Oleh: Manggala Kaukseya
Setelah kartu keanggotaan kami selesai diperbaharui, kami ber-4 segera kembali menuju Tembok Timur tempat kami berjaga sebelumnya.
"Ni, Nya, kalian gak bisa ngangkat kita aja gitu ke sana, jauh banget rasanya…"
"Hah!? Kalo Lalita mah gampang dia tinggal bertengger di seragam kita… kalo kakak!?"
"Iya! Kakak kan berat!"
Dua Phoenix Waraney itu langsung mengoceh setelah mendapat permintaan sederhana dariku. Mau mereka perempuan atau bukan, mereka kan Penempa Bumi, masa mengangkat satu manusia di bawah 2 meter saja gak bisa…
"Kalian ini… jahat juga ya?"
"Lagian kakak kan yang tercepat di antara kita! Kok bisa-bisanya gak mau jalan!?"
Wajah kesal itu tak sedikitpun merenggang seraya mengomeliku. Tapi aku juga tak tahu mengapa, saat ini aku sedang tak ingin menggunakan kakiku.
"Oke oke… kalau begitu kalian juga harus jalan kaki ya…"
"Huft… yaudah…"