Terlalu banyak hal yang tidak bisa dijawab oleh Asak, pemuda dengan surai pirang dan juga penilik dari sepasang netra sewarna mentari itu benar-benar kehilangan arah. Pertanyaan-pertanyaan yang datang kepadanya terlalu banyak, terlalu sulit, dan terlalu sukar untuk ditemukan jawabannya. Asak terkadang memikirkan bagaimana bisa pemuda biasa sepertinya diperlihatkan hal-hal yang diluar nalar, kejadian yang tidak bisa ditemukan sebabnya, dan juga hidup sebagai Azmata yang gagal.
Dada Asak naik turun, dirinya tetap melihat ke arah sosok berjubah legam dengan aksen emas yang sungguh menawan, sosok itu berdiri tepat di belakang Pembimbing Ya yang sibuk memberikan intruksi pada peserta perlombaan BEKA perihal tata cara mengisi soal yang nanti akan dibagikan. Sungguh Asak tidak bisa mendengar suara dari Pembimbing Ya, ruangnya sangat sepi, dan juga sempit hingga rasanya dirinya akan kehabisan pasokan oksigen beberapa menit lagi.