saya yang sudah sangat ketakutan. Tempat apakah ini, kenapa ada monster yang sangat menyeramkan? Mungkin benar dugaan saya jika tempat ini adalah sarang sang Iblis, hanya bisa pasrah dengan apa yang akan menimpa setelah ini. Tak ada yang akan datang untuk menyelamatkan, bahkan cahaya yang mengusir Iblis dari tubuh sekali pun tak akan berhasil.

"Masuklah, Naga ini tak akan menyakitimu." Terdengar suara yang menggetarkan hati saya, semakin gemetar saya dibuatnya. Hanya suara tanpa ada wujud.

Tak akan ada yang percaya jika Naga tersebut mempersilakan masuk dan memberi jalan dengan membuka mulut goa, dengan tenaga yang masih tersisa saya melanjutkan langkah walaupun pada kenyataannya sangat ketakutan, tetapi tubuh seolah disetting untuk mematuhi perintah dari suara tersebut. Untuk kedua kalinya harus meringis ketakutan karena dinding goa dipenuhi dengan Kalajengking. Benar-benar sarang monster dan saya terjebak di dalamnya.

Tubuh saya tak sanggup digerakkan, kaki seolah tertancap di tanah dengan mata menatap tak percaya dengan apa yang tampak di depan mata. Tak hanya ada naga serta kalajengking, di hadapan saya tampak serigala-serigala yang mungkin berjumlah ratusan ekor tengah meringkuk dengan mata mengawasi. Mereka siap menerkam kapan pun mereka mau, mungkin tubuh saya akan tercabik-cabik dan mungkin pula sudah menjadi takdir jika hidup akan berakhir tragis di tempat ini tanpa seorang pun yang akan menemukan sisa tulang belulang.

Saya semakin yakin kalau nasib akan segera berakhir di tempat ini, di belakang pasukan serigala putih terdapat sarang ular. Gerombolan ular berbagai jenis hidup di sana, membentuk bukit ular -menurut penilaian saya-. Tempat ini sudah saya anggap sebagai neraka meski pada hakikatnya tak pernah tahu wujud dari neraka itu sendiri. Tempat ini tak hanya menyeramkan, tapi melemaskan otot-otot serta serasa melepaskan sendi-sendinya.

Naga putih, kalajengking putih, serigala putih serta ular putih yang mampu saya ingat dari sekian banyak hewan-hewan yang terdapat di tempat ini, tak ada satu pun yang tergolong jinak. Mereka ada di sana, mungkin akan mengambil bagian atas tubuh saya. Apa mungkin tubuh sekurus ini mampu memuaskan perut mereka? Jumlah mereka mungkin mencapai ribuan mengingat goa ini terlampau sangat luas dibanding goa-goa pada umumnya, dan saya sudah bisa membayangkan nasib buruk seperti apa lagi yang akan menimpa diri ini.

Seberkas cahaya terang, sangat terang dan jauh lebih terang dibanding dengan cahaya yang menerobos pintu kamar. Sangat menyilaukan mata dan memukau, cahaya yang menumbuhkan harapan dalam batin dan membangkitkan semangat kehidupan di adrenalin. Semangat baru berpacu seiring dengan munculnya cahaya di antara ular-ular yang berkoloni membentuk bukit. Di atas ular-ular tersebut terdapat cahaya sebesar telur ayam, tetapi mampu menyinari seluruh sudut goa.

Cahaya yang kian membesar, semakin lama semakin menerangi ruang dalam goa. Kini seperti bola pingpong beranjak seperti bola basket hingga berhenti seperti bongkahan batu yang berbentuk bulat dengan diameter lima puluh senti meter. Cahaya apakah itu? Tanya ini benar-benar menyerang benak. Cahaya yang begitu indah dan sangat memukau dalam pandangan. Entah kenapa rasa takut dalam diri lenyap sejak kehadiran bola cahaya tersebut.

"Inilah Cahaya Abadi, cahaya pertama yang diciptakan oleh Tuhan untuk menjaga dunia. Cahaya yang tak akan pernah musnah kecuali atas kehendak Tuhan, cahaya yang akan memusnahkan segala angkara murka di atas muka bumi, cahaya inilah yang melepaskanmu dari belenggu Iblis serta memilihmu untuk menemukannya!" Penjelasan kalimat tak bertuan ini cukup membuat saya terlonjak serta terjatuh, hanya sebuah suara yang tak diketahui sumbernya. Suara penuh wibawa, jelas dan tegas menjelaskan secara detail mengenai cahaya yang disebutnya sebagai Cahaya Abadi tersebut.

"Di mana saya dan tempat apakah ini?" Lirih saya memberanikan diri bertanya meski saya tahu ketakutan masih sangat menguasai alam bawah sadar, "apakah saya sudah mati?" Kembali saya berujar dengan sedikit keberanian yang masih tersisa, mata menyapu ke seluruh sudut, mencari sumber suara. Mungkin ada sesuatu yang tengah mempermainkan, seseorang yang tengah bersembunyi di suatu tempat untuk menakuti dan ternyata usaha ini sia-sia karena satu-satunya manusia yang berada di dalam goa ini hanyalah saya seorang.

"Kamu berada di sebuah tempat paling rahasia di atas muka bumi, Iblis pun tak akan menemukanmu. Tempat ini menyimpan sesuatu yang dicari semua makhluk, kekuatan maha dahsyat yang diperebutkan seluruh makhluk dan kamulah manusia terpilih yang bertugas menjaga kekuatan tersebut hingga benar-benar harus menunjukkan kedahsyatannya."

