Oleh: Manggala Kaukseya
Jam 7 malam, Lavani dan Lavanya datang untuk menikmati makan malam bersama kami. Melihat betapa lahapnya mereka memakan masakan Ghanimah membuatku turut berpikir. Bahkan jika kami membawa gadis itu untuk memasak buat para Waraney, hasilnya pasti tak akan baik.
Jika Ghanimah merusak lidah anak-anak itu hingga hanya puas dengan masakannya, keutuhan tim mereka bisa sangat rusak. Kami harus memikirkan cara lain untuk mengisi perut para prajurit api itu.
"Kak Imah makasih ya makanannya." Lavani dan Lavanya beranjak keluar dari pintu rumah kami, hendak kembali ke kediaman tim mereka.
"Ni, Nya, kalian jadi tidur di sini?"
"Jadi kak, jam 11 ya~"
"Oke."
"Dah~" Mereka berdua pun melambai dan melangkah pergi.
"Ta yuk kita review bocah-bocah tadi."
"Yuk!"