Oleh: Polar Muttaqin
Sementara padang gurun ini dipenuhi begitu banyak ledakan dan proyektil yang berterbangan di mana-mana, Manggala dan Lalita sudah hampir selesai menandai tiap raksasa yang ingin mereka telan.
"Dak? Teh? Mok ke mane?"
Asger bingung melihat kedua rekannya mulai beranjak pergi ke arah timur, sementara dirinya sibuk menusuki Suanggi-Suanggi yang mengenakan helm berbulu tunggal di kepala mereka, para Ksatria.
"Tuan Manggala meminta kami mendatangi lokasi yang di tandainya di sana, abang."
Jawab Dakruo yang seketika menghentikan langkahnya demi menjaga kesantunannya.
"Walah, yowes semenjak badan lo sekarang lagi gak ketutupan sisik, nih biar gue bersihin jalan lo ke sana."
Asger mulai melangkah dengan santainya, memosisikan dirinya dan menghadapkan pandangan dan mata tombaknya ke arah timur.
"Bersihin?"