Chereads / Dendam Masa Lalu (sudah terbit) / Chapter 16 - Terjatuh di Kolam

Chapter 16 - Terjatuh di Kolam

Meningkatkan kemampuan bertarung bukan hanya perlu latihan ekstra, akan tetapi belajar melwan musuh dalam sparing perlu dilakukan untuk mengukur kemampuan kita ketika berhadapan langsung dengan lawan. Selain itu, sparing dapat melatih kecepatan setiap syaraf sensorik kita terhadap rangsangan serangan dari luar. Kita menjadi terbiasa terhadap segala serangan yang diberikan dari luar.

Dua insan saling bertarung satu sama lain, saling menyerang mencari celah kelemahan lawan. Pukulan dan tangkisan saling beradu satu sama lain. Yang satu meyerang yang satu menangkis begitulah yang mereka lakukan. Tempo gerakan mereka lambat laut semakin cepat, menandakan sparing berubah menjadi lebih serius.

Dengan kelenturan tubuh yang pas, terlihat Indah satu sama lain. Mereka bak seorang penari yang menari dihamparan bunga.

Mendapat sedikit celah Akira menendang perut Lia hingga ia terjungkal kebelakang. Senyum sinis menempel pada wajah Akira. Tercetak jelas sebuah kemenangan.

Melirik kesamping Lia dengan cepat menarik pedang yang tersimpan disana, dengan gesit ia layangkan pada Akira. Akira melompat menghindar.

"Kau curang". Ucap Akira yang dibalas senyuman mengejek dari Lia.

Akira terus menghindar dari pedang yang diarahkan terus menerus kepadanya. Melompat keatas, ia menendang tubuh Lia hingga ia kembali terjungkal.

Memanfaatkan waktu yang ada, Akira mengambil pedang yang ada disebelahnya. Ia sadari tadi sengaja menghindar dan membawa Lia kearah tumpukan pedang yang dipajang.

Kini suara aduan pedang mulai terdengar saling melawan satu sama lain. Mendeting bagaikan ketukan alunan musik yang Indah.

Akira tersenyum licik mendapat siasat yang tiba-tiba terlintas dikepalanya. Ia menambah kecepatan dan powernya membuat Liam au tidak mau harus bergerak mundur menghindar sebetan pedang yang terarah pada dirinya.

Akira mengayunkan pedangnya dari bawah keatas, membuat pedang Lia terlempar ke samping. Telat menyadari itu sebuah perangkap. Lia hanya berpijak dengan satu kaki. Sementara kaki yang satunya mengambang di udara. Tidak ingin terjatuh sendiri, dengan cepat ia menarik kerah baju Akira.

Akira terkejut, ia tidak mengira Lia akan berpikir sejauh itu. Dia juga licik sepertinya tidak ingin menderita sendiri. Jadilah mereka berdua tercebur ke dalam kolam.

Bak seperti di film drama yang mereka tonton, keduanya terbawa suasana. Akira yang berada di atas tubuh Lia mendekatkan wajahnya pada wajah Lia. Lia secara spontan memejamkan matanya.

Kali ini bukan hanya kecupan, tapi benaran sebuah ciuman. Ya, Akira mencium Lia dan Lia membalasnya. Keduanya berciuman di dalam kolam. Menakjubkan. Seperti di dalam sebuah drama klausal.

Akira memperdalam ciumannya dengan menarik tengkuk leher Lia. Lia menikmatinya, ada sensasi aneh yang ia rasakan. Tapi ia menyukainya. Dirasa napasnya mulai habis, Lia memukul pelan dada Akira, membuatnya menjauhkan wajah. Ia muncul kepermukaan untuk meraup sebanyak mungkin oksigen.

Setelah itu mereka tertawa bersama. Tidak ada raut penyesalan diantara keduanya, malah mereka terlihat bahagia melakukannya. Sebenarnya tidak masalah bukan, mereka pasangan suami istri, mereka sah.

"Khmm". Sebuah suara berat mengistrupsi tawa mereka. Keduanya menoleh kearah sumber suara yang didapatinya adalah ayah dan ibunya yang sedang bersedekap.

"Mau sampai kapan kalian akan diam disana?". Tanya Minah.

Tanpa perlu menjawab, mereka pun naik dengan dibantu Rahman dan Minah.