Chereads / PRADEWI SHINTA / Chapter 3 - Chapter 2. Pria Mencurigakan

Chapter 3 - Chapter 2. Pria Mencurigakan

"Cih!," ia terlihat geram sambil menggertakkan giginya.

Rama terlihat sangat marah saat melihat tanda yang muncul di dahi Shinta.

Ia berusaha menuntun Shinta untuk duduk di bangku. Tak butuh waktu lama, ia langsung menyentuh dahi Shinta dengan dua jari nya, Rama memejamkan mata dan berdoa. Entah apa yang dirapalkan oleh Rama, tapi setelah dia melakukan hal tersebut, Shinta langsung sadar dan tiba-tiba dia meneteskan air mata!.

Tanpa rasa apapun, tangan Rama tertuju untuk menghapus air mata Shinta. Padahal dia dari dulu sama sekali tidak pernah melakukan hal semacam itu!.

"Eh?, aku menangis?," lirihnya.

"Aku pulang dulu, lain kali kalau kau kelelahan hubungi aku saja," ujar Rama yang membalikkan badannya dan berjalan menuju gerbang.

"Satu lagi, jangan lupa pintunya di kunci," lanjutnya sembari menutup gerbang rumah Shinta lalu pergi dari rumahnya itu.

Shinta hanya berdiri tegap tanpa suara, dia menggembungkan pipinya, gadis itu hanya bingung dan menghembuskan nafasnya sambil memegang dahinya.

"Rasanya... kepalaku tadi seperti pusing sekali, aku tak bisa mengeluarkan kata-kata dalam hatiku. Aku kenapa yaa?, aku cuma bisa memberikan kertas itu tanpa mengucapkan apa-apa..., aku ini kenapa sih!?, aneh uhh!," dia menepuk-nepuk kedua pipinya, Shintapun tak lupa menutup pintu dan mengunci rumahnya.

"Hmm rasanya.. aku pusing dan mual!, aku tadi pulang dan tidak ingat apapun saat dijalan, hhueek masuk angin nih pasti," gumamnya dengan langkah yang terhuyung ke kanan dan kekiri.

"MIIAAAWW!!," suara itu datang dari kamar Shinta, itu adalah kucing peliharaannya yang bernama Ocha!.

"Laah Ocha belum tidur?, ukh kepalaku-," ucap Shinta sambil memegangi kepala bagian kirinya.

"Miiaww miiaww," kucing itu mengeong terus di kaki Shinta. Gadis tersebut langsung menggendong si kucing ke kamarnya.

Setelah meminum obat, dia tertidur lelap hingga pagi hari ditemani sang kucing tercintanya.

***

"Miiaww," Ocha mengeong dan menepuk-nepuk pipi sang majikan.

Gadis itu langsung terbangun dan mengusap-usap matanya.

Terik matahari menembus jendela kamarnya, menyilaukan kedua matanya yang baru saja terbuka.

Ia bangun dari ranjangnya dan merentangkan anggota tubuhnya yang terasa kaku.

"Hmmm jam berapa ini yaa?," ia bergumam sambil menengok jam dinding. Jarum pendek menunjukkan pukul 8 pagi, Shinta langsung terkejut karna dia bangun kesiangan. Ia berlari menuju dapur dan mengambil tas belanja. Harusnya dia dari pagi sudah belanja bahan-bahan makanan ke pasar!.

Shinta sangat terburu-buru, dia sigap berlari ke arah belakang rumah dan mengendarai sepedanya.

Saat dijalan didepan rumah Bi Yum, ia dihentikan oleh lelaki yang sangat Shinta kenal. Siapa lagi kalau bukan Rama si es kutub beratus-ratus minus derajat celcius haha.

"Mas Rama awas, Shinta buru-buru ini!," ujar Shinta yang menajamkan bentuk alisnya.

"Ku antar," ucap Rama singkat.

"Hee?, tumben-tumbenan mau di repotin," gumamnya sembari memiringkan kepala.

"Sini sepedamu, ku antar pake motor aja," lanjut Rama yang menarik kemudi sepeda Shinta. "Lah tapikan," Shinta merasa tidak enak dengan Rama, ia takut merepotkan lelaki itu.

Rama tak menjawab tolakan Shinta, dia langsung mengambil motornya dan menjalankan mesinnya, "tunggu apa lagi?, naik cepat," ucap Rama dengan tatapan dingin.

"Aaaa!!, baiklaaah," riang si Shinta.

Setelah sampai dipasar, Shinta langsung bergegas untuk belanja.

"Gak masuk ke dalem pasar kan?, cuma dipinggiran?," tanya si Rama. "Hmm iya," sahut Shinta, ia langsung berjalan menuju pedagang pasar, tak jauh dari tempat parkir Rama.

Saat ia sedang memilih-milih sayuran, tiba-tiba...

Ada sosok lelaki tak dikenal, membawa kecapi dan mengenakan jaket hitam, gerak-gerik tubuhnyapun sangat mencurigakan.