"Kekuatan?" Saya mengulangi kata "kekuatan" karena hal tersebut membuat hati saya sangat takjub, "kekuatan seperti apakah?" lanjut saya yang mulai merasa keadaan sekeliling aman, percaya dengan suara yang menyatakan tempat ini aman dari Iblis. Bernafas lega karena mungkin Tuhan telah menunjukkan belas kasih_Nya.

"Cahaya Abadi, kekuatan yang sesungguhnya. Kekuatan yang akan mengalahkan Penguasa Kegelapan setelah hari kebangkitannya."

"Saya tidak mengerti."

"Kelak saat Bumi telah dipenuhi oleh angkara murka, manusia tak lagi mengingat Tuhan dan tak takut akan dosa. Tatkala manusia lupa akan jati dirinya sebagai makhluk, ketika Iblis telah menjelma sebagai manusia dan menutup hati dengan kegelapan. Di mana kerusakan serta bencana tak terbendung lagi, saat itulah belenggu sang Penguasa Neraka akan terlepas serta para pengikutnya bersatu menciptakan petaka. Kehancuran umat manusia tak bisa dicegah, perbudakan oleh Iblis akan membuat umat Manusia musnah sehingga Bumi akan dikuasai oleh sang Penguasa Kegelapan beserta pengikutnya.

Sudah digariskan oleh Tuhan, bencana ini akan terjadi saat hati manusia dikuasai kegelapan dan hanya sedikit manusia berhati tulus. Saat kebangkitan sang Penguasa Kegelapan tiba, tak akan satu pun makhluk yang mampu menandingi kekuatannya. Dia _Sang Penguasa Kegelapan_ merupakan makhluk istimewa yang setiap permintaannya akan dikabulkan oleh Tuhan. Maka tak heran jika kelak dia akan mengaku sebagai Tuhan."

Sangat mengerikan cerita mengenai sang penguasa kegelapan dan cukup membuat saya tak berani membayangkan apa yang akan terjadi andai kata masa itu benar-benar terjadi, "kenapa tidak dimusnahkan saja makhluk yang hanya akan mengancam keselamatan dunia tersebut oleh Tuhan, bukankah Tuhan yang menciptakannya tentu hanya Tuhan yang mampu memusnahkan?"

"Di sanalah fungsi makhluk ciptaan Tuhan yang dimaksud sebagai Cahaya Abadi, Sang Pencipta tidak mungkin melawan ciptaan_Nya, karena tak ada satu makhluk pun di dunia yang mampu melawan Tuhan. Makhluk harus dilawan oleh makhluk, itulah yang sudah ditentukan. Penguasa Kegelapan sangat menginginkan kehancuran umat manusia karena manusia merupakan makhluk Tuhan paling sempurna, Malaikat pun mengakui hal tersebut.

Hanya sang Penguasa Kegelapan beserta pengikutnya yang tak akan pernah mau mengakui manusia sebagai makhluk sempurna, itulah alasan kenapa manusia harus dimusnahkan dengan cara yang sangat mengerikan. Tak lain sebagai bentuk balas dendam atas pengusiran Tuhan terhadap salah satu Iblis yang disebabkan oleh manusia pertama, dendam tak terlupakan inilah yang menjadi cikal bakal bencana kelak."

"Tuhan telah menjanjikan kiamat dan hal itu memang akan terjadi, bukankah tak ada satu pun makhluk yang mampu mencegah hari itu?"

"Kehancuran yang sejati atas Dunia hanya Tuhan yang tahu, hal itu akan menjadi rahasia Tuhan. Sementara kehancuran untuk memusnahkan umat manusia bukanlah ketentuan Tuhan yang tak bisa dicegah, bencana itu adalah rencana Tuhan yang mungkin bisa dicegah dengan usaha makhluk lainnya. Petaka yang tentu bisa dilawan guna menyelamatkan umat manusia, kaulah salah satu manusia yang akan berperan di dalamnya.

Bawalah serta Cahaya Abadi ini bersamamu, rawatlah dan jagalah hingga saat itu tiba. Cahaya inilah yang kelak akan melawan sang Penguasa Kegelapan, tapi belum tentu mampu memusnahkannya mengingat betapa banyaknya pengikut sang Penguasa Neraka. Misinya memang mengumpulkan pengikut sebanyak-banyaknya guna menjadi temannya kelak di Neraka. Cahaya Abadi adalah tanggung jawabmu, dia yang memilihmu karena ketertarikanmu terhadap dunia selain dunia manusia serta penderitaanmu yang diakibatkan oleh Iblis."

Sejak itulah saya memilikinya, Cahaya Abadi yang kini menjadi dongeng dalam dokumen penting. Tercatat agar kelak tetap terbaca oleh generasi penerus, bagi mereka yang percaya akan dimensi lain. Terhadap makhluk ciptaan Tuhan lainnya, sarang iblis yang gemar menebar teror. Invasi pasukan setan dalam wujud apa pun, bencana alam, wabah penyakit, hingga fitnah lidah keji. Semua akan terjadi di masa depan.

Sambil menunggu itu terjadi, saya akan menyimpan titipan ini. Menjaga dengan taruhan nyawa, dia memilih tentu dengan alasan dan ikatan takdir kuat. Tak mau melepasnya, sejarah akan mencatat. Semoga bencana masih lama dan sekalipun harus terjadi, semoga dimenangkan oleh sang Cahaya Abadi.

Semoga saja ....

***