Oleh: Ghanimah Serenada
"Nah ini nih, uda-uda kuli Sfyra!"
Berlanjut mengikuti urutan kami saat memperkenalkan diri, kini giliran Dakruo yang menunjukkan kebolehannya.
"Ayo Dak!"
Ini mungkin pertama kalinya aku benar-benar melihat wajah Dakruo dengan seutuhnya, ia selalu terlalu tinggi untuk di lihat puncak kepalanya.
Apalagi dengan helm yang seperti sudah menjadi bagian dari kepalanya. Lagi pula pelindung kepala itu terbuat dari sisik kerasnya. Aku bahkan tak ingat muka si Dakruo kayak gimana, entah ada sisik di atasnya atau enggak lupa deh.
Yang jelas saat ini aku bisa memandang dengan seksama tiap sisi bentuk wajahnya. Ia tak terlihat tampan layaknya setiap laki-laki di tim ini, tapi tampangnya cukup menggambarkan kalau dia itu seorang prajurit yang penuh dedikasi.
"Baik, tuan."
Tapi orang ini, ia tak membuka kain pelindungnya sendiri, melainkan ia butuh bantuan teh Sena untuk melakukannya.