Diam-diam Shinta memperhatikan orang tersebut. Ternyata, lelaki itu mencoba mengambil dompet seorang wanita paruh baya yang sedang sibuk memilih buah-buahan. Karna tasnya berada dibagian belakang tubuh wanita tersebut, itu adalah kesempatan emas bagi si pencopet!. Apalagi, di sekitarnya sangat ramai dan saling desak-desakan.

Sedangkan Rama, dia masih sibuk dengan ponselnya yang dimiringkan 180%, dia ini sedang sibuk bermain game online!.

Shinta berusaha berjalan menuju pedagang buah, dia berpura-pura berada di samping ibu-ibu tadi. Shinta sengaja menaruh tasnya di belakang juga, dengan tas yang dibiarkan membuka dan terlihat dompet yang dibiarkan saja.

Si pencopet mulai terpancing oleh tas Shinta, dia berpura-pura terdesak dan mendekati gadis tersebut.

Tangan pencopet itu mulai beraksi merogoh ke dalam tas Shinta, sebelum dia mencapai dompetnya. Shinta langsung mengunci tangan si pencopet dengan gerakan silatnya.

"Pencuri," celetuk Shinta yang membuat orang disekitarnya fokus ke dirinya.

Semua orang yang sedang sibuk dengan kerja nya justru teralihkan oleh Shinta.

Pencopet itu hanya menampangkan raut wajah ketakutan.

"Tchih!, dasar cewek lacur," geramnya dalam hati.

"Hmm?, barusan kau bilang apa?," Shinta tau apa yang dikatakan oleh pencopet itu walaupun orang tersebut hanya bergumam didalam hatinya!.

Tak disangka di sekeliling Shinta justru berpikir negatif terhadapnya dan bergumam-gumam sendiri.

"Apa-apaan gadis itu,"

"Bukankah dia pengamen yang sudah biasa ada di daerah sini?,"

"Apa yang dia lakukan...,"

"bikin ribut saja,"

Bisikan-bisikan terlontarkan ke telinga Shinta, dan itu benar-benar menusuk gendang telinganya.

"Tolong, percaya kepada saya!. Lelaki ini, tadi ia berusaha mencuri dompet milik ibu ini!. Saya lihat dengan kedua mata saya!, saya berusaha mengambil alih perhatiannya untuk mengambil dompet saya!," tegas Shinta yang meluapkan amarahnya.

"Apa kamu benar nduk ayu...?," tanya ibu yang ditolong oleh Shinta.

"Mmh, benar saya tidak berbohong!," ucap Shinta sambil menganggukkan kepalanya.

"Cih, apa-apaan kau ini!, aku hanya terdesak oleh ramainya pembeli!, aku tidak mungkin ada niatan seperti itu!, aku ini hanya pengamen biasa yang sudah sering berada di pasar ini!." Gerutu lelaki berjaket hitam itu.

"Iya benar nduk... kamu tolong jangan buat keributan yaa, barangkali kamu kena satpol PP," si pedagang buah langsung menasehati Shinta. Semuanya tidak ada yang percaya terhadapnya. Kecuali....

Puk..

"Sebentar..., apa yang dikatakan oleh gadis ini benar, saya punya buktinya," ucap lelaki tersebut.

"Mm-mas Rama?," kaget Si Shinta yang menengok ke arah pria tersebut.

"Apa buktinya!?," teriak si pencopet.

"Iya apa buktinya?!," teriak beberapa pedagang yang mengikuti apa yang dikatakan oleh pencopet tersebut.

"Saya punya videonya, jika kau pencuri, jika kau tak jujur dan tak meminta ampun oleh apa yang telah kau lakukan, maka... anda akan saya laporkan ke pihak polisi," ancam si Rama dengan penuh ketegasan.

Rupanya, Rama tadi bukan sibuk karna bermain game!, itu hanya pengalihan saja, dia ternyata merekam semua kejadiannya.

"Saya sudah bilang saya tidak mungkin melakukan hal kotor seperti itu!," ucapnya berulang kali.

Rama hanya menghembuskan nafasnya, ia berusaha bersabar, sedangkan Shinta, dia tetap mengeratkan kuncian tangannya agar pelaku tidak dapat kabur dari genggamannya.

Rama langsung memutar video yang menunjukkan aksi kejahatan pria tersebut. Pria pencopet itu hanya bisa gelagapan tak berdaya, dia berusaha menolaknya berulang kali dengan tubuhnya yang gemetaran.

Tiba-tiba dia mengeluarkan cuter dari sakunya dan.....!

Cuplikan part 3

"Siapa yang menyuruhmu?," lanjutnya yang membuat orang-orang di ruangan itu terkejut. Rama kali ini sudah seperti detektif mata-mata!.

"Cih kenapa dia tau?!, jangan-jangan dia juga pengguna ilmu hitam," geram si penjahat di dalam hatinya.